Sebagian orang dewasa atau anak mungkin merasa tidak nyaman pada pencernaan setelah mengonsumsi susu. Penyebabnya bisa jadi karena dua hal, intoleransi laktosa atau sensitif terhadap susu sapi. Intoleransi laktosa dan sensitif terhadap susu sapi merupakan dua hal berbeda, namun memiliki gejala yang mirip satu sama lain. Simak perbedaan antara intoleransi laktosa dan sensitif terhadap susu sapi berikut ini.
Susu sapi dikenal sebagai sumber protein, lemak, kalsium, dan vitamin D. Kendati demikian, tidak semua orang cocok minum susu. Ada yang merasa mulas dan ada pula yang menunjukkan gejala alergi, seperti gatal-gatal dan bengkak, setelah minum susu. Ada dua jenis kondisi medis yang umum mendasari timbulnya keluhan ini, yaitu intoleransi laktosa dan sensitif terhadap susu sapi.
Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa terdapat dua jenis sapi penghasil susu yang berbeda secara genetik, yaitu sapi A1 dan sapi A2. Protein utama dalam susu sapi adalah kasein dan whey. Variasi genetik A1 dan A2 mengacu pada jenis protein kasein spesifik yang dikenal sebagai beta kasein.
Baik susu dari sapi A1 maupun A2 sama-sama mengandung beta kasein. Namun bila susu dari sapi A1 mengandung beta kasein A1 dan beta kasein A2, susu dari sapi A2 hanya mengandung beta kasein A2 saja. Susu yang mengandung protein A1 diketahui memiliki potensi lebih tinggi menyebabkan masalah pencernaan. Dengan kata lain, sensitif terhadap susu yang dialami banyak orang merupakan sensitif terhadap protein A1.
Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Sensitif terhadap Protein A1
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan mencerna laktosa yang merupakan sejenis gula di dalam susu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya atau bahkan tidak adanya enzim laktase untuk mencerna laktosa di usus halus. Normalnya, laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa yang akan diserap lapisan usus ke dalam aliran darah. Namun, kekurangan laktase membuat laktosa menumpuk di dalam usus, sehingga menimbulkan gangguan pencernaan.
Di usus besar, laktosa akan berinteraksi dengan bakteri, sehingga orang dengan intoleransi laktosa akan mengalami perut kembung atau buang angin terus menerus setelah mengonsumsi susu sapi. Namun, banyak pula orang dengan tingkat laktase rendah yang dapat mencerna susu tanpa masalah. Intoleransi laktosa tidak mengancam nyawa, namun dapat membuat perut terasa tidak nyaman.
Bila pada intoleransi laktosa penyebab gangguan pencernaan adalah gula dalam susu, maka pada kasus sensitif terhadap protein A1, penyebabnya adalah protein beta kasein A1. Beta kasein A1 memang lebih sulit dicerna di usus, sehingga dapat memunculkan gangguan pencernaan. Saat tubuh mencerna protein A1, akan terbentuk zat Beta-casomorphin-7 (BCM-7). Senyawa inilah yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan masalah kesehatan setelah mengonsumsi susu dari sapi A1. Zat ini tidak terbentuk ketika tubuh mencerna susu dari protein A2.
Cara Mengenali Intoleransi Laktosa dan Sensitif terhadap Protein A1
Gejala intoleransi laktosa dan sensitif terhadap protein A1 biasanya muncul sekitar 30 menit setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Gejala yang umumnya muncul, meliputi:
- Mual, biasanya disertai muntah.
- Kram perut.
- Perut kembung.
- Buang angin atau kentut secara terus-menerus.
- Diare.
Baik intoleransi laktosa maupun sensitif terhadap protein A1 merupakan kondisi yang cukup umum pada anak-anak dan dapat dialami oleh semua usia. Pada bayi dan anak, gejala mungkin baru muncul berhari-hari atau berminggu-minggu setelah minum susu. Dibandingkan dengan anak yang diberi susu formula, anak yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah mengalami hal ini.
Solusi untuk Intoleransi Laktosa dan Sensitif Terhadap Protein A1
Berdasarkan penelitian terbaru, beta kasein pada susu dari sapi A1 terbukti dapat memicu peradangan usus dan memperparah gangguan pencernaan, khususnya pada penderita intoleransi laktosa. Gangguan pencernaan tersebut meliputi perut kembung, nyeri perut, serta perubahan pada tingkat kepadatan feses dan frekuensi buang air besar.
Berbeda dengan susu dari sapi A1, susu sapi dengan protein A2 dianggap lebih aman untuk orang yang sensitif terhadap susu. Tapi benarkah demikian? Faktanya, sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi susu yang mengandung protein beta kasien A2 pada orang dengan intoleransi laktosa, memang membuat perut mereka lebih nyaman.
Masalah pencernaan akibat gangguan penyerapan laktosa yang timbul akibat minum susu sapi, dapat berkurang setelah mengonsumsi susu dari sapi A2. Minum susu sapi A2 diketahui juga tidak memperparah gejala intoleransi laktosa.
Setelah memahami perbedaan antara intoleransi laktosa dan sensitif terhadap protein A1, Anda diharapkan dapat membedakan keduanya dengan mencermati gejala-gejala yang muncul. Konsultasikan pada dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut, jika mendapati munculnya gejala setelah minum susu.