Ibu yang hamil lebih dari satu janin atau hamil kembar lebih berisiko mengalami komplikasi selama kehamilan. Beberapa komplikasi kehamilan kembar tersebut bisa berdampak pada kondisi ibu hamil dan janin. Bumil, mari kenali apa saja komplikasi saat hamil kembar yang perlu diwaspadai.

Sebagian besar ibu yang hamil kembar dapat menjalani kehamilan sehat dan tidak mengalami gangguan sehingga dapat melahirkan bayi kembar dengan lancar. Namun, tidak sedikit pula ibu hamil kembar yang mengalami komplikasi saat kehamilan.

Komplikasi Kehamilan Kembar pada Bayi dan Ibu Hamil - Alodokter

Sebagian komplikasi tersebut ada yang bersifat ringan, ada pula yang berpotensi membahayakan nyawa ibu hamil dan janin kembarnya.

Komplikasi Kehamilan Kembar pada Bayi

Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan kembar yang dapat terjadi pada janin:

1. Lahir prematur

Salah satu komplikasi kehamilan kembar yang cukup umum terjadi pada janin adalah kelahiran prematur atau bayi terlahir ketika usia kandungan kurang dari 37 minggu.

Semakin banyak jumlah janin yang dikandung, semakin tinggi pula risiko janin untuk dilahirkan secara prematur. Bayi kembar dua rata-rata akan lahir ketika kandungan berusia 36 minggu, kembar tiga 32 minggu, kembar empat 30 minggu, sedangkan kembar lima 29 minggu.

2. Penyakit bawaan lahir (kelainan kongenital)

Penyakit bawaan lahir sering terjadi pada bayi yang terlahir prematur, termasuk bayi kembar yang terlahir lebih cepat dari waktu perkiraan lahirnya.

Beberapa jenis penyakit kongenital yang cukup banyak dialami bayi kembar adalah penyakit jantung bawaan, gangguan pada mata (ROP), gangguan pendengaran, masalah pernapasan, dan gangguan tumbuh kembang.

3. Gangguan pertumbuhan di dalam rahim (IUGR)

Pada beberapa bulan pertama kehamilan, laju pertumbuhan janin kembar hampir sama dengan kehamilan tunggal. Namun, pada kondisi tertentu, pertumbuhan dan perkembangan janin kembar bisa melambat.

Melambatnya pertumbuhan pada janin bisa menimbulkan kondisi yang disebut intrauterine growth restriction (IUGR). Pada janin kembar dua, IUGR terjadi ketika kandungan berusia 30–32 minggu. Sedangkan pada kembar tiga, IUGR bisa mulai terjadi pada usia kandungan 27–28 minggu.

Ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya IUGR pada janin, misalnya plasenta tidak mampu memberikan asupan nutrisi dan oksigen pada janin kembar, sehingga tumbuh kembangnya bermasalah.

4. Keguguran

Vanishing twin syndrome (VTS) merupakan kondisi ketika satu atau lebih janin di dalam kandungan menghilang atau keguguran. VTS sering terjadi ketika kehamilan kembar berada di trimester pertama dan terkadang disertai dengan perdarahan. Risiko keguguran juga lebih tinggi terjadi pada trimester berikutnya.

5. Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS)

Sekitar 10% janin kembar yang berbagi plasenta mengalami kondisi langka namun berbahaya yang disebut twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS). TTTS terjadi ketika salah satu janin kembar mendapatkan pasokan darah lebih banyak dibandingkan dengan janin lainnya.

Janin yang menerima sedikit darah bisa mengalami anemia serta memiliki bentuk dan berat badan yang lebih kecil. Sedangkan janin yang terlalu banyak menerima darah akan membebani kerja jantungnya. Jika tidak diatasi, TTTS bisa mengakibatkan gagal jantung atau kematian pada salah satu atau kedua janin.

6. Volume cairan ketuban tidak normal

Gangguan pada volume atau jumlah cairan ketuban merupakan komplikasi kehamilan kembar yang sering terjadi, terutama pada janin kembar yang berbagi plasenta.

7. Tali pusat terbelit

Pada janin kembar yang berbagi kantung ketuban yang sama, risiko terbelit tali pusar mungkin saja terjadi. Jika kondisi ini terjadi, janin mungkin perlu sering dipantau ketika kandungan berada di trimester ketiga.

Komplikasi Kehamilan Kembar pada Ibu Hamil

Kehamilan kembar tidak hanya berisiko bagi bayi, tetapi juga bagi ibu hamil. Keluhan umum yang sering dialami pada kehamilan tunggal, seperti morning sickness, konstipasi, pergelangan kaki bengkak, varises, sakit punggung, dan kelelahan, akan lebih sering terjadi dan lebih berat pada kehamilan kembar.

Hal tersebut mungkin terjadi karena mengandung lebih dari satu bayi membuat tubuh ibu hamil harus bekerja lebih keras. Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan kembar yang bisa terjadi pada ibu hamil:

1. Tekanan darah tinggi

Risiko mengalami tekanan darah tinggi ketika hamil bisa meningkat hingga lebih dari dua kali lipat, jika ibu mengandung bayi kembar. Kondisi ini juga sering kali berkembang lebih awal dan cenderung lebih parah pada ibu hamil kembar.

Jika segera ditangani, tekanan darah tinggi saat hamil bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan ibu hamil, terutama jika berkembang menjadi preeklampsia.

2. Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi ketika tekanan darah naik disertai adanya protein dalam urine ibu hamil. Kondisi ini umumnya ditandai dengan sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, dan kenaikan berat badan yang cepat.

Risiko preeklampsia dua kali lebih besar terjadi pada kehamilan kembar. Jika tidak diobati, preeklampsia bisa berkembang menjadi eklampsia yang dapat mengancam jiwa janin dan ibu hamil.

3. Diabetes gestasional

Kehamilan kembar juga menyebabkan ibu hamil lebih berisiko mengalami diabetes gestasional. Kondisi ini biasanya dapat ditangani dengan perubahan pola makan dan gaya hidup pada ibu hamil.

4. Anemia

Semua ibu hamil bisa mengalami anemia, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengandung lebih dari satu janin. Untuk mencegahnya, ibu hamil dianjurkan untuk memenuhi asupan zat besi sebanyak 27 mg setiap hari atau sesuai saran dokter.

5. Hiperemesis gravidarum

Morning sickness parah lebih mungkin terjadi pada ibu hamil yang mengandung janin kembar. Kondisi yang disebut hiperemesis gravidarum ini bahkan dapat menyebabkan penurunan berat badan pada ibu hamil hingga memerlukan rawat inap di rumah sakit.

6. Perdarahan

Komplikasi kehamilan kembar lain yang bisa dialami ibu hamil adalah perdarahan sebelum atau selama persalinan. Risiko perdarahan bahkan lebih tinggi terjadi pada kehamilan kembar.

7. Abruptio plasenta

Abruptio plasenta lebih berisiko terjadi pada ibu yang hamil kembar daripada ibu yang hamil dengan 1 janin saja. Kondisi ini diduga berkaitan dengan meningkatnya risiko preeklampsia pada ibu yang hamil anak kembar. Abruptio plasenta paling sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan.

Selain beberapa komplikasi kehamilan kembar yang telah disebutkan di atas, ibu hamil kembar juga lebih berisiko melahirkan dengan operasi caesar, terutama jika posisi janin sungsang atau jika ibu mengandung lebih dari dua bayi.

Jika Bumil sedang hamil anak kembar, disarankan untuk lebih sering menjalani pemeriksaan kandungan ke dokter kandungan sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter. Hal ini penting dilakukan agar dokter dapat mendeteksi komplikasi kehamilan kembar lebih cepat dan memberikan penanganan sedini mungkin.