Robotic spine surgery adalah operasi tulang belakang menggunakan bantuan lengan robot dan laparoskopi. Prosedur ini dilakukan antara lain untuk mengatasi herniasi diskus atau memasang implan di tulang belakang.

Operasi robotik untuk tulang belakang, atau dikenal dengan robotic-assisted spine surgery, mirip dengan operasi tulang belakang dengan teknik laparoskopi. Perbedaannya adalah pada teknik robotik, dokter bedah mengendalikan lengan robot melalui komputer.

Ketahui Apa Itu Robotic Spine Surgery - Alodokter

Pada awalnya, operasi robotik tulang belakang hanya dilakukan untuk membantu operasi konvensional atau laparoskopi. Namun, pada beberapa tahun belakangan, teknik robotik diteliti untuk mengatasi gangguan tulang belakang yang lebih serius, seperti tumor, retak tulang belakang, atau skoliosis.

Saat ini, beberapa rumah sakit di Indonesia telah menyediakan fasilitas prosedur robotic spine surgery atau operasi robotik tulang belakang.

Manfaat Robotic Spine Surgery

Berikut ini adalah beberapa manfaat robotic spine surgery atau operasi robotik tulang belakang:

  • Luka sayatan operasi yang lebih kecil
  • Proses penyembuhan yang lebih cepat
  • Perdarahan luka operasi yang lebih sedikit
  • Berkurangnya nyeri pascaoperasi
  • Risiko komplikasi yang lebih kecil
  • Tingkat akurasi yang lebih tinggi

Indikasi Robotic Spine Surgery

Hingga saat ini, tujuan dilakukannya operasi robotik tulang belakang masih terbatas pada kondisi-kondisi berikut:

  • Herniasi diskus
  • Pemasangan sekrup (pedicle screw) dan implan pada tulang belakang
  • Skoliosis
  • Fusi atau penggabungan dua ruas tulang belakang
  • Stenosis spinal

Kontraindikasi Robotic Spine Surgery

Ada beberapa kondisi yang dikontraindikasikan atau tidak dibolehkan menjalani operasi robotik tulang belakang, yaitu:

  • Alergi terhadap obat bius
  • Infeksi tulang belakang
  • Belum menjalani terapi selain bedah secara maksimal
  • Obesitas dan obesitas morbid
  • Tumor ganas pada tulang belakang
  • Osteoporosis tulang belakang
  • Kondisi tulang belakang yang memerlukan lapang pandang operasi yang lebih besar

Perlu diketahui, operasi robotik tulang belakang masih belum banyak dilakukan. Di samping kondisi di atas, hingga saat ini masih diteliti kondisi lain apa saja yang tidak disarankan untuk menjalani prosedur ini.

Peringatan Robotic Spine Surgery

Pasien yang hendak menjalani operasi robotik tulang belakang disarankan untuk memberi tahu dokter terkait obat atau suplemen yang dikonsumsi, terutama obat yang dapat mengganggu pembekuan darah, seperti clopidogrel, aspirin, atau warfarin. Pasien juga perlu memberi tahu dokter tentang riwayat penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit paru-paru.

Sebelum Robotic Spine Surgery

Sebelum menjalani robotic spine surgery, pasien dianjurkan melakukan hal-hal berikut sejak beberapa bulan sebelumnya:

  • Berhenti merokok, untuk mencegah risiko komplikasi saat dan setelah operasi
  • Berolahraga rutin dengan intensitas ringan atau sedang, untuk membentuk otot sehingga mempercepat penyembuhan
  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
  • Tidur dan beristirahat yang cukup
  • Menghentikan penggunaan obat pengencer darah 10 hari sebelum operasi

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan MRI tulang belakang beberapa hari sebelum operasi, diikuti dengan hitung darah lengkap dan pemeriksaan fungsi pembekuan darah.

Pasien juga akan diminta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum operasi. Bila diperlukan, pasien akan disarankan untuk mengonsumsi obat pencahar guna membersihkan usus sebelum operasi.

Prosedur Robotic Spine Surgery

Setelah memasuki ruang operasi, pasien akan diminta untuk mengganti pakaian dengan jubah khusus operasi, kemudian berbaring telungkup di atas meja operasi. Selanjutnya, dokter akan memberikan bius total. Bila diperlukan, pasien juga akan diberikan alat bantu pernapasan selama operasi.

Setelah bius bekerja dan pasien tertidur, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di area yang akan dioperasi. Beberapa selang lentur yang dilengkapi dengan kamera dan lampu akan dimasukkan melalui sayatan tersebut, dengan bantuan lengan robot yang dikendalikan oleh dokter bedah melalui komputer.

Selama operasi robotik tulang belakang berlangsung, dokter akan memantau area operasi secara langsung. Tujuannya adalah untuk mengawasi agar lengan robot tidak melakukan kesalahan.

Setelah operasi selesai, luka operasi akan dijahit dan ditutup dengan perban. Dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri.

Setelah Robotic Spine Surgery

Setelah operasi selesai, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan sebelum kembali ke kamar rawat inap. Biasanya, pasien perlu dirawat 3–5 hari setelah operasi, tetapi ada juga pasien yang diperbolehkan pulang esok harinya. Hal ini tergantung pada keparahan penyakit, tingkat kesulitan operasi, usia dan riwayat penyakit pasien.

Lamanya waktu penyembuhan setelah operasi juga tergantung pada kondisi pasien. Untuk membantu mempercepat pemulihan dan melatih pergerakan tulang belakang, dokter dapat menyarankan pasien untuk melakukan fisioterapi.

Hal lain yang perlu dilakukan pasien untuk mempercepat proses pemulihan adalah:

  • Tidak mengangkat beban berat
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai saran dokter

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami keluhan berikut setelah menjalani robotic spine surgery:

  • Luka operasi bernanah dan mengeluarkan bau
  • Demam tinggi
  • Nyeri bertambah parah
  • Kesemutan atau mati rasa di tungkai

Komplikasi Robotic Spine Surgery

Komplikasi operasi robotik tulang belakang mirip dengan risiko operasi tulang belakang pada umumnya, antara lain:

  • Reaksi alergi terhadap obat bius
  • Pneumonia pascaoperasi
  • Infeksi pada luka operasi
  • Kerusakan jaringan sekitar area operasi
  • Emboli paru
  • Perdarahan
  • Deep vein thrombosis