Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) adalah prosedur untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut. Metode noninvasif atau nonbedah ini memiliki keunggulan, di antaranya minim luka sayatan dan proses pemulihannya lebih cepat. 

ESWL dilakukan dengan memfokuskan gelombang kejut di sekitar ginjal guna menghancurkan batu ginjal menjadi pecahan yang lebih kecil. Setelah itu, batu ginjal yang telah hancur akan keluar bersama urine.

Prosedur ESWL, Ini yang Perlu Diketahui - Alodokter

Prosedur ini lebih efektif dalam menghancurkan batu ginjal yang berdiameter kurang dari 2 cm. Namun, bila ukuran batu ginjal berdiameter lebih dari 2 cm, pasien akan disarankan untuk menjalani prosedur lain, seperti ureteroskopi atau kombinasi ESWL dengan pemasangan stent. 

Tujuan dan Indikasi ESWL

Pada dasarnya, batu ginjal terbentuk dari senyawa mineral yang menumpuk di ginjal dalam jangka panjang. Untuk mengatasi hal ini, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menjalani prosedur ESWL, terlebih bila batu ginjal masih berukuran sekitar 2 cm. 

Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami batu ginjal, yakni:

  • Menderita berat badan berlebih atau obesitas
  • Memiliki keluarga yang pernah menderita batu ginjal
  • Memiliki kebiasaan jarang atau kurang minum air putih
  • Mengonsumsi makanan dengan kadar protein, garam, dan gula secara berlebihan
  • Mengalami gangguan penyerapan air dan kalsium yang dapat disebabkan oleh penyakit radang usus, diare kronis, dan riwayat operasi lambung
  • Menderita hiperparatiroidisme atau infeksi saluran kemih berulang

Peringatan dan Larangan ESWL

Sebelum menjalani prosedur ESWL, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pasien, yaitu:

  • ESWL tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena gelombang kejut dapat berisiko bagi janin.
  • ESWL tidak disarankan pada penderita infeksi saluran kemih, kelainan bentuk ginjal, kanker ginjal, aneurisma aorta perut, gagal ginjal, gangguan pembekuan darah, dan hipertensi yang tidak terkontrol.
  • ESWL bisa dilakukan pada pasien dengan bobot tubuh berlebih atau penderita obesitas tetapi perlu disesuaikan kembali energi gelombang kejut yang diberikan atau dikombinasikan dengan teknik tambahan lainnya.
  • ESWL tidak dianjurkan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin
  • ESWL tidak direkomendasikan pada pasien yang menggunakan alat pacu jantung karena dapat merusak alat tersebut. 

Sebelum ESWL

Konsultasikan dengan dokter jika berencana menjalani ESWL. Pada sesi konsultasi, dokter akan bertanya riwayat penyakit pasien dan hasil pemeriksaan batu ginjal sebelumnya. Oleh karena itu, pasien disarankan membawa hasil tes yang telah dijalani, baik itu foto Rontgen, CT scan, USG, maupun MRI. 

Dokter juga akan bertanya tentang obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi pasien. Pada pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, dokter akan menganjurkan pasien untuk minum obat tersebut 1 minggu sebelum menjalani ESWL. 

Beberapa hari sebelum prosedur ESWL, dokter akan menyarankan tes darah dan tes urine untuk mendeteksi infeksi saluran kemih. Jika pasien menderita infeksi saluran kemih, dokter akan menunda ESWL dan mengobati infeksi tersebut terlebih dahulu. 

Prosedur ESWL

Dokter akan terlebih dahulu meminta pasien mengganti baju dengan pakaian medis kemudian memberikan obat pereda nyeri atau obat penenang. Setelah itu, prosedur ESWL akan dilakukan dengan tahapan berikut:

  • Dokter akan meminta pasien berbaring di atas ranjang, kemudian bantal berisi air akan diletakkan di bagian belakang ginjal yang terdapat batu.
  • Dokter dapat memberikan bius lokal, setengah badan, atau total, agar pasien tetap nyaman selama prosedur berlangsung. Setelah bius bekerja, dokter akan menentukan lokasi batu ginjal dengan USG atau fluoroskopi, kemudian mengatur posisi pasien agar gelombang kejut tepat mengenai batu ginjal.
  • Setelah lokasi batu ginjal dipastikan, mesin ESWL akan mengirimkan sekitar 2.000–4.500 gelombang kejut. Tujuannya adalah untuk memecah batu ginjal menjadi pecahan yang lebih kecil sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.
  • Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan teknik stenting, yaitu memasukkan selang khusus dari lubang kencing sampai ke ginjal sebelum ESWL dimulai. Teknik ini digunakan pada pasien yang mengalami nyeri hebat dan penyumbatan batu di saluran urine (ureter). 

Prosedur ESWL umumnya berlangsung selama 45–60 menit.

Setelah Prosedur ESWL

Pasien akan diminta beristirahat selama 2 jam di ruang pemulihan agar kondisinya dapat terpantau. Dokter dapat menganjurkan rawat inap sampai kondisi pasien benar-benar pulih.

Setelah prosedur ini, pasien disarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih agar frekuensi buang air kecil meningkat dan pecahan batu ginjal dapat ikut keluar bersama urine. 

Pasien dilarang untuk mengonsumsi minuman beralkohol sampai 24 jam setelah prosedur ESWL.

Komplikasi atau Efek Samping ESWL

ESWL merupakan prosedur yang relatif aman. Akan tetapi, pada beberapa kasus, ESWL dapat menyebabkan efek samping berupa:

  • Memar dan rasa tidak nyaman di area bekas ESWL
  • Penyumbatan di saluran kemih
  • Perdarahan pada ginjal
  • Infeksi ginjal
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Pecahan batu ginjal tertinggal sehingga harus kembali menjalani ESWL
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Urine mengeluarkan darah

Segera ke dokter jika Anda mengalami beberapa gejala berikut ini setelah menjalani prosedur ESWL:

  • Demam tinggi dan menggigil
  • Sakit pinggang yang parah
  • Urine berwarna keruh atau berbau
  • Tidak dapat buang air kecil
  • Urine masih mengandung darah 2 hari setelah prosedur
  • Mual dan muntah
  • Sakit yang parah ketika buang air kecil

Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan ESWL

Sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur ESWL, Anda perlu ketahui terlebih dahulu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan prosedur ini dalam mengatasi batu ginjal berikut ini:

Ukuran dan lokasi batu

Keberhasilan prosedur ESWL tergantung dari ukuran dan lokasi batu tersebut berada. Batu ginjal yang terletak di kaliks bawah dan memiliki ukuran cukup besar dinilai memiliki tingkat keberhasilan lebih rendah, sedangkan batu ginjal di posisi lain dengan ukuran yang tidak terlalu besar memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Kepadatan batu ginjal

Selain ukuran dan lokasinya, kepadatan batu ginjal juga bisa menjadi faktor penentu keberhasilan dari prosedur ESWL. Pasien dengan kepadatan batu ginjal yang tinggi relatif lebih sulit dihancurkan daripada pasien dengan kepadatan batu ginjal yang lebih rendah. 

Kepadatan batu ginjal tersebut dapat terlihat dari hasil pemeriksaan berupa CT scan.

Kondisi pasien

Kondisi pasien pun turut andil dalam menentukan keberhasilan dari prosedur ESWL. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa pasien dengan bobot tubuh berlebih atau obesitas cenderung mengalami tingkat keberhasilan yang rendah. 

Hal ini bisa disebabkan oleh jarak antara kulit ke batu yang terlalu jauh atau tebal sehingga dapat memengaruhi prosedur ESWL.

Selain dengan prosedur ESWL, batu ginjal juga bisa diatasi dengan metode lainnya, mulai dari ureteroscopy (URS), percutaneous nephrolithotomy (PCNL), dan obat-obatan tergantung dari karakteristik batu ginjal dan kondisi pasien. 

Meski tergolong efektif dan minim efek samping, prosedur ESWL yang dilakukan secara berulang dapat berisiko menyebabkan hipertensi atau gangguan ginjal dalam jangka panjang.