Booster vaksin dosis ketiga COVID-19 merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan virus Corona. Namun, sebelum menerima dosis ketiga ini, ada beberapa informasi penting yang perlu Anda ketahui.
Vaksin dosis ketiga COVID-19 atau vaksin booster dinilai dapat meningkatkan atau mengembalikan efektivitas vaksin COVID-19 sebelumnya yang bisa melemah seiring berjalannya waktu. Dengan mendapatkan vaksin booster ini, antibodi tubuh bisa terbentuk kembali sehingga tubuh tetap kuat melawan virus Corona.
Pada tahun 2022, pemberian vaksin booster COVID-19 di Indonesia sudah mulai dilakukan pada masyarakat dengan target penerima vaksin adalah orang berusia di atas 18 tahun, para lansia, penderita penyakit komorbid, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah (imunodefisiensi).
Kapan Sebaiknya Booster Vaksin Dosis Ketiga COVID-19 Diberikan?
Ada beberapa jenis vaksin yang tersedia untuk diberikan sebagai dosis ketiga vaksin COVID-19, yaitu vaksin AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Zifivax, dan Coronavac.
Mengacu pada Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan yang diterbitkan pada tahun 2022, pemberian booster vaksin COVID-19 bisa dilakukan dalam waktu minimal 3 bulan setelah vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa vaksin booster COVID-19 diberi jeda waktu tersebut. Menurut beberapa riset, sebagian besar orang bisa mengalami penurunan kadar antibodi terhadap COVID-19 dalam waktu sekitar 6 bulan setelah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa vaksin booster COVID-19 perlu diberikan, terutama untuk kelompok yang rentan terkena COVID-19, seperti para tenaga kesehatan, lansia, dan penderita penyakit komorbid.
Bahkan, saat ini ibu hamil dan ibu menyusui pun sudah boleh mendapatkan vaksin dosis ketiga COVID-19. Salah satu syarat pemberian booster COVID-19 kepada ibu hamil yakni dilakukan dalam jarak waktu sekitar 4 bulan setelah pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua. Sementara pada ibu hamil, jarak vaksin COVID-19 kedua dengan booster tetap dalam waktu 6 bulan.
Apakah Jenis Vaksin Booster COVID-19 Harus Sama dengan Jenis Vaksin Sebelumnya?
Idealnya, jenis vaksin booster COVID-19 yang direkomendasikan adalah vaksin yang sama dengan jenis vaksin yang diterima sebelumnya (homolog). Namun, jika jenis vaksin yang digunakan pertama kali sudah tidak tersedia, pemberian vaksin booster dari jenis vaksin lainnya (heterolog) masih diperbolehkan.
Misalnya, pada orang yang sebelumnya mendapatkan vaksin lengkap Sinovac, ia boleh mendapatkan vaksin Moderna sebagai booster vaksin dosis ketiga COVID-19.
Ini karena pertimbangan bahwa pemberian vaksin booster berperan penting dalam meningkatkan kembali pembentukan antibodi untuk melawan virus Corona, meski jenis vaksin yang digunakan tidak sama dengan jenis vaksin sebelumnya.
Selain itu, hingga saat ini, berbagai penelitian juga masih dilakukan untuk mengevaluasi efek perlindungan vaksin booster beda jenis untuk mencegah penularan virus Corona.
Salah satu penelitian di Amerika Selatan menunjukkan bahwa pemberian dosis ketiga vaksin Sinovac mampu meningkatkan efektivitas sebesar 80% untuk mencegah COVID-19.
Sementara itu, pemberian dosis ketiga vaksin Pfizer dan AstraZeneca menunjukkan peningkatan efektivitas sebesar 90% dan 93%.
Berapa Lama Booster Vaksin Dosis Ketiga COVID-19 Dapat Melindungi Tubuh?
Daya perlindungan tubuh setelah menerima 3 kali vaksin COVID-19 bisa berbeda-beda setiap orang, tergantung jenis vaksin yang diperoleh, kondisi tubuh, dan varian virus Corona yang beredar.
Hingga saat ini, penelitian menunjukkan bahwa efek perlindungan pada tubuh seseorang setelah ia menerima vaksin booster jenis Pfizer dan Moderna bisa bertahan hingga 6–7 bulan.
Untuk lamanya perlindungan yang diberikan vaksin booster lainnya masih terus diteliti, tetapi diperkirakan antibodi yang terbentuk juga bisa menetap hingga setidaknya 6 bulan.
Apakah Diperlukan Pemberian Vaksin COVID-19 Ulang secara Berkala?
Sampai saat ini, belum ada rekomendasi mengenai pengulangan vaksin COVID-19 setelah pemberian vaksin booster. Jika antibodi setelah pemberian vaksin booster telah menurun dalam beberapa waktu, langkah selanjutnya pun masih terus diteliti, termasuk perlu atau tidaknya melakukan vaksin secara berkala.
Sama seperti pemberian dosis sebelumnya, vaksinasi booster COVID-19 juga bisa memberikan efek samping yang umumnya bersifat ringan dan sementara, seperti nyeri di lokasi suntikan, demam, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan.
Namun, penting untuk diketahui bahwa gejala yang muncul setelah vaksinasi merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh Anda sedang membentuk reaksi kekebalan terhadap virus Corona.
Booster vaksin dosis ketiga COVID-19 memang dapat memperpanjang perlindungan terhadap virus Corona. Namun, tidak cukup bila hanya mengandalkan vaksin sepenuhnya. Anda tetap harus patuh menjalankan protokol kesehatan dengan ketat guna meminimalkan risiko penularan COVID-19.
Jika masih memiliki pertanyaan seputar booster vaksin dosis ketiga COVID-19 atau Anda belum melengkapi jadwal pemberian vaksin dosis pertama dan kedua, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya.