Keratosis seboroik adalah benjolan seperti kutil yang tumbuh di permukaan kulit dan bisa bertambah seiring waktu. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama yang lanjut usia.
Keratosis seboroik dapat tumbuh di permukaan kulit mana pun, kecuali di telapak tangan dan kaki. Bagian tubuh yang sering menjadi lokasi kemunculan keratosis seboroik adalah wajah, dada, bahu, punggung, dan lipatan kulit.
Benjolan keratosis seboroik tumbuh dengan lambat dan tidak menular. Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan nyeri dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, penanganan oleh dokter bisa dilakukan jika kondisi ini dirasa mengganggu.
Penyebab dan Faktor Risiko Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik terjadi ketika sel-sel di kulit tumbuh secara tidak normal. Belum diketahui secara pasti penyebab keratosis seboroik. Namun, kondisi tersebut diduga berkaitan dengan beberapa faktor berikut:
- Berusia di atas 40 tahun
- Sering terpapar sinar matahari
- Memiliki keluarga yang pernah menderita keratosis seboroik
- Sering mengalami gesekan pada kulit, seperti pada lipatan kulit bagian dalam
Gejala Keratosis Seboroik
Gejala utama keratosis seboroik adalah benjolan seperti kutil di kulit. Benjolan tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berwarna lebih gelap dari warna kulit sekitarnya, misalnya kecokelatan atau kehitaman
- Berbentuk bulat atau lonjong
- Bertekstur kasar seperti kutil
- Sering muncul lebih dari satu di satu area (berkelompok)
- Tidak menimbulkan sakit atau nyeri, tetapi dapat terasa gatal dan mengganggu
Penderita dianjurkan untuk tidak menggaruk atau mengusap bagian tubuh yang mengalami keratosis seboroik karena dapat menyebabkan infeksi, perdarahan, atau pembengkakan.
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika timbul benjolan berwarna gelap di kulit yang dirasa mengganggu penampilan atau dapat bergesekan dengan kulit.
Bentuk keratosis seboroik bisa mirip dengan kanker kulit. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul benjolan atau tahi lalat yang disertai tanda-tanda berikut:
- Berwarna tidak normal, seperti kebiruan, ungu, atau merah kehitaman
- Terasa sakit
- Mengeluarkan darah
- Tidak rata di bagian tepinya
Diagnosis Keratosis Seboroik
Untuk mendiagnosis keratosis seboroik, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan memeriksa benjolan di kulit.
Perlu diketahui bahwa benjolan keratosis seboroik bisa terlihat mirip dengan kanker kulit melanoma. Meski demikian, ada beberapa ciri-ciri benjolan keratosis seboroik yang bisa membedakan keduanya, yaitu sering muncul lebih dari satu dan berkelompok, serta memiliki tekstur yang kasar.
Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel jaringan (biopsi) dari benjolan yang muncul, kemudian memeriksanya di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat menentukan apakah benjolan tersebut merupakan keratosis seboroik atau kanker kulit.
Pengobatan Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, jika benjolan mengalami iritasi atau infeksi, dokter perlu mengangkatnya. Benjolan juga bisa diangkat jika pasien merasa keratosis seboroik menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu penampilan.
Beberapa metode pengangkatan benjolan keratosis seboroik yang dapat dijalani pasien adalah:
1. Krioterapi
Pada krioterapi, dokter akan membekukan benjolan keratosis seboroik dengan menggunakan nitrogen cair untuk menghilangkan benjolan. Namun, prosedur ini biasanya tidak disarankan jika benjolan sangat tebal.
2. Terapi laser
Sinar laser dapat digunakan untuk membakar benjolan, mensterilkan luka, dan menutup jaringan.
3. Electrocautery
Electrocautery bertujuan untuk menghilangkan benjolan dengan menggunakan arus listrik. Metode ini dapat diterapkan sebagai prosedur tunggal atau dikombinasikan dengan kuret. Jika dilakukan secara hati-hati, metode ini umumnya tidak meninggalkan bekas luka.
4. Kuret (curettage)
Kuret dilakukan dengan mengerik benjolan keratosis seboroik menggunakan alat khusus. Kuret dapat dikombinasikan dengan krioterapi atau electrocautery guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
5. Bedah konvensional
Pengangkatan keratosis seboroik dengan teknik bedah konvensional dilakukan dengan bius lokal dan sayatan pisau bedah. Setelah tindakan, luka akan dijahit.
Setelah operasi pengangkatan, area kulit bekas benjolan akan berwarna lebih pucat daripada kulit di sekitarnya. Perbedaan warna akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Komplikasi Keratosis Seboroik
Perlu diketahui bahwa benjolan keratosis seboroik bisa muncul kembali, tetapi umumnya bukan di lokasi yang sama, melainkan di area kulit lainnya. Meski jarang terjadi, keratosis seboroik juga dapat menimbulkan komplikasi berikut:
- Iritasi, perdarahan, atau rasa tidak nyaman jika benjolan tergaruk atau bergesekan dengan pakaian
- Kurang percaya diri, akibat keratosis seboroik yang mengganggu penampilan
Pencegahan Keratosis Seboroik
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya keratosis seboroik, yaitu:
- Menghindari berlama-lama terpapar sinar matahari yang terlalu terik
- Menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF minimal 30
- Mengenakan pakaian tertutup jika beraktivitas di luar ruangan pada siang hari