Perdarahan yang terjadi setelah melahirkan bisa disebabkan oleh kondisi yang normal maupun abnormal. Penting untuk mengenali perbedaan di antara keduanya agar Bunda bisa menentukan bagaimana harus menyikapinya.

Saat hamil, volume darah biasanya akan meningkat sekitar 50%. Peningkatan volume darah ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghadapi kehilangan darah saat proses persalinan. Biasanya, wanita yang melahirkan secara operasi caesar mengalami pendarahan lebih banyak daripada wanita yang melahirkan normal.

Kenali Perdarahan yang Normal dan Abnormal Usai Melahirkan - Alodokter

Tanda Perdarahan setelah Melahirkan yang Tergolong Normal

Perdarahan setelah melahirkan umumnya berasal dari robekan pada vagina atau akibat tindakan episiotomi yang dilakukan saat persalinan. Selain itu, perdarahan juga bisa terjadi selama proses pelepasan plasenta.

Sesaat setelah bayi lahir, kontraksi pada rahim akan memicu lepasnya plasenta. Pada kondisi yang normal, kontraksi akan terus terjadi hingga pendarahan terhenti.

Beberapa hari usai persalinan, darah akan keluar secara bertahap. Beberapa tanda perdarahan setelah melahirkan yang tergolong normal adalah: 

  • Perdarahan diawali dengan keluarnya darah yang cukup deras dan berwarna merah terang
  • Perdarahan terkadang disertai dengan keluarnya gumpalan darah 
  • Secara bertahap, darah akan berubah warna menjadi merah muda, cokelat, dan akhirnya digantikan oleh cairan berwarna putih kekuningan. 

Perdarahan normal ini disebut juga dengan perdarahan nifas yang bisa berlangsung 2–6 minggu usai melahirkan. Pada awal-awal masa nifas ini, Bunda mungkin membutuhkan pembalut khusus karena derasnya perdarahan. Namun, seiring waktu, Bunda bisa menggunakan pembalut biasa.

Tanda Perdarahan setelah Melahirkan yang Abnormal

Untuk mewaspadai kondisi yang berbahaya, Bunda juga perlu mengetahui gejala saat terjadi perdarahan yang abnormal, yaitu:

  • Perdarahan hebat, yang dengan cepat bisa menyebabkan syok hipovolemik. Kondisi ini dapat ditandai dengan rasa lemas, pucat, penurunan tekanan darah, bingung, gelisah, serta berkurangnya frekuensi dan jumlah urine.
  • Jika terjadi infeksi, perdarahan bisa disertai dengan keluarnya bau yang tidak sedap, demam, dan nyeri perut bagian bawah.

Perdarahan setelah melahirkan atau disebut juga dengan postpartum hemorrhage (PPH) bisa terjadi sehari setelah melahirkan atau bisa juga beberapa hari hingga minggu setelahnya. Penyebab perdarahan setelah melahirkan yang abnormal ini meliputi: 

  • Rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah mengeluarkan plasenta (atonia uteri)

Perdarahan setelah melahirkan yang abnormal perlu mendapat penanganan segera karena bisa mengancam nyawa. Penanganan perdarahan setelah melahirkan akan diawali dengan mengatasi kondisi gawat darurat dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan menangani penyebab perdarahan setelah kondisi pasien stabil. 

Apabila perdarahan disebabkan oleh gangguan kontraksi pada rahim, pemijatan rahim akan dilakukan untuk merangsang kontraksi atau pemberian obat yang memicu kontraksi rahim. 

Jika perdarahan disebabkan oleh adanya robekan pada vagina dan perineum,  penjahitan pada area yang mengalami robekan akan dilakukan. Sementara itu, kalau disebabkan oleh robeknya rahim, operasi untuk menghentikan perdarahan atau bahkan operasi pengangkatan rahim perlu dilakukan.

Bunda perlu mengenali tanda perdarahan setelah melahirkan yang normal dan abnormal agar dapat mengantisipasi kondisi yang berbahaya. Jika Bunda mengalami gejala atau tanda perdarahan yang tidak normal, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. 

Selain itu, bila merasakan keluhan apa pun usai persalinan, Bunda juga bisa dengan mudah berkonsultasi dengan dokter via chat, lho.