Ada beragam tanda pneumonia pada bayi yang perlu Bunda ketahui. Hal tersebut penting, karena pneumonia bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Meski jarang terjadi, pneumonia juga bisa disebabkan oleh jamur. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tetapi bayi usia di bawah 2 tahun umumnya lebih rentan terkena pneumonia.
Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2018, tercatat ada sekitar 19 ribu balita di Indonesia yang meninggal akibat pneumonia.
Berbagai Tanda dan Gejala Pneumonia pada Bayi
Banyak orang tua yang tidak mengenali gejala atau tanda pneumonia pada bayi. Hal inilah yang menyebabkan pneumonia sering kali terlambat ditangani.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala pneumonia pada bayi:
- Demam tinggi
- Sesak napas atau bayi tampak kesulitan saat bernapas
- Hidung bayi kembang kempis saat bernapas
- Napas bayi berbunyi
- Batuk
- Pilek
- Bayi tidak mau menyusu atau makan
- Nyeri dada atau perut
- Bayi tampak gelisah dan lemas
- Bibir dan kuku tampak membiru atau sianosis
Selain gejala pneumonia di atas, bayi juga bisa mengalami muntah atau diare. Keadaan ini semakin meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi pada bayi.
Cara Menghitung Laju Pernapasan Bayi
Untuk memastikan apakah Si Kecil mengalami sesak napas atau tidak, Bunda perlu mengetahui laju pernapasan bayi yang normal. Bayi usia 2–12 bulan biasanya akan bernapas sekitar 50 kali per menit. Sedangkan pada anak usia 1–5 tahun, laju napas normal adalah sekitar 40 kali per menit.
Bunda bisa memeriksa sendiri laju pernapasan Si Kecil dengan cara membuka pakaiannya, kemudian melihat gerakan dadanya saat bernapas. Hitung berapa kali dada Si Kecil mengembang untuk bernapas dalam waktu 1 menit.
Apabila ia bernapas lebih cepat dari batasan laju pernapasan normal, Si Kecil dapat dikatakan mengalami sesak napas.
Penanganan Pneumonia pada Bayi
Apabila Si Kecil menunjukkan gejala atau tanda pneumonia di atas, segeralah bawa ia ke dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan akan menyarankan tes darah atau foto Rontgen untuk memastikan diagnosis.
Jika Si Kecil terdiagnosis mengalami pneumonia, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya. Pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik.
Sementara itu, pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 minggu. Meski begitu, dokter tetap akan memantau kondisi Si Kecil dan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejalanya.
Agar Si Kecil dapat segera pulih, pastikan asupan cairan dan nutrisinya tercukupi dengan baik. Bunda juga dianjurkan untuk tetap memberikan ASI atau susu formula sesuai anjuran dokter.
Kasus pneumonia berat umumnya ditandai dengan bayi tampak sangat lemas, tidak mau minum atau makan, gagal napas, kejang, atau muncul tanda-tanda dehidrasi. Bila Si Kecil mengalami tanda-tanda ini, segera bawa ia ke rumah sakit terdekat agar dapat dilakukan penanganan langsung oleh dokter.
Pneumonia pada bayi tidak boleh dianggap sepele. Untuk mencegah penyakit ini, pastikan Si Kecil mendapatkan imunisasi PCV sesuai jadwal serta menjauhkan bayi dari orang yang sedang sakit dan paparan polusi, seperti asap rokok.
Gejala dan tanda pneumonia pada bayi perlu diketahui setiap orang tua. Jika Bunda melihat gejala tersebut pada Si Kecil, bawalah ia secepatnya ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.