Sedot kista atau pungsi kista adalah metode pengobatan yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan di dalam kista. Sedot kista merupakan salah satu metode penanganan kista selain pemberian obat-obatan dan prosedur bedah.
Kista adalah benjolan di bawah kulit yang berisi cairan, nanah, atau sel-sel kulit mati. Selain di kulit, kista juga dapat tumbuh di bagian tubuh lainnya dan biasanya tidak bersifat ganas atau kanker.
Penyebab tumbuhnya kista dapat bervariasi, mulai dari infeksi, faktor genetik, hingga penyumbatan saluran di dalam organ tubuh. Beberapa jenis kista yang sering terjadi meliputi kista ovarium, kista payudara, kista ganglion, kista ginjal, kista dermoid, dan kista ateroma atau kista epidermoid.
Metode pengobatan untuk kista akan disesuaikan dengan lokasi dan ukuran kista, serta penyebab tumbuhnya kista. Jika kista berukuran besar, dokter biasanya akan menanganinya dengan operasi. Selain itu, suntik kortikosteroid juga dapat diberikan untuk mengurangi peradangan pada kista.
Selain operasi dan obat-obatan, metode lain untuk mengatasi kista adalah dengan sedot kista. Pada prosedur ini, dokter akan mengeluarkan cairan di dalam kista menggunakan jarum khusus.
Tujuan dan Indikasi Sedot Kista
Setiap orang yang memiliki kista dapat menjalani prosedur sedot kista. Akan tetapi, sedot kista perlu disesuaikan dengan lokasi dan jenis kista. Hal ini karena jika kista tumbuh di organ dalam atau kista terbentuk kembali setelah dikeluarkan, sedot kista menjadi tidak efektif untuk dilakukan.
Pada kondisi tersebut, dokter dapat melakukan tindakan operasi untuk mengangkat kista secara keseluruhan.
Peringatan dan Kontraindikasi Sedot Kista
Secara umum, tidak ada kondisi khusus yang membuat pasien tidak dapat menjalani sedot kista. Meski begitu, beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat bius tertentu. Selain itu, informasikan juga kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi aspirin atau obat pengencer darah, seperti clopidogrel dan warfarin
Sebelum Sedot Kista
Sebelum pasien menjalani prosedur sedot kista, dokter akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai hal-hal terkait sedot kista dan risiko yang dapat terjadi. Jika pasien setuju, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan.
Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, dapat dilakukan untuk melihat lokasi dan ukuran kista, terutama kista di organ dalam, seperti kista ovarium. Pada pasien kista ovarium, dokter juga akan menjalankan tes darah untuk mendeteksi kehamilan, mengukur kadar hormon, dan memeriksa apakah pasien telah menopause.
Sebelum menjalani prosedur sedot kista, dokter akan meminta pasien dengan kista payudara untuk berpuasa terlebih dahulu. Selain itu, pasien sebaiknya meminta anggota keluarga atau kerabat untuk mengantar dan mendampingi selama prosedur sedot kista.
Prosedur Sedot Kista
Langkah-langkah dalam prosedur sedot kista umumnya tergantung pada jenis dan lokasi kista. Secara umum, langkah-langkah dalam prosedur sedot kista yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:
- Meminta pasien untuk berbaring di ranjang pemeriksaan
- Membersihkan area kulit yang akan diambil cairan kistanya menggunakan cairan antiseptik
- Memberikan obat bius lokal untuk menghilangkan nyeri yang muncul selama proses sedot kista
- Menjalankan prosedur USG jika lokasi kista tidak terlihat secara langsung
- Memasukkan jarum hingga ke dalam kista dan mengeluarkan cairan kista melalui alat yang terhubung dengan jarum
- Menutup area suntikan dengan plester bedah atau perban
Jika kista terjadi pada organ dalam, penyedotan dan pengangkatan kista dapat dilakukan dengan operasi laparoskopi atau bedah umum (laparotomi).
Setelah Prosedur Sedot Kista
Pasien sedot kista dapat pulang setelah dokter memastikan kondisinya sudah stabil. Untuk mengurangi nyeri setelah sedot kista, dokter dapat memberikan obat-obatan, misalnya paracetamol.
Ada kemungkinan kista dapat tumbuh kembali setelah operasi. Untuk mencegah kekambuhan kista ovarium, dokter akan menyarankan kontrasepsi hormonal bagi wanita yang rentan atau memiliki riwayat terkena kista ovarium.
Sementara untuk mencegah terbentuknya kista pilonidal, dokter akan menganjurkan pasien menjaga kebersihan tubuh, terutama pada area bokong dan kemaluan.
Komplikasi dan Efek Samping Sedot Kista
Sedot kista merupakan prosedur yang aman untuk dilakukan. Efek samping yang timbul setelah sedot kista juga tergolong ringan, seperti nyeri, memar, dan bengkak di area suntikan.
Meski jarang terjadi, sedot kista dapat menyebabkan komplikasi berupa perdarahan di bawah kulit (hematoma) dan infeksi.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala berikut setelah menjalani sedot kista:
- Demam hingga 39oC
- Nyeri tidak hilang meskipun telah mengonsumsi obat pereda nyeri
- Pembengkakan tidak kunjung mereda
- Perdarahan terus terjadi