Penyebab depresi sebenarnya belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami depresi, mulai dari faktor genetik hingga adanya luka batin atau trauma. Kondisi ini perlu ditangani oleh psikiater agar tidak menimbulkan dampak lebih lanjut pada penderitanya.

Depresi umumnya ditandai dengan rasa sedih mendalam, mudah marah, cemas terus-menerus, rasa putus asa yang berkepanjangan, kehilangan minat atau motivasi, bahkan kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri atas masalah yang terjadi.

6 Penyebab Depresi dan Cara Penanganannya - Alodokter

Meski penyebab depresi tidak bisa dipastikan, penanganan terhadap berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko depresi perlu dilakukan.

Beragam Penyebab Depresi

Berikut ini adalah beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi:

1. Usia

Memasuki usia lanjut, beberapa orang cenderung menghabiskan waktunya sendiri. Hal ini umumnya dipicu oleh keterbatasan fisik, lingkungan sosial yang makin kecil, atau rasa cemas dengan kondisi kesehatan yang makin menurun akibat pertambahan usia.

Berbagai hal tersebut dapat menimbulkan rasa sepi yang mendalam bagi siapa pun yang mengalaminya. Padahal, setiap orang membutuhkan interaksi sosial untuk bertahan hidup dan berkembang.

Berbagai penelitian terkait kesehatan mental menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial berkaitan erat dengan tingkat depresi yang lebih tinggi pada orang dewasa maupun lansia.

2. Genetik

Seseorang yang berasal dari keluarga dengan riwayat depresi diduga lebih rentan mengalami depresi. Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa sekitar 40% penderita depresi juga memiliki keluarga yang depresi.

3. Perubahan kadar hormon

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih rentan mengalami depresi daripada pria. Hal ini diduga karena perubahan hormon yang sering terjadi pada wanita.

Wanita umumnya melalui berbagai periode kehidupan yang memicu perubahan kadar hormon, misalnya saat menstruasi, kehamilan, persalinan, maupun menopause.

4. Trauma

Penyebab depresi selanjutnya adalah trauma. Trauma atau luka batin dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kehilangan orang terdekat, riwayat kekerasan fisik atau pelecehan seksual, KDRT, atau musibah besar seperti tsunami atau gempa bumi.

Ketika seseorang terlalu terpukul dan tidak mampu mengendalikan kesedihan dan dampak emosional yang dialaminya, risiko terjadinya depresi pun dapat meningkat.

5. Penyakit kronis

Menderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, atau HIV dan AIDS, juga bisa menjadi salah satu penyebab depresi. Pengobatan jangka panjang, gejala penyakit yang sering kambuh, bahkan stigma negatif dari lingkungan terhadap penyakit yang diderita bisa membuat penderitanya rentan mengalami depresi.

6. Konsumsi minuman beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol juga merupakan salah satu penyebab depresi. Orang-orang yang memiliki gejala depresi beranggapan bahwa alkohol dapat menenangkan diri dan menyelesaikan segala permasalahan hidup.

Padahal, minuman beralkohol dapat memengaruhi kerja sistem saraf yang berdampak buruk pada suasana hati sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.

Ketahui Langkah Penanganan Depresi

Gejala depresi perlu segera diatasi karena bisa mengarah pada tindakan berbahaya, seperti penyalahgunaan obat terlarang, keinginan untuk melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, kondisi ini perlu penanganan langsung oleh psikolog atau psikiater.

Langkah penanganannya pun perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:

Mengikuti psikoterapi

Psikoterapi dapat dilakukan untuk mengatasi beragam masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Terapi ini membantu penderita depresi untuk mengontrol gejala yang timbul, sehingga ia dapat menjalani kehidupan dengan baik dan fokus pada kegiatannya sehari-hari.

Minum obat antidepresan

Sambil menjalani psikoterapi, penderita depresi juga dianjurkan untuk minum obat antidepresan. Tujuannya untuk menjaga kestabilan suasana hati dan emosi. Beberapa contoh obat antidepresan yang umumnya diresepkan oleh psikiater adalah fluoxetine, sertraline, dan amitriptyline.

Meski penyebab depresi belum diketahui, gangguan mental ini tetap bisa diobati dan dicegah kekambuhannya. Bila Anda mengalami gejala yang mengarah ke depresi, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter. 

Konsultasi dapat dilakukan melalui Chat Bersama Dokter. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh penanganan yang tepat sedini mungkin dan kerahasiaan Anda terjamin.