Diare akut biasanya berlangsung selama 1–2 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kondisi ini sebenarnya umum terjadi, tetapi perlu mendapat perhatian lebih bila dialami anak-anak. Jika tidak segera ditangani, diare akut dapat memicu dehidrasi yang justru bisa berakibat fatal.
Diare akut ditandai dengan frekuensi buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam dan tekstur tinja yang tampak cair. Penyakit ini dapat dialami siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa diare akut lebih rentan dialami anak-anak. Diare juga diketahui sebagai penyebab utama malnutrisi dan dehidrasi pada anak.
Penyebab Diare Akut pada Anak
Diare akut bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
1. Infeksi virus
Infeksi rotavirus adalah salah satu penyebab umum diare akut pada anak, terutama yang berusia di bawah 24 bulan. Virus ini bisa menular melalui kontak dengan air, makanan, mainan, atau objek lain yang telah terkontaminasi rotavirus.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mencuci tangan setelah mengganti popok atau memandikan Si Kecil. Anda juga perlu membiasakan Si Kecil untuk selalu mencuci tangannya sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
2. Infeksi bakteri dan parasit
Paparan bakteri, seperti Escherichia coli dan Salmonella, maupun parasit melalui konsumsi air dan makanan merupakan salah satu penyebab terjadinya diare akut pada anak. Bakteri dan parasit bisa berada pada air dan makanan yang kurang terjaga kebersihannya, serta makanan yang tidak matang sempurna.
3. Konsumsi antibiotik
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa mengganggu keseimbangan bakteri ‘baik’ di usus, sehingga menyebabkan terjadinya diare akut. Untuk menghindarinya, pastikan Si Kecil mengonsumsi antibiotik sesuai dengan resep dan dosis yang disarankan oleh dokter.
4. Intoleransi laktosa
Diare akut pada anak juga bisa timbul sebagai akibat dari intoleransi laktosa, kondisi di mana tubuh tidak mampu sepenuhnya mencerna laktosa atau gula yang terkandung dalam susu maupun produk olahan susu.
Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bila tidak ditangani dengan cermat, intoleransi laktosa justru memicu diare yang berkepanjangan.
Penanganan Tepat untuk Diare Akut pada Anak
Diare akut dapat menyebabkan Si Kecil mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kebutuhan asupan cairan dan nutrisi Si Kecil yang sedang mengalami diare akut:
- Berikan cairan oralit untuk mengganti cairan dalam tubuh Si Kecil yang hilang.
- Berikan makanan yang banyak mengandung air, seperti sup atau air kelapa..
- Berikan makanan yang tinggi kalium, seperti pisang.
- Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering.
- Berikan ASI lebih sering dari biasanya, bila Si Kecil masih menyusui.
- Hindari memberikan minuman manis dan bersoda.
Selain cara di atas, selalu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menghindari risiko infeksi virus, bakteri, maupun parasit yang bisa menyebabkan terjadinya diare akut.
Diare akut pada anak sebaiknya tidak disepelekan. Apabila setelah 1–2 hari diare tidak kunjung sembuh atau disertai dengan adanya darah dalam feses, demam, dan muntah terus-menerus, segeralah bawa anak Anda ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.