Meski disebabkan oleh kelompok virus yang sama, yaitu coronavirus, ada perbedaan di antara COVID-19, SARS, dan MERS. Tidak hanya masa inkubasi penyakitnya, perbedaan ketiga penyakit ini juga ada pada kecepatan penularan serta pengobatannya.
COVID-19, SARS, dan MERS merupakan penyakit infeksi virus pada saluran pernapasan yang bisa berakibat fatal. SARS (severe acute respiratory syndrome) pertama kali mewabah di China pada tahun 2002, sementara MERS (Middle-East respiratory syndrome) pertama kali muncul di Timur Tengah pada tahun 2012.
Pada akhir tahun 2019, muncul penyakit baru di China yang dinamakan COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Penyakit ini telah menyebabkan banyak kematian di berbagai negara.
Perbedaan COVID-19 dengan SARS dan MERS Berdasarkan Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan oleh kuman untuk berkembang biak di dalam tubuh seseorang hingga menimbulkan keluhan. Dengan kata lain, masa inkubasi adalah rentang waktu antara terjadinya infeksi dan munculnya gejala.
Meskipun virus penyebab COVID-19, SARS, dan MERS berasal dari keluarga virus yang sama, yaitu coronavirus, ketiga penyakit ini memiliki masa inkubasi yang berbeda. Masa inkubasi penyakit MERS adalah 2–14 hari (rata-rata 5 hari), dan masa inkubasi penyakit SARS adalah 1–14 hari (rata-rata 4-5 hari). Sementara masa inkubasi COVID-19 adalah 1–14 hari, dengan rata-rata 5 hari.
Perbedaan COVID-19 dengan SARS dan MERS Berdasarkan Gejala dan Penyebaran
Pada derajat ringan, ketiga penyakit ini dapat menyebabkan demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, lemas, sakit kepala, dan nyeri otot. Jika semakin berat, gejala ketiganya dapat menyerupai pneumonia, yaitu demam, batuk parah, kesulitan bernapas dan napas cepat. Perbedaan besar di antara ketiga penyakit ini adalah COVID-19 jarang disertai keluhan pilek dan keluhan pencernaan, seperti buang air besar cair (menceret), mual, dan muntah.
Penyebaran coronavirus dari hewan ke manusia sebenarnya sangat jarang, tapi hal inilah yang terjadi pada COVID-19, SARS, dan MERS. Manusia dapat tertular coronavirus lewat kontak langsung dengan hewan yang terjangkit virus ini. Cara penyebaran ini disebut transmisi zoonosis.
SARS diketahui ditularkan dari luwak ke manusia, sedangkan MERS ditularkan dari unta berpunuk. Sementara pada COVID-19, ada dugaan bahwa hewan yang pertama kali menularkan penyakit ini ke manusia adalah kelelawar.
Seseorang dapat terjangkit virus Corona jika ia menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita COVID-19 saat bersin atau batuk. Tidak hanya itu, penularan juga dapat terjadi jika seseorang memegang benda yang telah terkontaminasi percikan air liur penderita COVID-19 lalu memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
SARS dan COVID-19 diketahui lebih mudah menyebar dari manusia ke manusia daripada MERS. Dan jika dibandingkan dengan SARS, penularan COVID-19 dari manusia ke manusia lebih mudah terjadi dan lebih cepat.
Sejauh ini, angka kematian akibat COVID-19 tidak lebih tinggi dibandingkan SARS dan MERS. Angka kematian SARS mencapai 10%, sedangkan MERS mencapai 37%. Namun, penularan COVID-19 yang lebih cepat dibandingkan SARS dan MERS membuat jumlah penderita penyakit ini meningkat tajam dalam waktu singkat.
Perbedaan COVID-19 dengan SARS dan MERS Berdasarkan Pengobatan
Sejauh ini, belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengatasi COVID-19. Beberapa obat antivirus, seperti oseltamivir, lopinavir, dan ritonavir, sudah dicoba untuk diberikan kepada pasien COVID-19 sambil terus diteliti.
Sedangkan pada SARS dan MERS, pemberian lopinavir, ritonavir, serta obat antivirus spektrum luas terbaru bernama remdesivir sudah terbukti efektif sebagai pengobatan.
Pada penderita infeksi virus Corona dengan gejala yang berat, di samping obat antivirus, mereka juga perlu mendapatkan terapi cairan (infus), oksigen, antibiotik (jika ada tambahan infeksi bakteri), serta obat-obatan lainnya sesuai gejala yang muncul. Penderita COVID-19 juga perlu dirawat di rumah sakit agar kondisinya dapat dipantau dan tidak menularkan infeksi ke orang lain.
Upaya pencegahan terhadap ketiga penyakit ini dapat dilakukan dengan rutin mencuci tangan, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, serta memasak daging dan telur hingga matang sebelum dimakan. Selain itu, sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang batuk dan demam.
Segera periksakan diri Anda ke dokter di fasilitas kesehatan terdekat, seperti klinik, Puskesmas, atau rumah sakit, apabila Anda mengalami gejala infeksi pernapasan, seperti demam, batuk, bersin, pilek, atau nyeri tenggorokan, apalagi jika Anda sampai mengalami sesak napas.
Bila Anda memiliki pertanyaan mengenai infeksi virus Corona, baik dalam hal gejala maupun pencegahannya, jangan ragu untuk chat dokter langsung di aplikasi Alodokter. Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi ini.
Ditulis oleh:
dr. Alya Hananti