Apakah kamu sering mengalah hanya untuk menghindari perdebatan dengan pasangan? Atau lebih banyak berkorban untuk kebahagiaan pasanganmu tanpa timbal balik yang sama? Jika iya, bisa jadi kamu terlalu bergantung pada pasangan secara tidak sehat atau codependent.
Terlalu bergantung pada pasangan merupakan ciri-ciri hubungan yang tidak sehat. Menurut psikolog, hubungan semacam ini tercipta saat seseorang merasa tidak cukup, tidak mampu, dan perlu bergantung pada orang lain untuk dapat merasa lengkap.
Kenali Hubungan Codependent
Semua orang dapat berisiko menjadi codependent. Namun, penelitian mengungkap bahwa risiko untuk mengalami condependent akan semakin besar pada orang yang semasa kecil atau semasa remaja kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.
Hal ini membuat pelaku codependent tidak menjadi diri sendiri ketika sedang menjalin sebuah hubungan. Mereka merasa harus mengorbankan kebutuhan mereka sendiri untuk menyenangkan orang lain. Hubungan seperti ini sebenarnya tidak menciptakan rasa bahagia, tapi justru memicu perasa cemas.
Kamu ingin tahu seperti apa sebenarnya hubungan condependent? Berikut adalah ciri-cirinya:
1. Kamu takut membuat keputusan untuk dirimu sendiri
Kamu tidak merasa nyaman dengan penilaianmu sendiri, bahkan untuk hal-hal sederhana. Kamu merasa harus mengikuti apa yang dikatakan pasanganmu dan perlu untuk meminta izinnya saat akan melakukan sesuatu.
Contohnya, kamu selalu merasa perlu untuk mendapatkan persetujuan dari pasangan mengenai hal-hal kecil sekalipun, termasuk untuk bertemu dengan sahabat terdekatmu di akhir pekan.
2. Kamu mau melakukan hal yang disukai demi menyenangkan pasangan
Kamu begitu ingin menunjukkan bahwa kamu adalah pasangan yang tepat, yang bisa melakukan segala hal yang ia sukai secara bersama, bahkan meski kamu tidak menyukainya.
Contohnya adalah kamu rela menonton pertandingan sepak bola atau menonton pertunjukan musik rock, meski aslinya kamu sama sekali tidak tertarik .
3. Kamu rela melakukan apa pun atau memilih diam demi menghindari perdebatan
Pelaku codependent akan memilih untuk mengikuti apa pun pendapat dari pasangan karena tidak ingin berdebat dan takut ketidaksetujuan yang diungkap memicu pertengkaran. Jika kamu selalu mengalami kondisi ini, kamu bisa kehilangan identitas diri.
Padahal, adanya perbedaan pendapat dalam sebuah hubungan bukan hal yang harus ditakuti karena ini bisa menjadi jalan untuk menyelesaikan masalah maupun memperbaiki sebuah hubungan.
4. Kamu memberikan bantuan yang membuatmu tidak nyaman
Kamu merasa perlu untuk memberikan apa pun yang pasangan butuhkan meski kamu tidak berkemampuan untuk memenuhinya. Contohnya adalah kamu rela untuk memberikan pinjaman uang lebih besar dari yang kamu mampu.
Kamu mengubah standar dan batasan demi membantu atau sekedar untuk menyenangkan pasanganmu. Kamu juga meyakinkan diri sendiri bahwa itu merupakan wujud cintamu kepadanya, meski ada perasaan tidak nyaman untuk melakukannya.
5. Kamu mudah cemburu
Pelaku codependent merasa rendah diri sehingga mudah untuk cemburu dengan orang lain yang dekat dengan pasangannya, bahkan dengan keluarga atau teman sekalipun. Mereka juga cenderung menyimpan perasaan ini karena takut hubungannya berakhir jika hal tersebut diungkapkan.
Pelaku codependent akan berpikir bahwa, “Jika ia punya hubungan dekat dengan orang lain, maka kemungkinan ia tidak terlalu membutuhkanku.”
6. Kamu ingin selalu tahu di mana pasangan berada
Tanda-tanda kamu terlalu bergantung pada pasangan selanjutnya adalah kamu terus “meneror” pasanganmu untuk sekedar mengetahui keberadaannya. Kamu akan selalu mengirim pesan atau meneleponnya saat ia sedang pergi bersama teman dan merasa kesal ketika ia tidak segera menjawab pesan atau teleponmu.
Menanyakan keberadaan pasangan memang lumrah untuk dilakukan. Namun, jika kamu sering berperilaku demikian, kamu sedang terlibat dalam hubungan codependent.
Pasalnya, dalam hubungan yang sehat, salah satu akan memberikan ruang kepada pasangan untuk bergaul dengan orang lain dan tidak merasa khawatir atau curiga berlebih saat pasangannya tidak sedang bersama dengannya.
7. Kamu ingin pasangan berubah sesuai keinginanmu
Lebih jauh, kamu merasa perlu pasanganmu berubah sesuai yang kamu inginkan, dan mengontrol tindakan pasanganmu agar kamu merasa tenang. Kamu seakan jadi bos yang ingin membuatnya patuh, dan kamu akan merasa sangat kecewa atau marah apabila kamu tidak dapat mengontrolnya.
Haruskah Memutuskan Hubungan?
Kalau hubungan ini tidak dibenahi, konsekuensinya dalam jangka panjang adalah kamu akan merasa kelelahan dan mulai mengabaikan hal lain yang sebenarnya lebih penting untuk diperhatikan dalam suatu hubungan. Pasanganmu juga menjadi tidak belajar hal yang seharusnya ia sadari.
Kamu tidak harus langsung memutuskan hubungan, kok. Tapi coba konsultasikan dengan psikolog terlebih dahulu untuk memperbaikinya. Konsultasi ini dapat membantumu atau pasanganmu untuk menggali masa lalu, terutama jika ada rasa sakit, luka, atau kemarahan yang yang belum terselesaikan.
Inilah dasar yang akan membantumu membangun hubungan yang sehat dengan pasangan.
Jika kamu berhasil lepas dari hubungan codependent, kamu akan kembali merasa nyaman dan percaya diri dengan keputusan-keputusanmu sendiri. Ciri-ciri kamu sudah lepas dari kondisi ini antara lain:
- Kamu menyadari bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain, termasuk kebahagiaan pasangan
- Kamu dapat mengenali keinginan dan kebutuhanmu sendiri, sehingga kamu dapat memandang diri sendiri sebagai sosok yang mampu, tangguh, dan pintar
- Kamu dapat merespons tindakan pasanganmu dan orang lain dengan baik
- Kamu tidak lagi menerima tindakan kekerasan. Kamu dan pasanganmu sadar, berubah, dan bertumbuh untuk mengembangkan hubungan yang sehat
Selain itu untuk membantumu kembali percaya diri, coba deh temukan hobi yang kamu sukai dan tekuni secara mandiri, tidak berdua dengan pasangan. Juga jangan lupa untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman, kerabat, dan anggota keluarga lainnya.
Pada akhirnya, sebesar apa pun rasa sayangmu kepada pasangan, penting untuk tidak menggantungkan kebahagiaanmu kepadanya secara berlebihan. Ingat, kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri, bukan tanggung jawab pasanganmu.