Jangan anggap remeh batuk berdarah atau hemoptisis. Kondisi ini dapat menjadi gejala adanya penyakit serius yang mengancam nyawa.
Darah yang keluar saat batuk umumnya bercampur dengan dahak. Batuk berdarah pada orang berusia muda bisa jadi bukan gejala sakit serius dan dapat segera ditangani. Namun kondisi ini bisa menjadi indikator berbahaya terutama bagi mereka yang berusia tua dan para perokok.
Penyebab Batuk Berdarah dari Ringan hingga Berat
Adanya darah dalam dahak ketika batuk umumnya dapat disebabkan batuk parah dalam waktu lama. Namun ada banyak kondisi lain yang dapat menjadi penyebab batuk berdarah, yaitu:
- Bronkitis: gangguan saluran pernapasan dalam jangka panjang yang menyebabkan penumpukan dahak. Bronkitis dapat dipicu oleh banyak penyebab, seperti infeksi paru-paru yang pernah dialami dan menghirup unsur polusi.
- Tuberkulosis (TB): infeksi paru-paru yang tergolong parah dengan gejala umum berupa demam, keringat, batuk disertai dahak yang berwarna atau mengandung nanah, dan rasa sesak di dada. Batuk berdarah akan reda segera setelah infeksi disembuhkan.
- Embolisme paru: pembekuan darah pada pembuluh darah di paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada mendadak.
- Edema paru: penumpukan cairan di sekitar paru-paru dengan gejala berupa dahak yang dikeluarkan saat batuk berwarna merah muda dan berbusa. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang yang lebih dulu mengalami sakit jantung.
- Kanker paru-paru: situasi ini lebih umum terjadi pada perokok berusia di atas 40 tahun.
- Kanker pada tenggorokan.
- Fibrosis sistik: kondisi genetika yang menyebabkan gangguan pada paru-paru dan sistem pencernaan.
- Efek samping obat-obatan, seperti kokain dan obat-obatan pengencer darah.
- Emfisema: gangguan pada kantung udara di paru.
- Abses atau luka bernanah pada paru.
- Pneumonia atau paru-paru basah.
- Infeksi parasit.
- Obyek yang dihirup atau masuk ke hidung juga dapat menyebabkan luka pada saluran pernapasan dan menyebabkan batuk berdarah. Obyek tersebut dapat berupa mainan, kacang, manik-manik, atau apa pun yang dapat masuk ke hidung.
- Inflamasi dan penumpukan jaringan yang tidak normal dapat memengaruhi saluran pernapasan dan menyebabkan batuk berdarah. Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan situasi tersebut, antara lain sindrom Goodpasture, granulomatosis Wegener's, pneumonitis lupus.
Pada kasus yang sangat jarang, batuk berdarah bisa menjadi gejala:
- Gangguan katup jantung yang disebut stenosis mitral.
- Indikasi penyakit pembuluh darah serius yang disebut nodosa poliarteritis.
Namun ada kalanya batuk berdarah tidak dapat dikategorikan sebagai hemoptisis jika disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut:
- Pseudohemotisis: pendarahan pada mulut, hidung atau tenggorokan dapat menyebabkan keluarnya darah bersamaan dengan air liur. Kasus ini berbeda dengan darah yang keluar dari dalam paru-paru Anda. Darah yang berasal dari paru-paru sering bercampur dengan dahak
- Hematemesis: arah juga dapat keluar dari saluran pencernaan dalam bentuk muntah. Hal ini dapat menjadi gejala penyakit lain, seperti radang dinding lambung.
Penderita batuk berdarah butuh penanganan lebih lanjut secepatnya. Ada beberapa kondisi spesifik terkait hal ini. Anda butuh penanganan oleh dokter jika mengeluarkan lebih dari satu sendok teh darah saat batuk. Selain pada batuk, terdapat darah pada urine dan tinja. Perhatikan kondisi batuk Anda jika disertai gejala lain, seperti kepala pening, nyeri di dada, demam, sesak nafas. Jangan abaikan kondisi diri jika sampai kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan karena kedua kondisi itu bisa menjadi indikasi yang penting. Yang terakhir, batuk mengeluarkan dahak bercampur darah yang lamanya lebih dari seminggu.
Tes Hemoptisis
Untuk menentukan pengobatan yang tepat, dokter atau rumah sakit akan menerapkan beberapa tes untuk menentukan kadar pendarahan, penyebab, dan dampaknya terhadap pernapasan. Tes-tes tersebut dapat meliputi:
- Riwayat dan pemeriksaan fisik. Dokter akan mangambil sampel dahak untuk memeriksa kemungkinan infeksi.
- Dokter umum dapat merujuk pasien ke dokter spesialis atau rumah sakit untuk pemeriksaan dengan X-ray atau CT scan. X-ray akan mendeteksi ada atau tidak adanya cairan dan penyumbatan pada paru-paru. Sementara dengan CT scan akan didapat gambar struktur paru-paru secara lebih detail.
- Bronkoskopi. Dilakukan dengan memasukkan endoskop atau selang kecil dengan kamera di ujungnya ke saluran pernapasan melalui mulut atau hidung.
- Penghitungan darah/complete blood count (CBC). Yaitu tes darah untuk menghitung kadar sel darah merah dan putih dalam darah, serta sel-sel yang berdampak pada pembekuan darah.
- Urinalisis untuk mendeteksi kelainan pada urine.
Beberapa macam tes darah bisa dilakukan untuk menguji hemoptisis. Darah akan dibawa ke laboratorium untuk mendapatkan profil kimia darah demi mendeteksi kemungkinan ketidakseimbangan elektrolit dan gangguan pada fungsi ginjal. Ada juga tes untuk mendeteksi kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah karena kadar oksigen pada orang yang mengalami batuk darah biasanya rendah.
Meredakan Batuk Darah
Penanganan batuk darah ditujukan untuk menghentikan gejala sekaligus menangani penyebab di balik timbulnya kondisi tersebut, seperti melakukan kemoterapi untuk pengobatan kanker paru-paru. Selain itu bisa dilakukan pemberian steroid untuk inflamasi atau antibiotik untuk pengobatan pneumonia atau tuberkulosis.
Jangan biarkan masalah batuk menjadi parah dan tidak kunjung sembuh dalam waktu lama. Dengan penggunaan obat batuk yang sesuai dan aman, umumnya batuk berdarah ini dapat dicegah, sekalipun batuk berdarah sudah terjadi, harus segera ditangani untuk menghentikan gejalanya sekaligus menangani penyebab di balik timbulnya kondisi tersebut.
Ada kalanya penyebab batuk berdarah tidak dapat dikenali secara spesifik. Kondisi ini disebut hemoptisis idiopatik. Meski demikian, sebaiknya kondisi ini terus dikonsultasikan jika terus berlanjut agar dapat segera ditangani jika ternyata merupakan gejala penyakit yang berisiko mengancam nyawa.