Tekanan darah rendah pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, kondisi ini patut dicurigai jika Si Kecil sering merasa pusing dan cepat lelah setelah bermain atau melakukan aktivitas tertentu.
Pada anak-anak, darah rendah atau hipotensi pada anak bisa menjadi kondisi yang berbahaya jika disertai adanya keluhan pusing dan lelah, lemas, mual atau muntah, pandangan kabur, atau pingsan.
Tekanan darah normal pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Pada anak-anak, tekanan darah normal dibedakan berdasarkan usianya, yakni:
- Anak usia 1–2 tahun berkisar antara 90–100 mmHg sistolik dan 60 mmHg diastolik
- Anak usia 3–5 tahun berkisar antara 90–105 mmHg sistolik dan 60–70 mmHg diastolik
- Anak usia 6–9 tahun berkisar antara 95–105 mmHg sistolik dan 60–70 mmHg diastolik
- Anak remaja usia 10–15 tahun berkisar antara 110–120 mmHg sistolik dan 70–79 mmHg diastolik
Seorang anak dapat dikatakan mengalami tekanan darah rendah ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Untuk menentukan berapa nilai tekanan darah anak, diperlukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter khusus anak.
Beragam Penyebab Tekanan Darah Rendah pada Anak
Tekanan darah rendah pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Kurangnya asupan cairan
Padatnya aktivitas anak sering kali membuatnya lupa untuk minum air. Kurangnya asupan cairan bisa menyebabkan Si Kecil mengalami dehidrasi dan memicu penurunan tekanan darah. Selain kurang minum, dehidrasi juga bisa disebabkan oleh diare, demam, atau muntah terlalu banyak.
2. Kurangnya asupan nutrisi
Kekurangan asupan nutrisi, seperti zat besi, vitamin B12, dan folat, bisa menghambat tubuh dalam memproduksi sel darah merah. Padahal, sel darah merah memiliki peranan penting untuk membawa hemoglobin ke seluruh tubuh.
Hemoglobin adalah protein dalam darah yang mengandung oksigen. Tanpa kandungan oksigen yang cukup di dalam darah, organ tubuh tidak mampu berfungsi dengan baik, sehingga tubuh akan mengalami anemia. Anemia pada anak bisa menyebabkan tekanan darah rendah.
3. Hipotensi ortostatik
Ketika anak melakukan gerakan atau mengubah posisi tubuh dengan cepat, misalnya dari posisi duduk kemudian langsung berdiri atau sebaliknya, tekanan darah dapat turun secara mendadak.
Menurunnya tekanan darah akibat perubahan postur dan gerakan tubuh yang terlalu cepat ini disebut hipotensi ortostatik. Jika mengalami kondisi ini, Si Kecil mungkin akan merasa pusing selama beberapa detik hingga beberapa menit.
4. Kondisi udara yang terlalu panas
Tekanan darah rendah pada anak juga disebabkan oleh udara yang terlalu panas, terutama jika ia berada di lingkungan yang penuh dan sesak. Kondisi yang disebut heat stroke ini dapat terjadi ketika anak bermain atau berolahraga di luar rumah saat cuaca panas.
5. Kelainan pada kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal adalah kelenjar kecil yang berada di atas ginjal. Meski kecil, kelenjar ini memiliki manfaat dan fungsi yang besar bagi tubuh.
Kelenjar ini menghasilkan hormon kortisol yang berperan untuk mengurangi risiko peradangan pada tubuh, meningkatkan gula darah, mengendalikan stres, menghasilkan energi, dan mengatur tekanan darah. Jika kelenjar adrenal anak mengalami gangguan, tekanan darahnya juga akan terganggu.
6. Infeksi berat atau sepsis
Sepsis adalah komplikasi berbahaya yang disebabkan oleh penyakit infeksi. Kondisi ini dapat membuat tekanan darah turun drastis atau syok, sehingga menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh. Sepsis yang tidak segera tertangani bisa menyebabkan komplikasi yang dapat merenggut nyawa.
7. Gangguan jantung
Gangguan jantung, seperti aritmia, gagal jantung, dan penyakit jantung bawaan, juga bisa menjadi penyebab tekanan darah rendah pada anak. Kondisi ini membuat darah tidak mengalir dengan lancar ke seluruh bagian tubuh.
Akibatnya, organ dan jaringan tubuh akan kekurangan oksigen. Kondisi ini dapat membuat anak lemas, mudah lelah, dan sesak napas.
Dengan mengetahui penyebab tekanan darah rendah pada anak dan gejalanya, Anda bisa mewaspadai dan mendeteksi kondisi ini secara dini. Jika anak terlihat sangat lemas, pingsan, mengalami sesak napas, jantung berdebar, kejang, atau tanda-tanda syok, segeralah bawa ke IGD atau dokter anak untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin.