Keracunan arsenik adalah kondisi ketika seseorang terpapar arsenik dalam kadar tinggi. Kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang tinggal atau bekerja di industri yang menggunakan arsenik sebagai bahan bakunya.

Arsenik adalah salah satu zat alami yang dapat ditemukan di air, udara, dan tanah. Oleh sebab itu, arsenik juga bisa ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti makanan laut, unggas, tanaman, susu, hingga daging.

Keracunan Arsenik - Alodokter

Arsenik terbagi dalam dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik inorganik. Berikut adalah penjelasannya:

  • Arsenik organik
    Arsenik organik biasanya digunakan dalam pembuatan obat pembunuh serangga (insektisida) yang tidak berbahaya bagi manusia jika terpapar dalam jumlah kecil.
  • Arsenik inorganik
    Arsenik inorganik biasanya digunakan di industri tekstil atau pertambangan yang bisa ditemukan dalam bentuk gas dan sangat beracun jika terhirup. Arsenik jenis ini lebih berbahaya daripada arsenik organik.

Penyebab Keracunan Arsenik

Keracunan arsenik umumnya terjadi akibat mengonsumsi air tanah yang terkontaminasi arsenik. Hal ini bisa terjadi karena air tanah dapat menyerap arsenik secara alami atau polusi tanah lantaran tercemar limbah industri. Arsenik tidak memiliki rasa dan bau sehingga seseorang bisa terpapar arsenik tanpa menyadarinya.

Selain melalui air tanah, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang keracunan arsenik, yaitu:

  • Merokok, khususnya rokok dari tembakau yang tercemar arsenik
  • Mengonsumsi minuman atau makanan yang tercemar arsenik, misalnya beras organik
  • Menghirup udara yang tercemar arsenik di lingkungan industri atau pertambangan yang menggunakan arsenik
  • Bekerja di bidang pertanian karena sering terpapar pestisida yang bisa mengandung arsenik

Keracunan arsenik dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keracunan arsenik, yaitu:

  • Bekerja atau menetap di sekitar lingkungan industri
  • Menetap di daerah dekat tempat pembuangan limbah industri

Gejala Keracunan Arsenik

Gejala yang timbul akibat keracunan arsenik tergantung pada tingginya kadar arsenik yang masuk ke dalam tubuh dan jangka waktu terjadinya paparan. Berikut ini adalah beberapa gejala keracunan arsenik:

  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare
  • Kram otot
  • Detak jantung tidak beraturan (aritmia)
  • Kesemutan di jari tangan dan kaki
  • Urine berwarna gelap
  • Dehidrasi
  • Gangguan di otak, seperti sakit kepala, kejang, atau delirium
  • Napas dan urine beraroma seperti bawang putih

Selain itu, orang yang terpapar arsenik terus-menerus dalam jangka panjang juga dapat mengalami gejala berupa:

  • Perubahan di kulit, seperti kulit yang menggelap, tumbuhnya kutil, atau timbul ruam kulit
  • Munculnya garis-garis putih di kuku, yang disebut sebagai garis Mees
  • Gangguan pencernaan yang berkepanjangan
  • Sering kesemutan dan mati rasa
  • Gangguan koordinasi gerak otot tubuh

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang telah disebutkan di atas, terutama jika Anda berisiko terpapar arsenik atau gejala keracunan arsenik muncul secara tiba-tiba. Jika tidak segera mendapat pertolongan, keracunan arsenik dapat menyebabkan kematian.

Diagnosis Keracunan Arsenik

Untuk mendiagnosis keracunan arsenik, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta tempat tinggal dan pekerjaan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien.

Keracunan arsenik sulit didiagnosis karena gejalanya bervariasi. Oleh karena itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi kadar arsenik dalam darah; mengukur kadar elektrolit dalam tubuh, terutama kalsium dan magnesium; serta menghitung jumlah sel darah
  • Tes urine, untuk mendeteksi kadar arsenik dalam urine
  • Tes kadar arsenik dari kuku dan rambut
  • Elektrokardiogram, untuk melihat kerja jantung, khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung

Kadar arsenik dalam tubuh dianggap meningkat jika melebihi 50 mikrogram per liter darah atau urine. Namun, keracunan yang terjadi secara akut dan berbahaya dapat mencapai 5–100 kali lipat dari angka tersebut.

Pengobatan Keracunan Arsenik

Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan arsenik. Upaya terbaik yang bisa dilakukan kepada seseorang yang keracunan arsenik adalah dengan menjauhkannya dari paparan arsenik.

Masa penyembuhan keracunan arsenik tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya gejala yang dialami. Meski metode cuci darah (hemodialisis) bisa membuang arsenik dalam darah, prosedur ini hanya efektif jika arsenik belum terikat pada jaringan.

Selain itu, pasien bisa menjalani terapi khelasi dengan obat-obatan succimer atau dimercaprol. Terapi ini bertujuan untuk mengikat zat arsenik dalam darah agar bisa dibuang melalui urine.

Komplikasi Keracunan Arsenik

Keracunan arsenik yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius meliputi:

  • Bayi terlahir cacat atau meninggal akibat ibu hamil yang keracunan arsenik
  • Gangguan tumbuh kembang pada anak
  • Diabetes, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan kerusakan saraf
  • Kanker paru-paru, kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker kulit, atau kanker hati
  • Kematian

Pencegahan Keracunan Arsenik

Keracunan arsenik dapat dicegah dengan menghindari paparan arsenik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Mengenakan alat pelindung diri sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) jika bekerja di industri yang menggunakan arsenik
  • Tidak menggunakan sumber air dari tanah
  • Berhenti merokok, untuk menghindari paparan arsenik dari tembakau yang tercemar zat tersebut
  • Mencuci sayuran dan buah dengan air yang bersih sebelum mengonsumsinya
  • Minum air dalam kemasan bila sedang bepergian