Mata buta adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu melihat sama sekali. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari cedera hingga kondisi yang berdampak pada hilangnya kemampuan melihat.
Mata buta dapat terjadi pada salah satu mata (buta parsial) atau keduanya (buta menyeluruh). Untuk beberapa kondisi, mata buta dapat dicegah dengan mendeteksi penyebabnya sejak dini dan menjalani pengobatan yang tepat.
Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai kondisi yang dapat menyebabkan mata buta sebagai bentuk pencegahan dari kemungkinan hilangnya penglihatan.
Berbagai Penyakit yang Menyebabkan Mata Buta
Mata buta bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan seiring pertambahan usia. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan mata buta:
1. Katarak
Katarak adalah penyakit ketika lensa mata berubah menjadi keruh atau berkabut, sehingga penglihatan menjadi tidak jelas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh proses penuaan, cedera, peradangan, atau penyakit tertentu seperti diabetes. Bila dibiarkan tanpa penanganan, katarak bisa memicu terjadinya mata buta.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti cara mencegah terjadinya katarak. Namun, Anda bisa menghambat berkembangnya penyakit ini dengan menghindari paparan sinar ultraviolet dan menghentikan kebiasaan merokok.
Katarak yang belum terlalu parah dapat diatasi dengan menggunakan kacamata yang diresepkan oleh dokter. Dokter juga akan meresepkan obat bila Anda menderita penyakit kronis yang menyebabkan terjadinya katarak.
Jika keterbatasan penglihatan sudah semakin parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, operasi katarak menjadi pilihan pengobatan utama yang akan dilakukan oleh dokter.
2. Glaukoma
Glaukoma adalah kondisi ketika saraf mata mengalami kerusakan akibat peningkatan tekanan dalam bola mata. Kondisi ini ditandai dengan mata merah, nyeri mata, penglihatan kabur, serta mual dan muntah.
Kerusakan saraf mata yang semakin parah dapat menyebabkan mata buta hanya dalam waktu beberapa tahun. Guna mencegah kebutaan mata, perlu dilakukan penanganan untuk menurunkan tekanan bola mata, baik dengan pemberian obat tetes mata, operasi laser, atau operasi mikro.
3. Retinopati diabetik
Penyakit diabetes kronis atau menahun, terutama yang tidak terkontrol, dapat memicu komplikasi yang disebut retinopati diabetik.
Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang terlalu tinggi dan seiring waktu dapat memicu penyumbatan pembuluh darah kecil menuju retina mata. Akibatnya, retina tidak bisa menerima asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk mempertahankan penglihatan.
Retinopati diabetik umumnya tidak menunjukkan gejala atau hanya keluhan penglihatan ringan. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan mata buta.
Untuk menangani retinopati diabetik, dokter bisa menyarankan operasi laser. Dokter juga dapat merekomendasikan vitrektomi, yaitu operasi pengangkatan gumpalan darah atau jaringan parut dari bagian tengah mata.
4. Keratitis
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang disebabkan oleh cedera mata, infeksi bakteri atau virus, penggunaan lensa kontak yang tidak benar, atau kekurangan vitamin A.
Gejala keratitis bisa berupa mata merah dan berair, penglihatan kabur, mata terasa gatal dan muncul sensasi terbakar, serta sensitif terhadap cahaya. Jika tidak segera diobati, keratitis dapat meningkatkan risiko terjadinya mata buta.
5. Trakoma
Trakoma adalah infeksi bakteri Chlamydia trachomatis yang bisa menyebabkan kebutaan permanen. Infeksi bakteri ini dapat menular melalui cairan dari mata dan hidung, atau menggunakan barang yang dipakai oleh penderita, misalnya sapu tangan, handuk, dan pakaian.
Gejala trakoma dapat berupa iritasi mata, keluar nanah atau kotoran dari mata, ketajaman penglihatan menurun, sensitif terhadap cahaya, dan mata terasa gatal.
Penanganan trakoma tergantung pada tingkat keparahannya. Pada kasus yang tergolong ringan, dokter akan memberikan obat antibiotik, seperti tetracycline, azithromycin, sulfonamide, dan doxycycline.
Namun, bila penyakit ini sudah mencapai tingkat lanjut, dokter akan melakukan tindakan operasi guna mengubah posisi bulu mata agar tidak mengikis kornea. Selain itu, bila kornea mata sudah mengeruh akibat trakoma, dokter akan menyarankan untuk menjalani operasi transplantasi kornea.
6. Retinitis pigmentosa
Salah satu penyebab mata buta lainnya adalah retinitis pigmentosa. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada retina yang diturunkan secara genetik.
Retinitis pigmentosa ditandai dengan gangguan penglihatan berupa sulit melihat saat berada di tempat gelap. Selain itu, kondisi ini dapat pula disertai dengan gejala lain, seperti melihat cahaya yang berkelap-kelip, sensitif terhadap cahaya terang, dan kehilangan kemampuan melihat warna.
Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi retinitis pigmentosa. Untuk memastikan diagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan pada mata meliputi electroretinography (ERG), optical coherence tomography (OCT), dan tes genetik.
7. Ablasi retina
Ablasi retina merupakan kondisi ketika retina terlepas dari jaringan belakang mata. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh cedera pada mata, rabun jauh, peradangan, mau pun karena komplikasi dari diabetes mellitus. Selain itu, retina yang terlepas juga bisa mempengaruhi penglihatan dan menyebabkan mata menjadi buta.
Gejala ablasi retina tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala umum akibat ablasi retina adalah munculnya bercak hitam ketika melihat objek, melihat kilatan cahaya atau photopsia, dan penglihatan seperti tertutup oleh bayangan atau tirai.
Penanganan ablasi retina tergantung pada seberapa banyak retina yang terlepas dari mata. Dokter akan menyarankan untuk menjalani terapi tertentu, seperti laser, kriopeksi, pneumatic retinopexy, dan vitrektomi, guna memperbaiki penglihatan.
Untuk mencegah terjadinya mata buta akibat beberapa kondisi di atas, Anda bisa menjaga kesehatan mata dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti konsumsi buah dan sayuran, hindari kebiasaan merokok, cuci tangan sebelum menggunakan lensa kontak, serta tidak terlalu lama di depan layar komputer.
Selain itu, Anda dianjurkan rutin memeriksakan kondisi mata ke dokter setidaknya setahun sekali. Pemeriksaan mata juga penting dilakukan untuk mendeteksi sejak dini kemungkinan adanya penyakit yang dapat menyebabkan mata buta, sehingga dapat dilakukan penanganan yang sesuai.