Berbicara gangguan tidur, mungkin yang langsung terlintas di pikiran Anda adalah insomnia. Padahal, hipersomnia juga cukup sering terjadi, namun banyak yang belum menyadarinya. Sebenarnya, apa perbedaan antara insomnia dan hipersomnia?
Secara sederhana, insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur. Sebaliknya, hipersomnia membuat penderitanya mengalami serangan kantuk secara berlebihan, sehingga sulit untuk terjaga di siang hari dan tidur lebih lama pada malam hari.
Perbedaan Penyebab Insomnia dan Hipersomnia
Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan penyebab insomnia dan hipersomnia:
Insomnia
Insomnia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang merasa kesulitan untuk tertidur, sering terbangun saat tidur, dan bangun terlalu dini. Para penderita insomnia biasanya akan bangun dalam keadaan lelah. Akibatnya, aktivitas sepanjang hari menjadi terganggu.
Berdasarkan intensitasnya, insomnia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Insomnia akut berlangsung dalam jangka pendek, mulai dari satu malam hingga beberapa minggu. Sedangkan insomnia kronis berlangsung lebih lama, yakni tiga malam seminggu, sebulan, atau hampir dirasakan setiap malam.
Ada banyak faktor yang bisa memicu insomnia, antara lain:
- Stres
- Peristiwa traumatis, termasuk Stockholm syndrome
- Depresi
- Gaya hidup yang tidak sehat
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Kebiasaan tidur yang buruk
- Perubahan jadwal tidur, termasuk jet lag, bekerja dengan sistem shifting
Hipersomnia
Hipersomnia merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang merasakan kelelahan dan ingin tidur meskipun sudah tidur dalam waktu cukup.
Kondisi hipersomnia juga terjadi pada sindrom putri tidur dan sekilas mirip dengan narkolepsi. Narkolepsi merupakan kondisi neurologis yang menyebabkan serangan tidur tiba-tiba dan sulit dicegah selama siang hari. Sementara, orang dengan hipersomnia masih bisa menahan rasa kantuknya, meski mereka merasa lelah.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan munculnya hipersomnia adalah:
- Tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur di malam hari
- Pola hidup tidak sehat
- Obesitas
- Depresi
- Gangguan tidur lain, seperti narkolepsi atau sleep apnea
- Riwayat cedera kepala
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Genetik atau keturunan
Perbedaan Gejala Insomnia dan Hipersomnia
Gejala yang ditimbulkan kedua gangguan tidur ini tentunya juga berbeda. Selain sulit tidur pada insomnia dan sering mengantuk pada hipersomnia, berikut adalah gejala dari masing-masing kondisi ini:
Gejala insomnia
Insomnia akan menyebabkan penderitanya kesulitan untuk tidur, biasanya gangguan ini akan disertai dengan:
- Sulit untuk memulai tidur di malam hari
- Sering terbangun di tengah malam atau bangun sangat pagi
- Bangun tidur dengan tubuh yang lelah
- Mengantuk dan kelelahan di siang hari
- Mudah marah, sedih yang berlebihan, dan cemas
- Sulit berkonsentrasi
- Sakit kepala
- Merasa khawatir tentang tidur
Gejala hipersomnia
Sedangkan gejala-gejala yang bisa terjadi pada penderita hipersomnia adalah:
- Merasa sangat lelah sepanjang waktu
- Selalu merasa butuh tidur siang
- Tetap mengantuk meski telah tidur cukup atau dalam jangka waktu lama
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit mengingat
- Mudah marah atau tersinggung
- Sering merasa cemas
- Tidak nafsu makan
Perbedaan antara insomnia dan hipersomnia terlihat jelas dari keluhan dan gejalanya. Kedua gangguan tidur ini tidak boleh diremehkan, apalagi bila sudah berkepanjangan. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami insomnia, hipersomnia, atau gangguan tidur lain, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat.