Hemiplegia terdiri dari kata “hemi“ yang berarti setengah, dan kata “plegi” yang berarti lumpuh. Hemiplegia adalah kelumpuhan yang terjadi pada salah satu sisi tubuh. Kondisi ini muncul sebagai akibat dari kerusakan pada salah satu sisi sistem saraf pusat yang mengatur kerja otot.
Hemiplegia dapat terjadi bila ada kerusakan pada otak atau saraf tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan otot di salah satu sisi tubuh tidak bisa bergerak sama sekali. Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak sebagai bawaan lahir. Namun, sebagian besar hemiplegia terjadi pada orang dewasa yang disebabkan oleh stroke atau cedera saraf tulang belakang.
Kenali Penyebab dan Gejala Hemiplegia
Otak dan saraf tulang belakang sama-sama memiliki 2 sisi, yaitu sisi kiri dan kanan. Hemiplegia atau kelumpuhan setengah badan terjadi apabila kerusakan jaringan di organ tersebut hanya terdapat pada salah satu sisi.
Hemiplegia adalah salah satu kondisi lanjutan yang paling umum terjadi akibat stroke. Stroke menyebabkan rusaknya jaringan otak karena kekurangan oksigen. Bila bagian yang rusak adalah bagian yang memerintahkan otot untuk bergerak, kelumpuhan bisa terjadi.
Saraf tulang belakang berperan dalam menghantarkan sinyal perintah bergerak dari otak ke berbagai saraf tepi yang menuju ke otot. Oleh karena itu, kerusakan pada bagian ini juga dapat menyebabkan kelumpuhan. Hemiplegia yang terjadi karena kerusakan saraf tulang belakang biasanya diakibatkan oleh cedera atau kecelakaan.
Beberapa gejala hemiplegia yang perlu Anda kenali antara lain adalah:
- Kehilangan kontrol terhadap kandung kemih
- Kesulitan berbicara, menelan, dan juga bernapas
- Kekakuan dan kelemahan pada otot di salah satu sisi tubuh
- Kesulitan untuk berjalan
- Kehilangan keseimbangan tubuh
- Kesulitan untuk memegang benda
- Gangguan koordinasi gerakan
Berbagai Penanganan Hemiplegia
Tujuan penanganan hemiplegia adalah untuk memperoleh kembali kekuatan dan gerakan-gerakan yang sebelumnya terbatas atau lumpuh. Berikut ini adalah beberapa penanganan hemiplegia:
1. Fisioterapi
Fisioterapi hemiplegia dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan keseimbangan, membangun kekuatan, dan mengoordinasikan gerakan. Fisioterapi ini bisa berupa terapi fisik atau terapi untuk mendorong penggunaan bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan.
2. Terapi okupasi
Terapi okupasi adalah jenis terapi yang difokuskan untuk mempelajari cara menangani tugas-tugas praktis dan kegiatan sehari-hari, seperti menyisir rambut, memakai baju, dan menggunakan toilet.
3. Stimulasi listrik
Stimulasi listrik atau terapi listrik adalah terapi yang harus dilakukan oleh tenaga medis. Terapi ini membantu merangsang gerakan otot dengan menggunakan daya listrik. Stimulasi listrik memungkinkan otot-otot yang sebelumnya lumpuh bisa berkontraksi kembali.
4. Peralatan adaptif
Peralatan adaptif adalah alat-alat yang bisa membantu gerakan penderita hemiplegia. Tujuannya adalah agar penderita bisa tetap aktif dan tidak kehilangan ototnya.
Contoh alat-alat yang bisa diberikan adalah tongkat, kursi roda, dan alat bantu jalan. Sebagian peralatan adaptif bahkan dirancang untuk membantu penderita mengemudi, peralatan makan, atau alat bantu kesehatan maupun kecantikan.
Dibutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk mencapai pemulihan secara optimal dari hemiplegia. Oleh karena itu, penderitanya rentan mengalami frustrasi. Jadi, motivasi dan dukungan perawatan dari orang terdekat juga penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan mencegah depresi.
Selain itu, penderita hemiplegia juga perlu berkonsultasi secara rutin ke dokter untuk memantau kondisi penyakit yang mendasari terjadinya hemiplegia. Misalnya, jika hemiplegia terjadi karena stroke yang dipicu tekanan darah tinggi, penderita juga harus rutin meminum obat penurun tekanan darah untuk mencegah stroke berulang.
Mengalami kelumpuhan pada satu bagian tubuh merupakan kondisi medis serius yang tidak boleh Anda abaikan. Jika Anda mengalami gejala hemiplegia, segera periksakan diri ke IGD agar dapat ditangani sedini mungkin.