Efek samping daun kelor dapat muncul bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Efek samping ini bisa bersifat ringan atau parah. Untuk mencegahnya, ada beberapa tips yang penting untuk Anda ketahui sebelum mengonsumsi daun kelor sebagai obat herbal.
Daun kelor telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia tenggara, termasuk Indonesia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun kelor dapat mengobati berbagai penyakit, seperti diabetes, asma, radang sendi, serta infeksi bakteri, virus, maupun jamur.
Khasiat daun kelor berasal dari beragam nutrisi penting di dalamya. Bahkan, jumlah vitamin C dalam daun kelor sama dengan jeruk, kandungan kaliumnya setara dengan pisang, jumlah vitamin A lebih banyak dari wortel, dan kadar zat besinya sebanyak bayam.
Selain itu, daun kelor juga tinggi kalsium, protein, asam amino, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Daun kelor bisa dikonsumsi dalam bentuk bubuk, kapsul suplemen, jamu, atau teh. Meski memiliki segudang manfaat, konsumsi daun kelor tidak terlepas dari efek samping yang bisa terjadi.
Berbagai Efek Samping Daun Kelor
Berbagai penelitian membuktikan bahwa daun kelor sebagai obat herbal atau makanan aman dikonsumsi dan jarang menimbulkan efek samping. Namun, efek samping bisa saja muncul bila daun kelor dikonsumsi secara berlebihan, dalam jangka panjang, atau bersamaan dengan obat medis tertentu.
Berikut ini adalah beberapa efek samping daun kelor:
Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping daun kelor yang dapat muncul adalah gangguan pencernaan, seperti sakit perut dan diare. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan daun kelor yang berlebihan bisa menyebabkan penumpukan zat besi dalam darah.
Tidak hanya sakit perut, kadar zat besi dalam darah yang berlebihan ditandai dengan nyeri sendi, mudah lelah, dan penurunan gairah seksual.
Kadar gula darah turun terlalu rendah
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi daun kelor bersamaan dengan obat diabetes bisa menyebabkan efek interaksi obat. Artinya, daun kelor bisa memengaruhi cara kerja obat diabetes dan menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah (hipoglikemia).
Gejala awal gula darah rendah yang sering kali muncul adalah wajah terlihat pucat, tubuh banyak berkeringat, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, mual, kelaparan, sangat lemas, dan sulit konsentrasi.
Tekanan darah terlalu rendah
Selain obat diabetes, konsumsi daun kelor juga tidak disarankan bila Anda sedang mengonsumsi obat untuk tekanan darah. Ini karena efek daun kelor bisa menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah (hipotensi).
Hipotensi ditandai dengan pandangan kabur, pusing, kelelahan, mual, merasa akan pingsan, dan sulit konsentrasi.
Cara Menghindari Efek Samping Daun kelor
Untuk menghindari efek samping daun kelor, Anda disarankan untuk mengonsumsi daun ini secukupnya, yaitu tidak lebih dari 50–70 gram per hari atau setara dengan sekitar 10–15 sendok teh bubuk daun kelor. Selain itu, daun kelor juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi lebih dari 6 bulan.
Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan sebelum mengonsumsi daun kelor meliputi:
- Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan daun kelor sebagai obat untuk memastikan keamanannya.
- Bila sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk hamil disarankan konsultasi ke dokter sebelum minum ramuan daun kelor.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa Anda mengonsumsi daun kelor bila hendak menjalani operasi atau tes laboratorium.
- Tanyakan ke doker bila Anda menderita diabetes, masalah ginjal atau hati, serta kelainan darah mengenai penggunaan daun kelor sebagai bagian dari pengobatan.
Jika Anda mengalami tanda-tanda efek samping daun kelor yang serius, seperti sesak napas, batuk parah, bibir dan kulit membiru, wajah bengkak, muntah, atau detak jantung cepat, hentikan konsumsi daun kelor dan segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan.