Tantrum kebanyakan ditemukan pada anak-anak, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Tantrum pada orang dewasa bukan hanya masalah emosi biasa, tapi bisa menjadi tanda adanya gangguan mental tertentu.
Tantrum adalah ledakan emosi yang muncul saat keinginan seseorang tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa raut wajah tegang, bicara dengan nada tinggi dan suara keras, gelisah, frustasi, marah, serta menggerakkan tangan dengan cepat.
Pada beberapa kasus, orang dewasa yang melakukan tantrum bisa meluapkan amarahnya dengan perilaku agresif, seperti tindak kekerasan atau merusak barang.
Tantrum pada orang dewasa dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya pola asuh yang salah saat masa kanak-kanak, pernah mengalami kekerasan fisik atau verbal, menderita gangguan mental tertentu, seperti gangguan bipolar, depresi, borderline personality disorder, autisme, PTSD, dan ADHD, serta penyalahgunaan obat-obatan.
Menangani Tantrum pada Orang Dewasa dengan Manajemen Emosi
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menangani tantrum. Salah satunya dengan manajemen emosi (anger management). Berikut ini adalah beberapa tips manajemen emosi untuk menangani tantrum:
1. Temukan pemicunya
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu apa yang memicu kemarahan Anda. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mencari solusi untuk meredakannya dan menentukan strategi yang tepat untuk mencegahnya.
2. Relaksasi
Teknik relaksasi dengan mengatur pernapasan dan membayangkan hal-hal menyenangkan juga bisa digunakan untuk menangani tantrum.
Saat dorongan tantrum muncul, tarik napas yang dalam selama beberapa kali, lalu ucapkan kepada diri sendiri kata-kata yang menenangkan, seperti “semua akan baik-baik saja” atau “ini akan segera berakhir”. Cara ini juga dapat dikombinasikan dengan membayangkan hal-hal yang paling membuat Anda senang.
3. Tenangkan pikiran
Saat marah, orang cenderung berpikir secara berlebihan, tidak rasional, dan tidak memikirkan konsekuensi atas tindakan atau perkataannya. Hal tersebut akan membuatnya mudah mengucapkan kata-kata kasar yang semakin memperkeruh kondisi.
Jika muncul dorongan untuk tantrum, cobalah beristirahat sejenak untuk menenangkan pikiran, seperti melakukan teknik butterfly hug. Selain itu, pertimbangkan dampak buruk yang mungkin terjadi jika Anda meluapkan amarah dengan cara negatif.
Ketika pikiran sudah dirasa cukup tenang, barulah utarakan apa yang Anda rasakan. Namun, tetap perhatikan cara penyampaiannya. Sebisa mungkin hindari perkataan yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
4. Alihkan energi ke hal positif
Jika rasa marah sedang menguasai Anda, cobalah untuk mengalihkannya dengan melakukan hal positif, misalnya berolahraga. Dibanding mengumpat atau bertingkah kasar, meluapkan amarah dengan olahraga tentu akan jauh lebih bermanfaat.
Saat tantrum dirasa hendak muncul, coba tenangkan diri dengan melakukan olahraga ringan saat di kantor atau sekedar berjalan sejenak, menghirup udara segar di sekitar rumah atau kantor, berenang, atau mengikuti kelas yoga.
Selain mencegah hal buruk yang mungkin terjadi jika tantrum kambuh, berolahraga juga akan membuat tubuh menjadi lebih sehat, rileks, dan mengurangi stres yang muncul saat tantrum mengganggu.
5. Tidak menyimpan dendam
Ini memang tidak mudah, tetapi memaafkan atau menerima dengan lapang dada hal yang memicu tantrum merupakan salah satu cara terbaik untuk meredakannya. Jika rasa marah diluapkan dengan cara negatif, maka konsekuensinya bisa menimpa Anda sendiri di kemudian hari.
Apabila Anda mampu memaafkan hal yang memicu tantrum, ke depannya Anda akan lebih mudah mencegah atau menghadapi tantrum saat kambuh.
6. Sisipkan candaan
Pada saat Anda dalam situasi yang dapat memicu tantrum, buatlah humor konyol yang membuat Anda tertawa dan melupakan hal tersebut, misalnya menonton stand up comedy atau guyonan di internet. Dengan tertawa, amarah yang akan meledak tersebut bisa diredam.
Namun, sebisa mungkin hindari candaan yang menggunakan kata-kata kasar atau sindiran yang dapat menyinggung orang lain, karena itu sama saja meluapkan amarah dengan cara yang tidak sehat dan dapat memperburuk kondisi.
7. Personal time
Meluangkan waktu untuk menyendiri atau menjaga jarak dari orang lain selama beberapa saat juga bisa menjadi cara untuk mengatasi tantrum. Hal ini perlu karena terkadang lingkungan atau orang-orang di sekitar Andalah yang membuat Anda kesal, sedih, atau kecewa.
Selagi meluangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan juga hal-hal yang selalu membuat suasana hati Anda ceria.
8. Curhat ke sahabat
Jika Anda memiliki sahabat yang mengerti dan selalu bisa menenangkan Anda, maka menceritakan hal yang membuat Anda marah dapat sangat membantu. Dengan mengeluarkan unek-unek dan beban di hati, emosi dan tantrum yang dirasakan pun pasti akan berkurang.
Beberapa tips di atas bisa dicoba untuk meredakan tantrum. Namun apabila tidak berhasil meredakan emosi dan tantrum yang Anda rasakan, cobalah untuk berkonsultasi ke psikolog.
Orang dewasa yang bermasalah dengan tantrum atau sulit mengendalikan emosi sering kali membutuhkan psikoterapi. Dalam menentukan penanganan yang tepat, psikolog akan membantu Anda mencari tahu apa akar permasalahan yang menyebabkan Anda mengalami tantrum.
Jika diperlukan, psikolog juga mungkin akan menyarankan tes psikologi (psikotes). Setelah hasil tes psikologi keluar, psikolog akan menjelaskan apa penyebab tantrum Anda dan membantu Anda untuk mengontrol emosi guna mencegah munculnya tantrum kembali.
Jika terdapat indikasi adanya gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan cemas, dan PTSD, maka psikolog mungkin akan merujuk Anda ke psikiater untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.