Suntik insulin merupakan salah satu pengobatan utama untuk penderita diabetes. Penggunaan suntik insulin tidak boleh sembarangan dan perlu pemahaman yang baik terkait dosis dan cara pakainya agar obat bisa bekerja dengan maksimal.
Suntik insulin digunakan untuk mengontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Cara kerja insulin buatan ini hampir sama dengan hormon insulin dalam tubuh, yaitu mengendalikan gula darah dengan mengolahnya menjadi energi. Insulin juga dapat mencegah organ hati memproduksi gula berlebihan.
Kondisi diabetes tipe 1 membutuhkan suntik insulin karena tubuh penderitanya tidak dapat menghasilkan insulin. Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 umumnya juga membutuhkan suntik insulin karena tubuhnya tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau insulin tidak berfungsi dengan baik.
Mengenal Beragam Jenis Suntik Insulin
Penggunaan suntik insulin harus berdasarkan resep dan petunjuk dari dokter. Sebelum merekomendasikan jenis dan dosis insulin yang tepat, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap penderita terlebih dahulu, seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, termasuk tes gula darah dan HbA1c.
Berdasarkan cara kerja dan durasi efeknya, suntik insulin terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
- Insulin kerja pendek (short acting insulin)
- Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
- Insulin kerja panjang (long acting insulin)
- Insulin campuran
Setiap jenis suntikan insulin memiliki cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu, pemakaiannya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderitanya. Suntik insulin bisa digunakan sebelum makan atau pada malam hari sebelum tidur agar kadar gula darah tetap stabil.
Cara Pemakaian Suntik Insulin
Setelah menentukan jenis insulin yang sesuai dengan kondisi Anda, dokter akan menjelaskan cara menggunakan suntik insulin dan menjelaskan area tubuh mana saja yang bisa menjadi lokasi penyuntikan insulin.
Umumnya, area tubuh yang disarankan oleh dokter adalah bagian tubuh yang memiliki banyak jaringan lemak, seperti paha, perut, bokong, atau lengan atas.
Penyuntikan insulin bisa dilakukan dengan alat suntik konvensional atau pen insulin. Cara menyuntik insulin dengan kedua alat tersebut tidak jauh berbeda. Berikut ini adalah cara penyuntikan insulin menggunakan alat suntik konvensional:
- Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air mengalir.
- Tarik pompa pendorong pada alat suntik hingga menyentuh angka dosis yang telah ditentukan.
- Bersihkan bagian atas kemasan botol insulin menggunakan tisu bersih atau alcohol swab.
- Masukkan ujung jarum suntik ke dalam botol hingga menembus lapisan karet kemasan, kemudian dorong pompa secara perlahan agar tidak meninggalkan udara di dalam tabung suntik.
- Posisikan botol insulin berada di atas dan jarum suntik berada di bawah.
- Tarik pompa hingga tabung suntik terisi dengan insulin sesuai dosis yang dibutuhkan.
- Jika ada gelembung udara, ketuk tabung suntik agar gelembung udara naik ke atas, kemudian dorong pompa suntik untuk mengeluarkan gelembung.
- Cubit area kulit yang akan disuntik dan bersihkan menggunakan tisu alkohol.
- Masukkan jarum suntik dengan posisi 90o, kemudian dorong pompa suntik hingga semua dosis insulin masuk ke dalam tubuh.
- Saat sudah selesai, tarik jarum suntik terlebih dahulu sebelum melepas cubitan.
- Hindari menggosok lokasi suntikan meski muncul sedikit darah. Jika diperlukan, tekan secara perlahan dan tutup lokasi suntikan dengan kain kasa.
Perlu diingat bahwa jarum suntik hanya boleh sekali pakai dan setelah digunakan harus segera dibuang di wadah khusus sampah medis.
Cara Pemakaian Insulin Pen
Jika suntik insulin dengan alat suntik konvensional dirasa merepotkan, Anda bisa menggunakan insulin pen. Jarum suntik pada insulin pen juga hanya boleh digunakan sekali dan harus segera diganti setelahnya. Alat ini umumnya lebih banyak digunakan karena lebih mudah dan praktis.
Penggunaan insulin pen kurang lebih sama dengan alat suntik konvensional. Perbedaannya adalah penggunaan insulin pen tidak perlu menakar dosis pakai insulin. Anda cukup mengatur angka yang tertera pada insulin pen sesuai dosis yang dianjurkan dokter, kemudian langsung menyuntikkannya.
Penyuntikan insulin menggunakan insulin pen bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini:
- Keluarkan insulin pen dari dalam lemari pendingin setidaknya 30 menit sebelum digunakan.
- Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir.
- Lepaskan penutup insulin pen, kemudian pasang jarum insulin pen di bagian ujungnya. Setelah itu, atur jumlah dosis insulin yang hendak diberikan sesuai petunjuk dokter.
- Bersihkan area kulit yang akan disuntik dengan tisu atau kapas alkohol.
- Lepaskan penutup jarum dan keluarkan udara dari insulin pen dengan mengetuk tabung hingga udara berkumpul di atas. Suntikkan insulin dengan cara menekan tombol yang terdapat di ujung insulin pen.
- Pastikan untuk menyuntikkan insulin sampai habis sesuai dosis yang telah ditetapkan. Jangan terlalu cepat mencabut jarum insulin pen. Tahan sekitar 10 detik untuk memastikan seluruh dosis insulin sudah masuk.
Hindari menyuntikkan insulin pada area yang mengalami memar atau luka dan usahakan untuk menyuntik insulin pada area tubuh yang berbeda dari lokasi penyuntikan sebelumnya.
Setelah menyuntikan insulin, Anda perlu berhati-hati karena suntik insulin berisiko menyebabkan kadar gula darah turun hingga di bawah normal (hipoglikemia). Kondisi ini biasanya dapat menimbulkan gejala, misalnya lemas, sakit kepala, keringat berlebih, mudah lelah, tubuh gemetar, pusing, dan dada berdebar.
Jika cukup parah, hipoglikemia dapat menyebabkan pingsan, kejang-kejang, atau bahkan koma. Oleh karena itu, penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia setelah mendapatkan suntikan insulin atau obat diabetes perlu segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Suntik insulin memang salah satu pilihan pengobatan diabetes, tetapi tidak semua penderita diabetes membutuhkan suntikan insulin. Ada juga penderita diabetes yang kadar gulanya masih bisa dikontrol dengan obat diabetes minum, misalnya pada diabetes tipe 2 yang tubuhnya dinilai masih bisa menghasilkan insulin.
Jika Anda menderita diabetes, konsultasikan ke dokter untuk memastikan apakah Anda membutuhkan suntik insulin. Bila dokter meresepkan insulin suntik, jangan lupa tanyakan mengenai cara suntik insulin yang benar dan efek samping apa saja yang perlu diwaspadai.