Kesetrum adalah kondisi ketika tubuh tersengat aliran listrik. Tergantung pada besarnya voltase (V) aliran listrik tersebut, kesetrum bisa menyebabkan luka ringan hingga kematian mendadak.
Pada dasarnya, tubuh manusia dapat mengalirkan listrik dari sumber listrik di luar tubuh. Jika seseorang tidak sengaja menyentuh sumber listrik, misalnya kabel listrik yang rusak, arus listrik dapat mengalir ke tubuh dan menyebabkan kesetrum.
Besarnya tegangan listrik yang menyebabkan kesetrum bisa mulai dari 220 V hingga lebih dari 550 V. Tegangan 220 V umumnya digunakan untuk peralatan listrik di rumah. Sementara tegangan lebih 550 V biasanya digunakan di industri yang mengolah barang atau produk, seperti pabrik.
Penyebab Kesetrum
Kesetrum disebabkan oleh kontak langsung antara kulit dengan sumber aliran listrik, seperti:
- Kabel listrik yang rusak
- Stopkontak
- Mesin atau alat beraliran listrik, seperti generator
- Alat kejut listrik (taser)
- Petir
Kesetrum juga rentan terjadi pada kondisi-kondisi berikut:
- Cuaca buruk dan bencana alam, seperti badai atau banjir
- Kebakaran
- Pohon tumbang yang dapat mengenai kabel tiang listrik
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Kecelakaan di tempat kerja, misalnya di konstruksi bangunan
Pada anak-anak, kesetrum bisa terjadi karena kabel listrik yang terkelupas. Anak-anak juga bisa kesetrum akibat memasukkan benda logam ke stopkontak atau memasukkan kabel listrik ke dalam mulut.
Gejala Kesetrum
Tingkat keparahan gejala kesetrum dapat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor berikut:
-
Tipe aliran listrik
Aliran listrik bisa searah (DC) atau bolak-balik (AC). Arus listrik AC dapat menimbulkan gejala lebih parah. -
Jumlah voltase dan ukuran arus listrik (ampere)
Arus sebesar 50–100 mikroAmpere dapat menyebabkan henti jantung mendadak. -
Kondisi kulit
Jika ada luka terbuka yang luas, luka kesetrum akan lebih dalam dan lebih parah. -
Bagian tubuh yang terkena
Kesetrum dapat menyebabkan kondisi yang fatal jika mengenai dada atau kepala. -
Ada atau tidaknya luka akibat kontak dengan arus listrik
Jika tidak ada luka, biasanya gejala lebih ringan dan kemungkinan komplikasi berat lebih rendah. -
Entry wound dan exit wound
Ada atau tidaknya luka kontak ketika arus listrik masuk (entry wound) dan luka akibat keluarnya arus listrik di area tubuh lain (exit wound). Kesetrum yang hanya menyebabkan entry wound akan menimbulkan komplikasi lebih berat. -
Lama paparan dengan aliran listrik
Makin lama tubuh terpapar arus listrik, gejala yang dialami akan makin berat/fatal.
Perlu diketahui bahwa bentuk luka di kulit akibat kesetrum tidak selalu menandakan tingkat keparahannya. Hal ini karena luka di kulit bisa terlihat ringan, tetapi mungkin kerusakannya lebih dalam hingga menyerang organ tubuh.
Ketika kesetrum, penderita bisa mengalami luka atau cedera, seperti:
- Luka bakar pada area tubuh yang tersengat listrik
- Kerusakan pada kulit, otot, dan pembuluh darah
- Kerusakan pada jantung
- Jatuh dan cedera akibat terkejut arus listrik, misalnya patah tulang atau cedera kepala
Selain jenis luka di atas, seseorang yang kesetrum juga bisa mengalami beberapa gejala berikut:
- Mati rasa atau kesemutan
- Luka lepuh di kulit yang kontak dengan arus listrik
- Sakit kepala
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Sakit perut
- Denyut nadi lemah
- Penurunan kesadaran
- Pingsan
Kesetrum bisa saja menyebabkan kematian mendadak akibat gangguan denyut bilik jantung (fibrilasi ventrikel). Hal ini terutama terjadi pada orang yang memiliki penyakit jantung atau pernah menjalani pemasangan alat pacu jantung.
Korban kesetrum juga dapat meninggal tiba-tiba akibat terjatuh dari tempat yang tinggi setelah tersengat listrik.
Pada beberapa kasus, arus listrik intensitas rendah dapat menyebabkan kejang otot sehingga menyebabkan area tubuh yang kontak dengan arus listrik sulit terlepas. Akibatnya, paparan listrik menjadi lebih lama sehingga cedera menjadi parah.
Kapan harus ke dokter
Pemeriksaan ke dokter atau pertolongan medis diperlukan jika seseorang kesetrum aliran listrik yang kuat, yaitu 500 V atau lebih.
Penanganan medis juga diperlukan jika seseorang tersengat aliran listrik yang rendah (kurang dari 500 V) tetapi mengalami kondisi atau gejala di bawah ini:
- Pingsan
- Napas berhenti
- Henti jantung
- Luka bakar yang parah atau tidak kunjung sembuh
- Listrik mengenai mulut
- Jantung berdebar
- Sulit bernapas
- Sedang hamil
- Kebas parah, kesemutan, atau lumpuh
- Gangguan penglihatan, pendengaran, atau bicara
- Linglung
- Kejang
- Nyeri atau kram otot
- Terdapat luka bakar, tetapi belum pernah menerima atau telah lebih dari 5 tahun lalu menerima vaksin tetanus
Sembari menunggu pertolongan medis, pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada korban kesetrum antara lain:
- Jangan melakukan kontak dengan korban kesetrum, terutama bila sumber listrik belum bisa dipadamkan.
- Segera padamkan aliran listrik di lokasi kejadian dengan mematikan sekering jika memungkinkan.
- Jika listrik belum padam, gunakan benda yang tidak menyalurkan listrik, seperti kayu, untuk memindahkan sumber listrik.
- Bila sumber listrik mengeluarkan percikan api, segera padamkan dengan alat pemadam api. Jangan menggunakan air untuk memadamkan percikan api dari listrik.
- Pindahkan korban ke tempat yang lebih aman, tetapi pastikan terlebih dahulu bahwa korban tidak lagi terkena aliran listrik yang aktif.
- Berikan teknik CPR kepada korban kesetrum yang tidak bernapas.
Apabila korban kesetrum masih sadar dan mengalami luka bakar, lepaskan pakaian dan siram lukanya dengan air dingin yang mengalir. Tutup luka dengan kain bersih. Anda juga perlu menemani korban sampai petugas medis datang dan menjelaskan kondisinya kepada petugas.
Diagnosis Kesetrum
Setelah pasien kesetrum tiba di rumah sakit, dokter akan segera memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh.
Jika pasien dicurigai mengalami gejala kesetrum yang parah, misalnya terkena arus listrik 1.000 V atau lebih, mengalami sesak napas atau gangguan irama jantung, sedang hamil, atau apabila terdapat kelainan pada hasil rekam jantung, dokter akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu.
Selanjutnya, dokter akan memberikan infus, memasang kateter urine, dan oksigen pada pasien tersebut. Dokter juga bisa melakukan terapi kejut jantung (defibrilasi) jika terdeteksi gangguan irama jantung.
Bila kondisi pasien telah stabil, dokter akan bertanya terkait penyebab kesetrum, perkiraan besarnya voltase, dan lama paparan dengan sumber listrik.
Jika pasien didiagnosis mengalami kesetrum ringan, dokter akan merawat luka dan memperbolehkan pasien pulang.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan, meliputi:
- Pemeriksaan rekam jantung (EKG), untuk melihat aktivitas listrik jantung dan mendeteksi seberapa parah kerusakan jantung
- Tes enzim jantung, seperti creatine kinase-myoglobin binding (CKMB) dan troponin, untuk melihat kondisi otot jantung
- Tes darah, seperti hitung darah lengkap, elektrolit, keratinin, mioglobin, untuk melihat fungsi ginjal dan kerusakan otot
- Tes urine, untuk memeriksa kadar mioglobin dalam urine
- USG, untuk melihat kondisi organ dalam yang mengalami kerusakan
- Foto Rontgen atau CT scan, untuk melihat patah tulang yang bisa terjadi
Pengobatan Kesetrum
Pengobatan pada pasien kesetrum akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Pasien yang mengalami luka bakar dapat diberikan penanganan sesuai derajat luka yang dialaminya.
Sebagai contoh, dokter dapat melakukan perawatan luka dan memberikan salep antibiotik pada luka bakar yang tergolong ringan, lalu membalut luka tersebut.
Jika luka bakar cukup luas, dokter akan melakukan operasi untuk membersihkan luka dan mengangkat jaringan yang sudah mati. Prosedur ini disebut juga sebagai operasi debridement.
Pada pasien kesetrum yang kondisinya cukup berat, dokter akan memberikan cairan infus, seperti manitol dan obat diuretik, untuk memperbaiki myoglobinuria agar tidak merusak ginjal. Sementara untuk luka bakar yang luas, dokter dapat memberi suntik vaksin tetanus.
Dokter juga akan memberikan cairan bikarbonat, untuk mencegah gangguan asam-basa (asidosis) dalam tubuh yang bisa terjadi pada luka kesetrum yang luas. Selain itu, dokter juga dapat memberikan suntik vaksin tetanus.
Korban kesetrum yang parah biasanya akan dirawat di rumah sakit setidaknya selama 48 jam. Tindakan ini diperlukan sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan jantung.
Pada pasien yang mengalami patah tulang atau cedera pada bagian tubuh tertentu, dokter akan memberikan tindakan sesuai kondisinya. Dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani operasi patah tulang guna mencegah terjadinya kerusakan yang permanen.
Komplikasi Kesetrum
Kesetrum yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi jangka pendek pada penderitanya, seperti:
- Kerusakan jantung yang bisa mengakibatkan gangguan irama jantung (aritmia)
- Sindrom kompartemen
- Rhabdomyolisis
- Luka sengatan listrik terinfeksi atau mengalami pembusukan
- Kerusakan pada sel-sel darah merah (hemolisis)
- Pembentukan gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh darah
Pada jangka panjang, kesetrum juga dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:
- Gangguan saraf
- Kesemutan kronis
- Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- Sakit kepala
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Kram atau kaku otot
- Kejang
- Jaringan parut (kontraktur) pada luka
Pencegahan Kesetrum
Kesetrum tidak selalu dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh kecelakaan. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tersengat aliran listrik, yaitu:
- Tidak melakukan penggantian sakelar atau stopkontak sendiri, tetapi memanggil teknisi listrik yang memang memiliki pengetahuan dan peralatan yang memadai
- Tidak menggunakan peralatan listrik yang kabelnya rusak atau robek
- Mencabut perangkat listrik setelah digunakan
- Menggunakan kabel penghubung atau pengisi daya alat elektronik yang memiliki sakelar otomatis
- Meletakkan peralatan listrik jauh dari air
- Tidak menggunakan perangkat listrik ketika mandi, berendam, atau berenang
- Menggunakan alat pelindung atau sepatu bersol karet bagi pekerja teknisi listrik
- Menggunakan penutup atau pelindung stopkontak pada tempat yang dapat dijangkau oleh anak-anak