Operasi membuka rongga dada atau torakotomi adalah prosedur operasi besar yang digunakan untuk mengakses organ-organ yang ada di dalam rongga dada, seperti paru-paru, jantung, dan kerongkongan. Kanker paru-paru merupakan salah satu kondisi yang sering ditangani dengan operasi ini.
Pada operasi torakotomi, sayatan operasi dibuat di dinding dada dan akses ke organ-organ yang berada di rongga dada dibuat dengan memotong atau bahkan mengangkat sebagian tulang rusuk. Selain sebagai metode penanganan, operasi ini juga dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu kondisi atau penyakit.
Kondisi yang Ditangani dengan Torakotomi
Dalam beberapa kondisi, torakotomi perlu dilakukan sebab membuka rongga dada serta area di antara paru-paru kanan dan kiri (mediastinum) memungkinkan dokter untuk mengakses jantung, kerongkongan, bagian atas aorta, dan bagian depan tulang belakang.
Selain kanker paru, berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat ditangani dengan operasi torakotomi:
- Kanker esofagus
- Masalah pada jantung dan aorta
- Penyakit jantung bawaan
- Cedera dada yang menyebabkan perdarahan pada paru-paru
- Pneumothorax
- Tumor di mediastinum
Jenis Operasi Torakotomi
Berdasarkan kondisi yang ditangani, operasi torakotomi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Torakotomi posterolateral
Metode ini merupakan prosedur membuka rongga dada yang paling umum dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengobati kanker paru-paru dengan cara mengangkat seluruh atau sebagian paru-paru.
Sayatan akan dibuat di sepanjang sisi dada ke arah belakang di antara tulang rusuk. Selanjutnya, tulang rusuk dibentangkan atau diangkat agar paru-paru dapat diakses. Setelah itu, dokter akan mengangkat bagian paru-paru yang bermasalah.
2. Torakotomi median
Pada prosedur operasi ini, dokter akan membuat sayatan secara vertikal melalui tulang dada (sternum) agar bisa mengakses rongga dada. Prosedur ini biasa dilakukan untuk menangani penyakit jantung.
3. Torakotomi aksila
Pada terakotomi aksila, dokter akan membuat sayatan di dekat ketiak (aksila) agar bisa mengakses rongga dada. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengobati pneumothorax serta sebagai prosedur penunjang beberapa operasi paru-paru lainnya dan operasi jantung.
4. Torakotomi anterolateral
Prosedur ini merupakan prosedur darurat yang melibatkan sayatan di sepanjang bagian depan dada. Torakotomi anterolateral salah satunya dapat dilakukan untuk menangani cedera dada yang parah.
Proses Operasi Torakotomi untuk Membuka Rongga Dada
Sebelum operasi dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan kondisi organ yang bermasalah. Jika Anda merokok, dokter akan menganjurkan Anda untuk berhenti merokok selama beberapa hari sebelum operasi.
Operasi dilakukan dengan bius total agar Anda tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur berlangsung. Selain itu, dokter juga akan memasang tabung kecil di tulang belakang (tabung epidural) untuk memberikan obat pereda nyeri selama operasi.
Dokter akan membuat sayatan sesuai jenis operasi torakotomi yang dilakukan. Setelah sayatan dibuat, dokter akan membuka otot dan bila perlu mengangkat tulang rusuk agar dapat mencapai isi rongga dada.
Jika Anda menjalani operasi paru-paru, bagian yang sakit akan dikempiskan dengan tabung khusus sehingga dokter dapat melakukan operasi dengan baik. Sementara itu, bagian paru-paru yang lain akan tetap bekerja dengan bantuan alat bantu napas atau ventilator.
Setelah operasi selesai, dokter akan mengembangkan kembali paru-paru Anda. Untuk sementara, sebuah tabung khusus akan dipasang di dada agar dapat mengalirkan cairan, darah, dan udara yang mungkin terkumpul di paru-paru akibat operasi. Tabung ini akan dibiarkan terpasang selama beberapa hari.
Tulang rusuk Anda kemudian akan diperbaiki dan luka sayatan ditutup dengan jahitan atau staples khusus. Rata-rata keseluruhan prosedur torakotomi memakan waktu 3–4 jam.
Untuk kondisi tertentu, operasi invasif minimal (sayatan kecil atau tanpa sayatan) yang dikenal sebagai bedah torakoskopi dapat digunakan sebagai pengganti torakotomi. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan video (video-assisted thoracoscopic surgery/VATS).
Pada torakoskopi, beberapa sayatan kecil akan dibuat di dada dan pembedahan dilakukan dengan memasukkan teropong berkamera. Torakoskopi atau VATS dapat digunakan dalam beberapa prosedur yang tergolong besar, seperti pengangkatan sebagian paru-paru.
Dibandingkan torakotomi, bedah torakoskopi memiliki beberapa keunggulan, yaitu pemulihan setelah operasi yang lebih cepat dan nyeri setelah operasi yang lebih ringan. Sayangnya, operasi ini belum tersedia di semua rumah sakit di Indonesia.
Komplikasi Operasi Torakotomi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi membuka rongga dada meliputi:
- Kebutuhan pemasangan alat bantu napas yang berkepanjangan
- Kebutuhan pemasangan selang dada berkepanjangan akibat kebocoran udara yang terjadi terus-menerus
- Nyeri di daerah sayatan yang berlangsung lama
- Infeksi
- Perdarahan
- Gangguan pembekuan darah, seperti trombosis vena dalam atau emboli paru
- Serangan jantung atau aritmia
- Gangguan atau bahkan kelumpuhan pita suara
- Fistula bronkopleural atau terbentuknya jalur abnormal di area antara bronkus (jalan napas bagian bawah) dan ruang antara membran (pleura) yang melapisi paru-paru
Usai menjalani torakotomi, Anda biasanya perlu menjalani rawat inap selama 5–7 hari. Selama itu, dokter akan memantau kondisi Anda secara berkala. Jika Anda mengalami keluhan di rumah setelah diperbolehkan pulang, segera temui dokter yang menangani Anda.
Ditulis oleh:
dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)