Pemeriksaan fisik pada hernia adalah salah satu rangkaian pemeriksaan untuk mendeteksi hernia. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengamati serta meraba lokasi timbulnya hernia.
Pemeriksaan fisik pada hernia merupakan cara terbaik untuk mendeteksi berbagai jenis hernia, seperti hernia inguinalis dan hernia femoralis. Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh dokter dan tidak dapat dilakukan secara mandiri.
Indikasi Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Pemeriksaan fisik pada hernia bertujuan untuk mendeteksi benjolan dan kerusakan jaringan di sekitarnya. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui bila terjadi komplikasi hernia, yaitu tersumbatnya atau terjepitnya organ dalam tubuh yang keluar.
Beberapa jenis hernia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik adalah:
- Hernia inguinalis
- Hernia femoralis
- Hernia epigastrik
- Hernia spigelian
- Hernia umbilikalis
Sedangkan pada hernia hiatus, organ dalam perut terdorong ke rongga dada melalui lubang pada diafragma. Kondisi ini jarang menimbulkan benjolan sehingga tidak dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik.
Peringatan Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Pemeriksaan fisik pada hernia tidak dapat dilakukan pada pasien yang memiliki keluhan berikut:
- Nyeri yang sangat parah
- Mual dan muntah
- BAB tidak lancar
- Perut kembung yang parah
Pada hernia yang terjadi di paha bagian atas atau dekat selangkangan (hernia femoralis), benjolan dapat tidak terdeteksi jika pasien menderita obesitas.
Selain itu, pasien yang mengalami benjolan di perut perlu memberitahu dokter jika memiliki faktor yang dapat menyebabkan hernia, seperti:
- Pernah menjalani operasi di bagian perut
- Pernah mengalami cedera di bagian perut
- Menderita batuk kronis
- Sedang hamil
- Sering mengangkat beban berat
Sebelum Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Pemeriksaan fisik pada hernia tidak memerlukan persiapan khusus. Pemeriksaan ini juga tidak mewajibkan pasien untuk berpuasa atau mengonsumsi obat-obatan tertentu. Namun, pasien disarankan untuk mencatat gejala yang dialami dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan ke dokter.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan celana.
Prosedur Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Pemeriksaan fisik pada hernia umumnya aman dan berlangsung dalam waktu singkat. Pasien dapat menjalani pemeriksaan ini dengan posisi berdiri atau terlentang.
Selama pemeriksaan, dokter akan mengamati benjolan yang terlihat. Dokter juga dapat meminta pasien untuk batuk atau mengejan. Hal ini karena pada beberapa kasus, benjolan tidak dapat terlihat jika pasien tidak mengejan.
Setelah mengamati benjolan, dokter akan meraba area terjadinya hernia, misalnya di selangkangan, pangkal paha, perut, atau pusar. Pada hernia inguinalis yang dialami oleh laki-laki, dokter juga dapat meraba area buah zakar (skrotum).
Setelah Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Setelah pemeriksaan selesai, pasien dapat mengenakan kembali pakaiannya dan dokter akan menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien.
Jika hernia tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan fisik, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lanjutan berupa foto Rontgen, USG, dan CT scan, pada area yang diduga mengalami hernia.
Pasien disarankan untuk segera konsultasi ke dokter bila gejala hernia bertambah parah, seperti:
- Nyeri makin memburuk
- Demam tinggi
- Mual dan muntah
- Tidak dapat BAB
- Perubahan warna kulit pada area hernia
Komplikasi Pemeriksaan Fisik pada Hernia
Pemeriksaan fisik pada hernia tidak menimbulkan komplikasi apa pun. Akan tetapi, jika hernia telah menimbulkan komplikasi, seperti penyumbatan usus, maka pasien dapat merasakan nyeri hebat di lokasi hernia selama pemeriksaan fisik.