Kolesteatoma adalah kumpulan sel-sel kulit yang tumbuh tidak normal di telinga bagian tengah, tepatnya di belakang gendang telinga. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pendengaran, keseimbangan, dan fungsi otot-otot wajah.
Kolesteatoma bukan termasuk kanker dan merupakan kondisi yang jarang terjadi. Pertumbuhan sel-sel kulit yang abnormal pada kolesteatoma bisa terjadi karena infeksi telinga tengah berulang (otitis media) atau kelainan bawaan.
Walaupun bukan kanker, kolesteatoma dapat terus berkembang hingga merusak struktur tulang di telinga tengah. Akibatnya, penderita kolesteatoma bisa mengalami gangguan pendengaran dan komplikasi serius lainnya.
Penyebab Kolesteatoma
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama dari kolesteatoma adalah infeksi telinga tengah yang terjadi secara berulang. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga bagian tengah.
Tuba eustachius berfungsi menjaga tekanan di dalam dan di luar telinga tetap seimbang. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tuba eustachius, yaitu:
- Infeksi telinga yang terjadi lama (kronis)
- Sinusitis
- Batuk pilek
- Rhinitis alergi
Ketika terjadi gangguan pada tuba eustachius, akan muncul tekanan yang menyebabkan sebagian gendang telinga dan sebagian kulit telinga tengah tertarik ke dalam. Kulit tersebut kemudian membentuk kista berisi cairan telinga dan sel-sel kulit mati yang dapat bertambah besar seiring waktu.
Kolesteatoma juga dapat disebabkan oleh kerusakan pada gendang telinga yang terjadi akibat cedera, infeksi, atau efek samping operasi telinga.
Meski jarang terjadi, kolesteatoma dapat terjadi akibat kelainan kongenital. Pada kasus ini, kolesteatoma berkembang tanpa ada riwayat infeksi telinga sebelumnya.
Gejala Kolesteatoma
Umumnya, kolesteatoma hanya terjadi di salah satu sisi telinga. Pada tahap awal, kondisi ini mungkin tidak akan menimbulkan gejala. Keluhan baru akan muncul ketika kolesteatoma bertambah besar. Beberapa gejala tersebut meliputi:
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Pusing atau vertigo
- Nyeri di belakang telinga
- Keluar cairan dan kotoran yang berbau tidak sedap dari telinga
- Rasa tidak nyaman atau penuh di telinga
- Gangguan pendengaran di telinga yang terkena
- Perubahan rasa dan bau masakan
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala kolesteatoma seperti yang telah disebutkan di atas, terutama bila disertai dengan vertigo atau kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Penanganan kolesteatoma yang diberikan lebih awal dapat membantu Anda terhindar dari komplikasi akibat kondisi ini.
Diagnosis Kolesteatoma
Untuk mendiagnosis kolesteatoma, dokter akan menanyakan terlebih dahulu kepada pasien terkait gejala yang dialami serta riwayat kesehatannya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan THT.
Bila dibutuhkan, dokter akan melakukan pemindaian di kepala pasien dengan CT scan atau MRI kepala, guna melihat apakah kolesteatoma sudah merusak tulang telinga bagian tengah.
Pengobatan Kolesteatoma
Kolesteatoma umumnya ditangani dengan operasi pengangkatan kista. Operasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan obat bius total kepada pasien.
Terdapat dua jenis operasi yang dapat dilakukan oleh dokter, yaitu:
- Mastoidektomi, untuk membuka tulang di telinga agar kista dapat diangkat secara menyeluruh
- Timpanoplasti, untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada gendang telinga
Sedangkan untuk menangani infeksi telinga yang terjadi secara berulang, dokter akan melakukan beberapa penanganan berikut:
- Pemberian antibiotik tetes telinga atau oral
- Pembersihan liang telinga
Kolesteatoma merupakan kondisi yang sering kambuh. Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan THT secara rutin setiap 6–12 bulan sekali. Pasien juga akan disarankan untuk menjalani CT scan atau MRI setiap 1–2 tahun setelah operasi.
Komplikasi Kolesteatoma
Jika tidak diobati, kolesteatoma yang terus bertambah besar akan menimbulkan berbagai komplikasi. Penumpukan sel kulit mati menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang sehingga bisa memicu terjadinya infeksi telinga.
Seiring waktu, kolesteatoma juga dapat merusak liang telinga tengah, gendang telinga, tulang telinga tengah, otak, serta saraf wajah. Akibatnya, timbul komplikasi berupa:
- Gangguan pendengaran
- Kelumpuhan otot-otot wajah
- Meningitis
- Abses otak
Pencegahan Kolesteatoma
Tidak ada langkah pencegahan khusus yang dapat dilakukan jika kolesteatoma disebabkan oleh kelainan kongenital. Meski demikian, anak yang menderita kolesteatoma disarankan untuk menjalani pemeriksaan THT secara rutin untuk mencegah perburukan penyakit.
Jika kolesteatoma disebabkan oleh infeksi telinga berulang, pengobatan sejak dini sampai tuntas dapat mencegah terjadinya penyakit ini.