Kultur urine adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya bakteri di dalam urine. Tes ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami keluhan infeksi saluran kemih (ISK), khususnya ISK yang sering kambuh atau susah sembuh. Melalui kultur urine, dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Bakteri Escherichia coli (E. coli) umumnya tidak berbahaya dan hidup di saluran pencernaan. Namun, bakteri E. coli dapat berpindah dari anus ke saluran kemih atau uretra akibat cara membersihkan area kemaluan yang tidak benar.
Kondisi ini lah yang menyebabkan seseorang bisa terkena infeksi saluran kemih. Selain bakteri E. coli, infeksi saluran kemih juga bisa disebabkan oleh kuman jenis lain, seperti P. aeruginosa, K. pneumoniae, dan Staphylococcus.
Oleh karena itu, untuk memastikan kuman penyebab infeksi saluran kemih pada pasien, dokter biasanya akan menyarankan tes kultur urine.
Tujuan dan Indikasi Kultur Urine
Seseorang dapat disarankan untuk menjalani tes kultur urine, jika ia mengalami gejala infeksi saluran kemih, seperti:
- Nyeri atau rasa perih seperti terbakar saat buang air kecil (anyang-anyangan)
- Nyeri punggung bawah
- Urine berwarna keruh dan berbau tajam
- Sering buang air kecil, tetapi hanya sedikit urine yang dikeluarkan
- Nyeri di perut bagian bawah
Jika infeksi saluran kemih sudah cukup parah, pasien juga dapat mengalami gejala-gejala berikut:
- Demam tinggi
- Menggigil
- Lemas
- Mual atau muntah
- Urine keruh atau berdarah
Infeksi saluran kemih dapat menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Oleh sebab itu, kultur urine juga bisa direkomendasikan pada ibu hamil untuk mendeteksi bakteri di dalam saluran urine. Jika tidak segera ditangani, infeksi saluran kemih pada ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang janin.
Peringatan dan Kontraindikasi Kultur Urine
Kultur urine aman dilakukan, tidak menimbulkan nyeri, dan tidak ada kontraindikasi khusus. Pasien juga tidak perlu melakukan persiapan tertentu. Meski demikian, pasien wanita disarankan memberi tahu dokter jika sedang menstruasi. Hal ini karena darah yang tercampur dengan urine bisa memengaruhi hasil kultur urine.
Sebelum Kultur Urine
Seperti yang telah disebutkan di atas, kultur urine tidak memerlukan persiapan khusus. Meski demikian, beri tahu dokter terkait obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, termasuk vitamin dan suplemen. Hal ini karena kandungan di dalam obat-obatan tertentu bisa saja membuat hasil kultur urine menjadi tidak akurat.
Pada hari tes akan dilakukan, pasien sebaiknya menahan untuk buang air kecil hingga pengambilan sampel urine. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk minum air putih yang cukup 15–20 menit sebelum sampel urine diambil.
Prosedur Pengambilan Sampel Kultur urine
Idealnya, sampel urine yang akan diperiksa pada kultur urine tidak boleh terkontaminasi kuman dari luar tubuh. Dengan begitu, sampel urine yang diperiksa hanya menunjukkan bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih.
Saat mengumpulkan sampel urine, pasien dianjurkan untuk mengikuti beberapa langkah berikut ini:
- Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
- Bagi wanita, bersihkan alat kelamin dari arah vagina ke anus.
- Buang air kecil terlebih dahulu tetapi jangan sampai tuntas, kemudian buang air kecil langsung ke wadah yang telah disediakan dokter atau petugas medis untuk menampung sampel urine.
- Isi wadah penampung urine dengan sampel urine hingga terisi minimal separuh, lalu tutup wadah tersebut.
- Bersihkan alat kelamin lalu cuci tangan kembali dengan sabun dan air mengalir sebelum menyerahkan sampel urine kepada dokter atau petugas medis.
Pada kasus tertentu, sampel urine perlu diambil menggunakan kateter urine. Pada kondisi ini, dokter atau petugas medis akan mengumpulkan sampel urine dari selang kateter. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga sampel yang diambil tidak terkontaminasi dengan bakteri lain dari luar tubuh pasien.
Prosedur Pemeriksaan Kultur Urine
Sampel urine yang sudah diambil dari pasien akan ditumbuhkan dalam medium khusus dan disimpan di ruangan bersuhu hangat. Jika terdapat infeksi, bakteri tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu beberapa hari.
Di dalam sampel urine, bisa jadi terdapat mikroorganisme normal yang berasal dari permukaan organ intim pasien. Jika kuman tersebut tidak berbahaya, tes kultur urine akan menunjukkan hasil negatif.
Bila ada bakteri yang tumbuh di medium, hal ini menunjukkan pasien mengalami infeksi saluran kemih. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut.
Setelah mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi, dokter akan melakukan tes resistensi antibiotik untuk mengetahui apakah bakteri tersebut kebal terhadap antibiotik tertentu. Selanjutnya, dokter akan menentukan jenis antibiotik yang efektif untuk mengobati infeksi.
Setelah Tes Kultur Urine
Setelah pasien dinyatakan positif menderita infeksi saluran kemih, dokter akan meresepkan antibiotik. Antibiotik yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis bakteri penyebab infeksi, riwayat medis pasien, dan kondisi pasien secara umum.
Selain meminum obat dari dokter, pasien dapat memperbanyak minum air putih dan sering buang air kecil. Cara ini dapat membantu mengeluarkan bakteri dari dalam tubuh dan mempercepat pemulihan dari infeksi.
Komplikasi dan Efek Samping Kultur urine
Pengambilan sampel kultur urine aman dilakukan dan tidak menimbulkan nyeri. Namun, bila muncul nyeri, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya infeksi atau iritasi pada saluran kemih.
Jika sampel urine diambil melalui kateter, pasien dapat merasakan nyeri saat selang kateter dimasukkan melalui lubang kencing. Pasien juga mungkin mengalami perdarahan di area pemasangan kateter. Segera beri tahu dokter bila setelah menjalani tes kultur urine Anda mengalami keluhan tersebut.