Adenoidektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat adenoid atau kelenjar yang berada di belakang hidung. Adenoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri yang masuk melalui hidung dan mulut. Prosedur ini umumnya dilakukan bila adenoid membengkak sehingga menyebabkan gangguan pernapasan.
Adenoid tumbuh hingga anak berusia sekitar 3–5 tahun. Kelenjar ini berperan penting dalam menghasilkan antibodi pada anak-anak agar tubuh mampu melawan infeksi. Adenoid akan sedikit menyusut setelah anak berusia 5–7 tahun dan makin menyusut ketika anak memasuki usia remaja.
Pada kondisi tertentu, adenoid bisa makin membesar akibat alergi atau infeksi. Hal ini dapat menimbulkan keluhan, seperti gangguan pernapasan, infeksi telinga, atau sleep apnea. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan menyarankan adenoidektomi.
Tujuan dan Indikasi Adenoidektomi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, adenoidektomi dilakukan untuk mengangkat kelenjar adenoid yang membesar. Dokter juga dapat menyarankan adenoidektomi kepada pasien anak-anak yang mengalami kondisi-kondisi berikut:
- Infeksi telinga bagian tengah (otitis media) yang berulang
- Sinusitis kronis
- Sleep apnea
Peringatan Adenoidektomi
Adenoidektomi umumnya aman untuk dilakukan. Meski begitu, orang tua perlu mendampingi anak dan berkonsultasi dengan dokter terkait prosedur, manfaat, risiko, dan komplikasi yang mungkin muncul akibat adenoidektomi.
Beri tahu dokter bila anak memiliki alergi terhadap obat bius tertentu. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya gangguan selama operasi dilakukan.
Sebelum Adenoidektomi
Selama persiapan adenoidektomi, orang tua dianjurkan untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada anak. Orang tua bisa membuat anak lebih tenang dengan mengatakan bahwa prosedur ini dilakukan agar penyakitnya cepat sembuh. Pastikan anak merasa aman dengan selalu mendampinginya selama menjalani prosedur ini.
Orang tua dianjurkan untuk tidak memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, kepada anak 1 minggu sebelum operasi. Jika anak mengalami pilek, nyeri tenggorokan, batuk, dan demam, beri tahu dokter agar operasi ditunda sampai beberapa minggu hingga kondisi anak membaik.
Prosedur Adenoidektomi
Prosedur adenoidektomi umumnya berlangsung selama 30–45 menit. Dokter akan memberikan obat bius umum untuk membuat anak tertidur lelap dan tidak merasakan nyeri.
Selanjutnya, dokter akan memasang alat untuk membantu agar mulut anak tetap terbuka selama operasi. Setelah itu, dokter akan memasukkan alat ke mulut untuk mengangkat kelenjar adenoid.
Metode pengangkatan kelenjar adenoid dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut:
-
Cold surgical techniques
Cold surgical techniques merupakan teknik yang paling umum digunakan dalam pengangkatan adenoid. Teknik ini dapat dilakukan dengan kuret atau mengikis adenoid dengan alat khusus.
-
Elektrokauterisasi dengan alat penghisap Bovie
Teknik ini dilakukan dengan kauterisasi atau membakar jaringan menggunakan perangkat listrik khusus (Bovie). Kelenjar adenoid yang telah hancur akan diisap menggunakan Bovie, termasuk sisa darah di bagian tersebut.
-
Coblation
Coblation dilakukan untuk menghancurkan jaringan adenoid menggunakan gelombang radio. Teknik ini efektif untuk mengangkat adenoid, tetapi cukup memerlukan banyak waktu, terutama jika ukuran adenoid sangat besar.
-
Laser
Sinar laser dapat dimanfaatkan untuk mengangkat seluruh adenoid. Akan tetapi, teknik laser biasanya dihindari, karena dapat menimbulkan bekas luka di rongga belakang hidung dan langit-langit belakang rongga mulut.
Setelah Adenoidektomi
Setelah menjalani adenoidektomi, anak akan dipindahkan ke ruang perawatan dan dipantau kondisinya oleh dokter selama 4–5 jam. Hal ini perlu dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah anak memerlukan perawatan selanjutnya selain operasi.
Anak bisa mengalami mual akibat pengaruh obat bius yang belum hilang sepenuhnya. Beberapa minggu setelah adenoidektomi, anak mungkin akan mengalami keluhan berupa demam, nyeri tenggorokan, mendengkur, bernapas melalui mulut, dan muncul luka di mulut.
Jika anak mengalami nyeri tenggorokan, orang tua bisa menyarankan anak untuk minum lebih sering. Hal ini juga bermanfaat untuk mencegah dehidrasi pada anak.
Selama masa penyembuhan, jangan memberikan makanan yang panas, keras, renyah, dan pedas, kepada anak. Hal tersebut berisiko menyebabkan iritasi tenggorokan. Jika anak masih mengalami nyeri tenggorokan, berikan ia puding, daging ayam yang lunak, sayuran matang yang bertekstur lembut, jus buah, yoghurt, atau es krim.
Pastikan anak banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas yang bisa membuatnya lelah, terutama selama 1 minggu setelah operasi. Orang tua bisa berkonsultasi kepada dokter terkait waktu yang tepat bagi anak untuk kembali ke sekolah atau beraktivitas di luar rumah.
Komplikasi atau Efek Samping Adenoidektomi
Meski jarang terjadi, adenoidektomi berisiko menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:
- Perdarahan
- Gigi patah saat tindakan operasi
- Infeksi
- Reaksi alergi terhadap obat bius
Selain komplikasi di atas, anak mungkin mengalami gejala baru setelah menjalani adenoidektomi. Segera periksakan anak ke dokter atau ke IGD rumah sakit terdekat bila anak mengalami tanda dan gejala berikut:
- Keluar darah dari mulut atau area operasi
- Demam atau menggigil
- Sakit di area operasi makin parah meski sudah minum obat antinyeri
- Anak tidak minum sama sekali sehingga mengalami dehidrasi