Keracunan obat adalah kondisi yang terjadi akibat menggunakan obat secara berlebihan atau mengombinasikan obat yang tidak cocok. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang serius sehingga perlu ditangani dengan cepat.
Obat dapat dimanfaatkan sebagai solusi untuk mengatasi masalah kesehatan. Namun, kesalahan dalam menggunakan obat dapat menimbulkan dampak yang serius, salah satunya keracunan obat.
Pada dasarnya, obat apa pun dapat menjadi racun apabila dikonsumsi dengan cara yang salah. Namun, setiap obat memiliki batas ambang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dosis dan aturan pakai setiap obat harus selalu diperhatikan dengan baik.
Penyebab Keracunan Obat
Pada dasarnya, keracunan obat dapat terjadi karena beberapa hal berikut:
- Penyalahgunaan obat resep
- Penggunaan obat bebas secara berlebihan
- Interaksi obat, akibat penggunaan dua jenis obat tanpa saran dokter sehingga kadar salah satu atau kedua obat dalam darah meningkat
Keracunan obat bisa terjadi secara disengaja, misalnya karena mencoba bunuh diri atau menghilangkan rasa sakit yang berat. Keracunan obat juga bisa terjadi secara tidak sengaja, misalnya pada anak-anak yang minum banyak obat batuk karena rasanya yang enak.
Ada hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya keracunan obat, antara lain:
- Usia <5 tahun
- Tempat penyimpanan obat yang tidak aman dan bisa dijangkau anak-anak sehingga anak bisa meminumnya dalam jumlah banyak
- Lalai membaca atau mengikuti petunjuk pemakaian obat yang dianjurkan
- Abai dalam mengonsumsi obat pada waktu yang sama setiap harinya
- Riwayat penyalahgunaan NAPZA atau kecanduan obat
- Gangguan mental yang meningkatkan risiko upaya bunuh diri
- Gangguan memori yang menyebabkan mudah lupa
- Konsumsi lebih dari satu obat secara bersamaan tanpa pengawasan dokter
- Kondisi tubuh yang lebih sensitif terhadap obat tertentu
Gejala Keracunan Obat
Gejala keracunan obat yang harus diwaspadai antara lain:
- Mual dan muntah
- Sakit kepala atau pusing
- Napas melambat
- Sesak napas
- Lemas
- Kantuk
- Produksi liur bertambah banyak
- Kesulitan berjalan atau jalan sempoyongan
- Bagian hitam mata membesar atau mengecil
- Tremor
- Kejang-kejang
- Halusinasi
- Sakit perut atau diare
- Bibir dan kulit membiru
- Rasa panas di sekitar bibir dan mulut
- Penglihatan kabur atau dobel
- Linglung
- Hilang kesadaran atau koma
Keracunan obat juga bisa menimbulkan gejala spesifik. Gejalanya tergantung pada jenis obatnya, antara lain:
-
Paracetamol
Fungsi: meredakan nyeri dan demam
Gejala keracunan paracetamol: kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning), hilangnya koordinasi, keringat dingin, gemetar, dan mudah marah
-
Aspirin
Fungsi: mengurangi nyeri, peradangan, demam, dan bengkak
Gejala keracunan aspirin: berkeringat, napas cepat, telinga berdenging (tinnitus), mual dan muntah
-
Benzodiazepine
Fungsi: mengobati kecemasan, insomnia, atau kejang
Contoh obat: alprazolam, clonazepam, diazepam, dan lorazepam
Gejala keracunan benzodiazepine: sulit bergerak dan bicara, gerakan mata tidak terkendali (nistagmus), kantuk berat, gelisah berat
-
Opioid
Fungsi: mengatasi nyeri berat yang berlangsung lama, misalnya nyeri akibat kanker
Contoh obat: oxycodone
Gejala keracunan opioid: pupil mata mengecil, pingsan, sesak napas, atau napas lambat
-
Stimulan
Fungsi: mengatasi gejala ADHD dan narkolepsi
Contoh obat: methylphenidate
Gejala keracunan obat stimulan: gangguan cemas, curiga berlebihan, halusinasi, demam, nyeri dada, napas cepat, dan detak jantung tidak teratur
-
Penghambat beta
Fungsi: mengatasi penyakit jantung atau hipertensi
Contoh obat: bisoprolol atau metoprolol
Gejala keracunan penghambat beta: tekanan darah terlalu rendah sehingga bisa menyebabkan sakit kepala ringan, detak jantung lambat, atau pingsan
-
Antagonis Kalsium
Fungsi: mengatasi hipertensi atau nyeri dada berulang (angina pektoris)
Contoh obat: nifedipine, amlodipine, dan nicardipine
Gejala keracunan antagonis kalsium: gelisah, tekanan darah rendah, nyeri dada, dan detak jantung lambat
-
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
Fungsi: mengatasi gejala depresi, OCD, atau gangguan kecemasan
Contoh obat: fluoxetine dan escitalopram
Gejala keracunan SSRIs: gelisah, tremor, gerakan mata yang tidak terkontrol, atau kaku otot yang sangat berat
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter jika Anda merasakan gejala keracunan obat, atau melihat orang lain yang mengalami gejala kondisi ini, terutama jika ada faktor risikonya.
Diagnosis Keracunan Obat
Pada pasien yang menunjukkan gejala keracunan obat, dokter akan bertanya terkait hal-hal berikut ini.
- Usia pasien
- Jenis obat
- Waktu ketika obat dikonsumsi
- Alasan obat dikonsumsi (disengaja atau tidak)
- Cara obat digunakan (ditelan, dihirup, atau disuntikkan)
- Jumlah yang diambil
- Berat badan pasien
- Kondisi medis yang dimiliki pasien
- Riwayat penggunaan obat
Setelahnya, dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan obat penyebab keracunan atau memeriksa efek keracunan obat pada organ dalam:
- Tes darah
- Tes urine
- Rontgen dada
- CT scan otak
- EKG (elektrokardiogram) untuk memeriksa fungsi jantung
Pengobatan Keracunan Obat
Pengobatan terhadap keracunan obat tergantung pada situasinya. Perawatan yang dapat diberikan oleh petugas medis adalah:
- Terapi oksigen untuk membantu meringankan sesak napas
- Bantuan napas dengan intubasi trakea atau ventilator jika terjadi gagal napas
- Selang nasogastrik untuk mengeluarkan obat yang mungkin masih ada di lambung
- Arang aktif untuk mengikat obat yang dikonsumsi berlebihan sehingga tidak terserap lebih banyak ke dalam tubuh
- Cairan intravena untuk mempercepat pengeluaran obat dari tubuh
- Obat-obatan untuk mengatasi gejala, misalnya obat penawar seperti nalokson untuk membalikkan keracunan opioid
Pertolongan Pertama untuk Keracunan Obat
Jika Anda menemukan orang yang keracunan obat, segera telepon ambulans. Tergantung pada kondisi orang tersebut, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut sambil menunggu bantuan medis datang:
-
Kondisi sadar
Anda bisa memintanya untuk duduk dan membantunya memuntahkan atau mengeluarkan apa pun yang tersisa di mulut.
-
Kondisi tidak sadar
Anda perlu membaringkannya pada posisi miring untuk memastikan jalan napasnya tetap terbuka. Jangan mencoba untuk membuat orang tersebut muntah atau memberikan apa pun untuk dimakan atau Jika detak jantungnya berhenti, lakukan CPR atau pijat jantung.
Komplikasi Keracunan Obat
Apabila tidak segera ditangani, keracunan obat dapat menimbulkan komplikasi berat, seperti:
- Gagal napas
- Kerusakan hati
- Gagal ginjal akut
- Kerusakan otak
- Kematian
Pencegahan Keracunan Obat
Risiko terjadinya keracunan obat dapat diminimalkan dengan melakukan upaya di bawah ini:
- Menyimpan obat agar terhindar dari pandangan dan jangkauan anak-anak, serta meningkatkan pengawasan terhadap anak
- Menggunakan obat sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang tertera pada kemasan
- Tidak membeli obat keras (bertanda lingkaran merah) tanpa resep atau tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
- Memberi tahu dokter jika Anda pernah mengalami keracunan obat ketika akan diresepkan obat
- Berhati-hati ketika mengonsumsi lebih dari satu jenis obat yang berbeda secara bersamaan
- Berkonsultasi dengan dokter jika bingung terkait dosis atau aturan pakai obat
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol jika sedang minum obat apa pun
- Berterus terang kepada dokter jika pernah atau sedang menderita ketergantungan obat atau penyalahgunaan NAPZA