Gegar otak merupakan tipe cedera otak yang paling ringan. Meski demikian, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan karena gejalanya terkadang bisa mirip dengan cedera kepala yang cukup parah. Gegar otak bisa lebih berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
Gegar otak dapat terjadi akibat benturan keras pada kepala, misalnya karena pukulan atau hantaman benda tumpul, terjatuh dari tempat yang tinggi, kecelakaan lalu lintas, maupun cedera saat berolahraga.
Gegar otak umumnya bersifat ringan. Namun, kondisi ini juga berubah menjadi berat dan membutuhkan penanganan dokter secepat mungkin, terutama jika sudah menyebabkan hilangnya kesadaran, pingsan, atau gangguan fungsi otak yang lain, seperti kesulitan berbicara, sulit mengingat, atau sakit kepala hebat.
Gejala Gegar Otak Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Salah satu tanda khas yang perlu dicurigai dari gegar otak adalah munculnya memar atau luka di kepala. Selain itu, gejala gegar otak juga bisa timbul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa hari setelah terjadinya benturan di kepala.
Berikut adalah beberapa gejala gegar otak yang biasanya terjadi berdasarkan tingkat keparahannya:
Gegar otak ringan
Seseorang dikatakan mengalami gegar otak ringan jika gejala yang dirasakan hanya berlangsung selama kurang dari 15 menit. Gegar otak ringan tidak menyebabkan pingsan atau kehilangan kesadaran dengan gejala sebagai berikut:
- Nyeri kepala ringan
- Ada benjolan di kepala
- Pusing yang berlangsung hanya sebentar
- Kebingungan
- Mual
- Sensitif terhadap cahaya atau suara
- Sulit berkonsentrasi
Gegar otak sedang
Gejala gegar otak sedang umumnya mirip dengan gegar otak ringan, tetapi dapat bertahan lebih dari 15 menit. Penderita gegar otak sedang juga umumnya tidak mengalami kehilangan kesadaran dan mereka bisa kembali beraktivitas setelah gejala gegar otak hilang. Gejala gegar otak sedang antara lain:
- Sakit kepala terus-menerus
- Kebingungan
- Pusing
- Mual dan muntah
- Perubahan suasana hati
- Kelelahan
- Sulit tidur
- Ada gangguan keseimbangan atau koordinasi
Gegar otak berat
Gegar otak berat ditandai dengan kehilangan kesadaran, bahkan hanya untuk beberapa detik. Orang yang mengalami gegar otak berat mungkin juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
- Sakit kepala berat
- Kebingungan atau disorientasi
- Bicara tidak jelas
- Muntah berulang kali
- Kejang
- Sulit menjaga keseimbangan tubuh
- Hilang ingatan (amnesia)
Pada kasus gegar otak ringan dan sedang, gejala akan membaik dalam beberapa hari atau minggu. Sementara pada kasus gegar otak berat, gejala yang muncul biasanya tidak akan membaik atau justru bisa semakin parah, sehingga membutuhkan pertolongan medis dengan segera.
Pertolongan Pertama pada Gegar Otak
Saat Anda mengalami atau melihat ada orang yang terkena gegar otak atau mengalami cedera kepala, ada beberapa langkah pertolongan pertama yang bisa diberikan, antara lain:
1. Menghentikan aktivitas
Jika kepala Anda terbentur dengan keras, segeralah hentikan aktivitas. Beristirahatlah dan tenangkan diri. Ini penting dilakukan karena otak membutuhkan waktu untuk pulih.
Jika Anda tetap memaksakan diri untuk menjalani aktivitas seperti biasa, dikhawatirkan gegar otak menjadi makin parah.
2. Membatasi pergerakan kepala dan leher
Usahakan untuk membatasi aktivitas yang membuat kepala dan leher tersentak atau terdorong selama beberapa minggu. Ini penting untuk diperhatikan agar gegar otak yang Anda derita dapat segera pulih.
Hal penting yang harus Anda perhatikan ketika mengalami gegar otak atau cedera kepala adalah risiko terjadinya cedera pada saraf leher. Oleh karena itu, saat menolong seseorang yang mengalami cedera kepala, jagalah posisi kepala dan lehernya tetap stabil dan tidak tertekuk.
Ini penting untuk diperhatikan karena cedera pada saraf leher dan tulang belakang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Untuk meminimalkan hal ini dan jika memang memungkinkan, Anda bisa memberikan penderita gegar otak cervical atau neck collar sebagai alat penyangga, agar posisi kepala dan lehernya tetap stabil.
3. Memerhatikan perubahan perilaku
Amati apakah terdapat perubahan perilaku, terlebih jika gegar otak terjadi pada anak-anak. Ini penting untuk diperhatikan karena anak kecil mungkin sulit mengungkapkan apa yang dirasakannya. Lakukan pengawasan minimal selama 24 jam setelah cedera kepala terjadi.
4. Memeriksakan diri ke rumah sakit
Untuk mengobati nyeri kepala akibat gegar otak, Anda bisa menggunakan pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol. Hindari konsumsi obat pereda nyeri aspirin karena berisiko memicu perdarahan di dalam otak.
Jika gejala gegar otak yang muncul tidak membaik atau justru makin parah, segeralah kunjungi klinik atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari dokter.
Untuk mengevaluasi kondisi cedera otak, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti CT-scan atau MRI kepala.
Guna mencegah terjadinya cedera kepala atau gegar otak, Anda perlu selalu menggunakan alat pelindung diri, seperti helm, ketika berada di lokasi proyek pembangunan, atau saat berkendara dengan kendaraan tertentu, seperti sepeda motor atau sepeda.
Anda juga perlu selalu menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara dengan mobil guna mencegah terjadinya cedera leher dan gegar otak.
Gegar otak ringan yang bisa sembuh sendiri umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan kerusakan otak permanen. Namun, Anda perlu waspada ketika mengalami gejala gegar otak yang tak kunjung sembuh atau justru semakin berat.
Apabila hal ini terjadi, segeralah ke dokter atau UGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan gegar otak yang sesuai.