Sebagian orang meyakini bahwa mengonsumsi madu dapat menurunkan berat badan. Namun, apakah manfaat madu untuk diet memang sudah terbukti benar? Yuk, simak jawabannya dalam artikel berikut.
Madu merupakan salah satu bahan alami yang dikenal memiliki berbagai khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh. Selain sebagai campuran makanan dan minuman, madu juga telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan luka, misalnya luka bakar atau luka lecet, serta meredakan batuk dan iritasi kulit.
Tak hanya itu, sebagian orang juga memanfaatkan madu untuk menurunkan dan mencapai berat badan ideal. Namun, apakah manfaat madu untuk diet benar-benar terbukti secara ilmiah?
Menilik Manfaat Madu untuk Diet
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengganti gula pasir dengan madu diduga dapat mencegah kenaikan berat badan dan mengurangi nafsu makan. Konsumsi madu secara rutin diiringi dengan pola makan sehat juga diketahui dapat mengurangi kolesterol.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut yang dapat membuktikan bahwa madu dapat memberi manfaat untuk diet atau terbukti efektif dalam menurunkan berat badan.
Dalam 100 gram madu (sekitar 5 sendok makan), terkandung sekitar 300 kalori dan 80 gram gula. Jumlah ini memang lebih sedikit dibandingkan dengan 100 gram gula yang mengandung setidaknya 390 kalori.
Meski kandungan kalori dan gula dalam madu lebih sedikit dibandingkan gula pasir biasa, jumlah tersebut masih tergolong tinggi. Terlalu sering mengonsumsi madu justru dapat menyebabkan penumpukan kalori di dalam tubuh. Seiring waktu, kondisi tersebut dapat memicu kenaikan berat badan.
Selain itu, kandungan gula di dalam madu juga dapat dicerna dengan cepat oleh tubuh dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini berpotensi memicu rasa lapar, kenaikan berat badan dalam jangka panjang, hingga meningkatkan risiko obesitas.
Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi diduga dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan, seperti resistensi insulin, diabetes, gangguan hati, penyakit jantung, depresi, demensia, dan kanker.
Haruskah Berhenti Mengonsumsi Madu?
Madu dapat dijadikan sebagai pilihan untuk bahan pemanis makanan dan minuman karena dinilai lebih sehat. Selain memiliki kalori dan gula yang lebih rendah dibandingkan dengan gula biasa, madu juga mengandung banyak antioksidan seperti polifenol dan flavonoid.
Antioksidan tersebut diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya mengontrol kadar gula darah dan kolesterol, memelihara fungsi dan kesehatan organ tubuh, serta menurunkan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker.
Namun, perlu diingat bahwa manfaat tersebut baru bisa diperoleh jika Anda tidak mengonsumsi madu dalam jumlah berlebihan. Batasi asupan madu hingga tidak melebihi 4 atau 5 sendok teh per hari.
Daripada mengandalkan madu untuk diet, lebih baik lakukan diet yang efektif, yaitu dengan membatasi asupan makanan tinggi kalori, kolesterol, garam dan gula, menambah asupan protein dan serat, serta perbanyak aktivitas fisik dan olahraga.
Jika Anda merasa kesulitan untuk mengontrol berat badan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu Anda menentukan jenis makanan yang baik dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, serta cara yang sehat dan efektif untuk menurunkan berat badan.