Mengonsumsi obat tidur kerap menjadi pilhan untuk mengatasi sulit tidur dalam jangka pendek. Namun, efek samping obat tidur bisa dialami oleh siapa pun yang mengonsumsi obat ini, terutama bila penggunaannya tidak sesuai dosis dan jangka waktu yang disarankan.
Obat tidur terkadang dikonsumsi untuk mengatasi stres, jet lag, ataupun masalah lainnya yang menyebabkan sulit tidur. Obat ini digolongkan sebagai hipnotik sedatif yang dapat memicu rasa kantuk dan rileks.
Obat tidur tersedia dalam beragam jenis dengan cara kerja yang berbeda-beda. Ada obat tidur yang bekerja dengan cara menyebabkan kantuk, ada pula obat tidur yang meredam area otak tertentu agar Anda tidak terjaga sepanjang malam.
Namun, apa pun jenisnya, obat tidur berpotensi menimbulkan efek samping. Yuk, ketahui beragam efek samping yang mungkin ditimbulkan dari mengonsumsi obat tidur, terutama jika Anda harus mengemudi atau mengoperasikan mesin keesokan paginya.
Efek Samping Obat Tidur yang Mungkin Terjadi
Ada beragam jenis obat tidur yang biasanya diresepkan oleh dokter, mulai dari antidepresan, benzodiazepine seperti Ativan atau Xanax, dan Z-drugs seperti eszopiclone atau Ambien. Obat tidur ini memiliki efek sedatif yang tidak hanya bekerja ketika Anda terlelap, tetapi juga saat terbangun keesokan harinya.
Berikut ini adalah berbagai efek samping obat tidur yang mungkin Anda alami jika mengonsumsi obat ini:
- Sembelit
- Diare
- Mulut atau tenggorokan kering
- Mual
- Heartburn
- Sakit perut
- Perubahan nafsu makan
- Pusing
- Sakit kepala
- Sensasi terbakar atau kesemutan di tangan, lengan, atau kaki
- Kantuk berkepanjangan
- Sulit konsentrasi atau mengingat sesuatu
- Mimpi buruk
Selain itu, hangover juga menjadi efek samping obat tidur yang paling umum terjadi. Orang yang mengalami hangover akibat obat tidur akan mengantuk, serta sulit menjaga keseimbangan dan koordinasi motorik tubuh. Efek samping yang satu ini dapat berdampak negatif pada produktivitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup peminum obat tidur.
Efek Samping Berbahaya dari Obat Tidur
Beberapa efek samping obat tidur juga bisa berbahaya, seperti menyebabkan parasomnia, reaksi alergi, dan ketergantungan obat. Berikut ini adalah penjelasannya:
Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan perilaku saat tidur yang tidak biasa. Penderita parasomnia bisa berjalan, berbicara, makan, mengemudi, seksomania, atau mengompol saat tidur. Namun, mereka tidak sadar bahwa melakukan hal-hal tersebut, bahkan sampai mereka bangun.
Efek samping yang satu ini biasanya disebabkan oleh obat tidur Z-drugs dan bisa terjadi jika Anda mengonsumsi obat tidur dalam dosis yang berlebihan.
Reaksi alergi
Berbagai jenis obat, termasuk obat tidur, bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Reaksi alergi yang mungkin muncul karena obat tidur adalah penglihatan kabur, nyeri dada, sulit menelan, gatal-gatal, jantung berdebar, ruam, mual, sesak napas, serta bengkak pada mata, bibir, dan wajah, bahkan anafilaksis.
Jika Anda merasakan keluhan ini setelah mengonsumsi obat tidur, hentikan penggunakan obat tersebut dan segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Kecanduan
Sebagian besar obat tidur hanya digunakan untuk jangka pendek, biasanya beberapa minggu. Penggunaan obat tidur secara terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan yang tentu saja memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Kecanduan obat tidur bisa menyebabkan gangguan motorik, vertigo, serta sulit konsentrasi atau pelupa. Kecanduan obat tidur juga bisa membuat penderitanya menjadi cemas dan bahkan merasa khawatir tidak bisa tidur jika tidak minum obat tidur.
Oleh karena itu, pastikan Anda hanya mengonsumsi obat tidur sesuai dengan anjuran dokter. Jika keluhan sulit tidur masih Anda alami meski telah mengonsumsi obat tidur sesuai saran dokter, sebaiknya konsultasikan kembali untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Sebelum mengonsumsi obat tidur, penting untuk membaca instruksi penggunaan sesuai dengan arahan dokter. Pastikan Anda mengonsumsi sesuai waktu yang disarankan atau sesaat sebelum tidur.
Bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia, konsultasikan terlebih dahulu tentang keamanan obat tidur ke dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Sementara itu, penderita penyakit ginjal, tekanan darah rendah, dan aritmia, serta pemilik riwayat kejang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat tidur tanpa pengawasan dokter, karena beberapa obat tidur dapat menyebabkan interaksi dengan obat yang dikonsumsi.
Sebenarnya Anda dapat mengatasi susah tidur tanpa mengonsumsi obat tidur, salah satunya adalah dengan melakukan terapi kognitif perilaku. Selain itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah insomnia, di antaranya:
- Hindari makan dalam porsi banyak dan mengonsumsi minuman beralkohol sebelum tidur.
- Batasi minuman berkafein, seperti kopi dan soda, menjelang tidur.
- Jangan merokok.
- Matikan HP, laptop, atau alat elektronik lainnya 30 menit sebelum tidur.
- Jadwalkan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya.
- Dengarkan musik yang lembut atau membaca buku sebelum tidur.
- Matikan lampu kamar sebelum tidur.
Namun, jika berbagai cara di atas masih tidak mampu membuat Anda terlelap atau bahkan memperparah insomnia yang Anda derita, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Anda juga disarankan untuk menghubungi dokter jika efek samping obat tidur yang dikonsumsi sampai menyebabkan kelelahan kronis, parasomnia, sulit konsentrasi, hingga sakit perut parah.