Proses melahirkan normal yang dialami setiap ibu hamil bisa berbeda-beda. Namun, pada dasarnya ada 3 tahapan proses yang umumnya dilalui oleh ibu hamil sebelum akhirnya bertemu dengan buah hati tercinta.
Tahapan proses melahirkan normal dimulai ketika ibu hamil mulai mengalami kontraksi rahim. Namun, perlu diingat bahwa kontraksi ini berbeda dengan kontraksi palsu. Saat tahapan pertama berlangsung, ibu hamil akan mengalami pembukaan leher rahim.
Setelah itu, tahapan kedua dimulai ketika pembukaan telah sempurna atau mencapai 10 cm, dan ibu mulai mendorong bayi hingga lahir ke dunia. Lalu, tahapan ketiga atau terakhir terjadi ketika plasenta keluar dari rahim dalam waktu beberapa menit setelah bayi dilahirkan.
Tahapan-Tahapan Proses Melahirkan Normal
Menjelang waktu melahirkan, ibu hamil akan memasuki beberapa tahapan atau proses melahirkan normal, yaitu:
1. Tahapan Pertama
Tahap pertama proses melahirkan normal terdiri dari 2 fase, yaitu fase awal dan fase aktif. Di fase awal persalinan, Bumil bisa mengalami beberapa hal berikut:
- Leher rahim menipis dan mulai membuka kemudian terjadi kontraksi ringan yang berlangsung selama 40–60 detik. Makin lama, kontraksi akan makin teratur dan makin kuat, misalnya tiap 5 menit.
- Seiring berjalannya waktu, leher rahim mulai terbuka sedikit demi sedikit. Biasanya akan ada lendir bercampur darah keluar dari vagina.
- Fase awal berakhir ketika pembukaan leher rahim mencapai sekitar 4–6 cm. Waktu yang diperlukan untuk mencapai pembukaan tersebut berbeda-beda pada tiap ibu hamil.
Jika ini persalinan pertama, fase awal ini mungkin bisa memakan waktu lebih lama sampai sekitar 8–12 jam. Namun, pada ibu hamil yang sudah pernah melahirkan, fase ini biasanya berlangsung lebih cepat.
Setelah melewati fase awal, Bumil akan memasuki fase aktif dalam proses persalinan. Beberapa tanda fase aktif yang perlu diketahui antara lain:
Leher rahim melebar lebih cepat
Pembukaan leher rahim pada fase aktif mencapai 7 cm. Kontraksi di fase ini akan terjadi setiap 2–3 menit yang berlangsung sekitar 45–60 detik, bahkan makin lama bisa terjadi selama 60–90 detik.
Kontraksi lebih kuat dan terasa tidak nyaman
Kontraksi yang datang di fase aktif akan lebih kuat dan lebih sering. Bumil mulai mengalami rasa tidak nyaman, mulai dari kram kaki, tekanan atau nyeri punggung, hingga merasa mual.
Waktunya ke rumah sakit atau bersalin
Ketika proses persalinan semakin maju, pecahnya air ketuban juga bisa terjadi. Ini tandanya Bumil sudah perlu segera bergegas ke rumah bersalin atau rumah sakit terdekat.
Intensitas rasa sakit akan meningkat
Jika tidak kuat menahannya, Bumil bisa minta obat pereda nyeri ke bidan atau dokter di rumah sakit. Fase aktif biasanya berlangsung antara 4–8 jam. Namun, jika ini adalah kehamilan pertama, fase aktif akan berlangsung lebih lama.
Ketika fase aktif berakhir, ada masa yang disebut fase transisi. Di sini, kontraksi berlangsung lebih kuat dan lama, dan pembukaan mulai melebar dari 7–10 cm. Pada saat ini, Bumil mungkin merasa kelelahan, takut, atau makin cemas.
Pada fase transisi ini, ibu yang melahirkan umumnya membutuhkan pendamping. Meski demikian, ada pula ibu yang justru merasa terganggu apabila ada pendamping yang berusaha menolong.
2. Tahapan Kedua
Tahapan ini disebut sebagai proses mendorong bayi agar keluar dari tubuh ibu. Pada tahap proses melahirkan normal ini, bukaan leher rahim sudah penuh dan semua tenaga Bumil harus dikerahkan untuk mengeluarkan bayi.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang akan dialami pada tahapan kedua proses melahirkan normal:
Kontraksi lebih jarang
Bumil tidak lagi merasakan kontraksi seperti pada fase aktif. Jarak datangnya kontraksi tidak begitu dekat, sehingga Bumil memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat sebelum muncul kontraksi yang berikutnya.
Bayi mulai turun ke jalur lahir
Pada tahap kedua proses melahirkan normal, posisi bayi akan makin turun ke jalan lahir secara perlahan-lahan. Bumil disarankan untuk bersabar saat menunggu bayi turun dan tidak perlu tergesa-gesa atau sengaja mengejan agar bayi cepat keluar.
Biarlah rasa ingin mengejan datang secara alami dan cobalah untuk lakukan latihan pernapasan agar bisa lebih rileks dan tidak stres.
Kulit kepala bayi mulai terlihat
Setelah beberapa saat, terlihat tonjolan pada vagina saat Bumil mengejan atau berusaha mendorong bayi. Tidak lama, kulit kepala bayi juga akan terlihat. Proses melahirkan normal ini disebut crowning. Bagi ibu hamil, ini adalah momen yang ditunggu-tunggu.
Mulai mengejan demi kelahiran Si Buah Hati
Pada saat ini, rasa ingin mendorong akan terasa lebih kuat. Tekanan kepala bayi pun menjadi lebih intens yang kemungkinan akan diiringi oleh rasa nyeri yang kuat akibat meregangnya jaringan pada jalan lahir.
Makin Bumil mengejan, kepala bayi akan makin terdorong keluar. Ikutilah petunjuk dari penolong persalinan agar proses ini berjalan lancar. Dengan dorongan yang baik, kepala bayi akan keluar hingga seluruhnya.
Setelah keluar, kepala bayi akan menyamping karena bahunya mulai berputar untuk bersiap-siap keluar dari jalan lahir. Dengan dorongan yang baik, bahunya akan keluar kemudian disusul oleh tubuhnya. Selamat, bayi Bumil sudah lahir.
Bayi mulai dibersihkan
Mulut dan hidung bayi yang baru lahir akan dibersihkan agar mudah bernapas. Selain itu, lendir dan darah yang menempel di tubuhnya akan dikeringkan menggunakan handuk steril oleh bidan atau dokter.
Setelah bayi lahir, bidan atau dokter akan menjepit tali pusar dan mengguntingnya. Selanjutnya, jika tidak ada komplikasi, Bumil bisa segera bertemu dengan Si Kecil yang telah berada di kandungan selama 9 bulan.
3. Tahapan Ketiga
Setelah bayi lahir, rasa kelegaan, haru, dan bahagia melihat Si Kecil mungkin tidak terbendung. Namun, proses melahirkan normal belum selesai sampai bayi lahir. Ada beberapa proses selanjutnya di tahap ketiga, yaitu:
Plasenta keluar dari rahim
Pada tahap ketiga proses melahirkan normal, Bumil harus menunggu hingga plasenta keluar dari rahim. Plasenta biasanya akan keluar dalam waktu 5–10 menit setelah bayi lahir. Namun, ada juga yang baru keluar setelah 30–60 menit.
Jika plasenta tidak kunjung keluar atau tersisa di dalam rahim, dokter mungkin perlu melakukan tindakan kuret guna mengeluarkan sisa plasenta tersebut. Hal ini untuk mencegah komplikasi berbahaya akibat tertinggalnya plasenta, seperti perdarahan berat setelah melahirkan.
Mulai menyusui Si Kecil
Jika proses melahirkan normal berlangsung lancar dan kondisi bayi sehat, ibu bisa mulai memberikan inisiasi menyusui dini (IMD) kepada Si Kecil. IMD sangat baik untuk bayi sekaligus proses bonding antara ibu dan anak.
Namun, tidak semua bayi mau langsung menyusu ketika baru lahir. Meski begitu, jangan putus asa, terus dekatkan bibir bayi ke payudara hingga ia mengisap puting payudara.
Menjalani perawatan pada robekan jalan lahir
Setelah bayi dan plasenta keluar, penolong persalinan akan menjahit luka robekan di jalan lahir. Penjahitan luka juga akan dilakukan pada ibu hamil yang menjalani episiotomi. Sebelum jalan lahir dijahit, ibu biasanya akan diberi suntikan obat bius lokal untuk mengurangi nyeri.
Bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan, seluruh proses melahirkan normal bisa memakan waktu 10–20 jam. Proses melahirkan normal bisa lebih cepat pada ibu yang sudah pernah melahirkan secara normal sebelumnya.
Tahapan proses melahirkan normal memang menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Namun, hal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan, yaitu bertemu dengan Si Buah Hati.
Jika Bumil sudah mengalami tanda-tanda persalinan normal, seperti perut terasa kencang-kencang yang makin sering dan keluar rembesan air bercampur lendir dari jalan lahir, segeralah ke dokter, agar proses melahirkan normal bisa terpantau dan terbantu dengan baik.