Kista gigi adalah terbentuknya kantong berisi cairan di sekitar gigi dan gusi. Kista gigi biasanya disebabkan oleh infeksi pada akar gigi yang mati. Meski tidak selalu berbahaya, kista gigi terkadang bisa muncul disertai radang dan infeksi pada gigi dan gusi.
Kista gigi sering kali tidak bergejala, sehingga baru diketahui setelah penderita melakukan pemeriksaan gigi atau foto Rontgen pada susunan gigi dan tulang rahang. Padahal, penanganan kista gigi sedini mungkin perlu dilakukan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan gigi lainnya.
Mengenali Penyebab Kista Gigi
Kista gigi terbentuk di ujung akar gigi, tetapi bisa juga muncul di gusi. Kista gigi dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi dan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Umumnya, hanya satu kista gigi yang terbentuk, tetapi ada beberapa kondisi ketika kista gigi bisa muncul lebih dari satu.
Ada beberapa penyebab munculnya kista gigi, antara lain:
- Infeksi gigi yang tidak diobati, sehingga jaringan gigi membusuk dan mati
- Kelainan pada pertumbuhan gigi, misalnya posisi gigi tumbuh miring di dalam gusi
- Gigi tertinggal di dalam gusi atau impaksi gigi
- Faktor genetik, tetapi jarang sekali terjadi
Untuk mengetahui penyebab kista gigi yang Anda derita, diperlukan pemeriksaan langsung oleh dokter gigi. Untuk mendiagnosis kista gigi atau kondisi lain yang menyertainya, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, misalnya foto Rontgen pada gigi.
Kista gigi berbeda dengan abses gigi. Abses gigi ditandai dengan infeksi yang menyebabkan terbentuknya nanah di sekitar gigi dan gusi. Gejala abses gigi dapat berupa sakit gigi, pembengkakan pada gusi, dan sulit untuk membuka mulut.
Sementara itu, kista gigi tidak selalu menyebabkan infeksi. Kista gigi juga dapat tumbuh perlahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala apa pun.
Pengobatan dan Pencegahan Kista Gigi
Berikut ini adalah beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan dokter gigi untuk mengobati kista gigi:
Penggunaan obat-obatan
Kista gigi yang berukuran sangat kecil dapat diobati dengan mengonsumsi obat-obatan, seperti antibiotik dan antinyeri. Antibiotik digunakan untuk kista gigi yang disertai infeksi, sedangkan antinyeri digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang disebabkan oleh kista gigi.
Operasi
Jika kista gigi tidak dapat diatasi dengan antibiotik dan antinyeri, dokter akan melakukan operasi pengangkatan kista. Tak hanya mengangkat kista, operasi ini juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang terganggu akibat adanya kista dan mencegah munculnya kista di area gigi lainnya.
Meski dapat diobati, kista gigi sebaiknya dicegah dengan menjaga kebersihan dan merawat gigi dengan benar. Hal ini termasuk rutin menyikat gigi dengan pasta gigi setidaknya 2 kali sehari, menggunakan benang gigi setidaknya 1 kali sehari, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang dapat merusak gigi.
Selain itu, periksakan kesehatan gigi dan mulut Anda secara rutin ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali. Apabila dibiarkan terlalu lama, kista gigi bisa menyebabkan kerusakan gigi yang lebih parah. Oleh karena itu, semakin cepat kista gigi terdeteksi, semakin baik pula peluang sembuhnya.