Bedah anak adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menangani berbagai macam penyakit pada pasien anak-anak, mulai dari kelainan organ dalam hingga tumor. Prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah anak yang memiliki spesialisasi dalam tindakan operasi pada bayi, balita, anak, dan remaja.
Cabang ilmu bedah anak mulai berkembang pesat pada pertengahan abad ke-20, lebih tepatnya sekitar tahun 1950-an. Pada masa itu, masih banyak ancaman kematian pada bayi yang disebabkan penyakit-penyakit tertentu, tetapi pengobatan serta penanganannya belum tersedia.
Bedah anak hanya berfokus pada pelaksanaan prosedur penanganan penyakit pada anak. Dokter yang secara khusus menangani bedah pada anak disebut dokter spesialis bedah anak (Sp. BA).
Tujuan dan Indikasi Bedah Anak
Bedah anak umumnya dilakukan untuk menangani kondisi berikut:
- Penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan pada struktur jantung sejak lahir
- Patent ductus arteriosus (PDA)
- Atresia usus, yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan beberapa bagian usus menyempit atau terputus
- Hernia diafragma
- Atresia esofagus, yaitu kelainan lahir yang menyebabkan kerongkongan pada bayi tidak berkembang normal
- Omphalocele
- Fistula trakeoesofageal, yaitu terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan kerongkongan dengan pipa pernapasan
- Tumor Wilms
- Neuroblastoma, yaitu kanker yang berkembang dari sel-sel saraf yang belum matang
- Penyakit Hirschsprung
- Stenosis pilorus
- Intususepsi
- Volvulus, yaitu kelainan yang mengakibatkan usus terpuntir atau terikat karena adanya kesalahan berputar saat janin berkembang di dalam kandungan
Peringatan dan Kontraindikasi Bedah Anak
Tiap prosedur bedah pada anak memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, orang tua pasien perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai prosedur yang akan dilakukan, termasuk manfaat dan risikonya.
Prosedur pembedahan umumnya menggunakan obat bius atau anestesi. Dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik sebelum dan sesudah operasi guna mencegah infeksi. Jika anak Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat bius atau antibiotik, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar penanganannya dapat disesuaikan.
Jika prosedur bedah dilakukan dengan menggunakan obat bius, dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari penggunaan obat-obatan yang mengandung aspirin. Orang tua pasien juga perlu menginformasikan kepada dokter jika pasien tengah menggunakan suplemen atau produk herbal, seperti ginseng, bawang putih dan ginkgo biloba.
Begitu pun halnya dengan obat pengencer darah yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Dokter akan meminta pasien untuk menghentikan penggunaan obat tersebut setidaknya 1 minggu sebelum operasi. Beri tahu dokter jika pasien sedang menggunakan obat-obatan pengencer darah, seperti:
- Apixaban
- Dabigatran
- Rivaroxaban
- Heparin
- Warfarin
- Aspirin
Sebelum Bedah Anak
Sebelum melakukan prosedur bedah anak, dokter akan bertanya kepada orang tua pasien atau pasien sendiri, terkait keluhan, riwayat penyakit, serta obat-obatan yang dikonsumsi.
Tiap metode dalam prosedur bedah anak memiliki persiapan yang berbeda. Namun, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui alergi atau penyakit lain yang mungkin diderita ada.
Pemeriksaan yang dilakukan dokter dapat berupa tes darah, atau pemindaian seperti MRI atau CT scan. Hasil pemeriksaan akan digunakan untuk menunjang kelancaran prosedur bedah anak. Beberapa prosedur bedah anak juga memiliki ketentuan atau memerlukan tindakan khusus, seperti tes urine pada operasi tumor Wilms.
Umumnya, bedah anak menggunakan obat bius total. Oleh karena itu, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa terlebih dahulu selama 6 jam sebelum bius diberikan dan prosedur dimulai.
Prosedur Bedah Anak
Pada tahap awal, pasien akan dibawa ke ruang operasi. Dokter akan memakaikan baju khusus yang telah disediakan kepada pasien. Selanjutnya, pasien akan diposisikan di meja operasi, bisa dalam posisi duduk, telentang, atau tengkurap, tergantung prosedur bedah yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa tahapan prosedur bedah anak yang akan dilakukan dokter:
- Memberikan obat bius total (anestesi) agar pasien tidak sadarkan diri sehingga tidak merasakan sakit selama pembedahan
- Memasangkan selang pernapasan melalui mulut pasien
- Membersihkan area kulit yang akan menjadi lokasi pembedahan dengan cairan antiseptik khusus, untuk mencegah terjadinya infeksi
- Membuat sayatan dengan lokasi dan ukuran yang berbeda-beda, misalnya 1–2 cm pada prosedur penanganan hernia
- Memasukkan alat bantu khusus jika diperlukan, seperti laparoskop, untuk melihat kondisi organ dalam sekaligus membantu proses operasi
- Menutup sayatan dengan jahitan
Setelah Bedah Anak
Setelah prosedur bedah, dokter akan menyarankan agar pasien menginap di rumah sakit untuk beberapa hari hingga kondisinya pulih dan memungkinkan untuk pulang. Tujuannya adalah untuk mempermudah dokter dalam melakukan pengawasan setelah operasi.
Pada beberapa prosedur, selang pernapasan tetap dipasangkan ke pasien. Selang tersebut akan dilepas saat kondisi pasien telah pulih dan dapat beraktivitas normal.
Pada beberapa kasus, bekas sayatan operasi dapat menimbulkan sakit, kemerahan, atau bengkak. Hal tersebut tergolong wajar dan dapat berlangsung selama beberapa hari setelah operasi. Jika sakit pada bekas sayatan sangat mengganggu, dokter akan meresepkan obat pereda rasa sakit.
Orang tua pasien juga dapat melakukan perawatan mandiri terhadap bekas sayatan, agar luka tidak infeksi dan pulih lebih cepat. Beberapa perawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Jangan sampai bekas sayatan terkena air, setidaknya selama 24 jam setelah operasi. Namun, akan lebih baik apabila hal tersebut dikonsultasikan dengan dokter.
- Bersihkan kulit di sekitar bekas sayatan dengan kain lembut yang steril.
- Hindari membersihkan kulit di sekitar sayatan dengan sabun antibakteri, alkohol, iodine, atau peroxide. Penggunaan bahan tersebut dapat mengiritasi kulit dan memperlambat proses pemulihan.
- Hindari aktivitas atau gerakan yang dapat menarik atau menekan kulit di sekitar bekas sayatan.
Pasien diperbolehkan pulang ketika kondisinya sudah cukup baik. Lama prosedur dan pemulihannya berbeda-beda, tergantung tindakan yang diambil dan kondisi yang tengah ditangani.
Komplikasi atau Efek Samping Bedah Anak
Prosedur bedah anak umumnya membutuhkan sayatan. Oleh sebab itu, ada beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat prosedur ini, antara lain:
- Sakit di area bekas sayatan
- Warna kulit di area sekitar bekas sayatan kemerahan
- Bengkak di bekas sayatan dan area kulit di sekitarnya
Seperti yang telah disebutkan, banyak prosedur bedah anak juga menggunakan obat bius. Penggunaan obat bius ini dapat menyebabkan keluhan berupa:
- Mual
- Muntah
- Mulut kering
- Sakit tenggorokan
- Kantuk
- Suara serak
Segera ke dokter jika pasien mengalami tanda-tanda infeksi pada luka operasi, seperti:
- Nyeri yang tidak membaik
- Kemerahan dan pembengkakan
- Perdarahan
- Keluar cairan berbau dan berwarna kuning, cokelat, atau hijau pada luka operasi
- Luka operasi berbau
- Demam lebih dari 38°C