Pil kontrasepsi darurat adalah metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan sesaat setelah berhubungan tanpa kontrasepsi. Pil ini dikonsumsi oleh wanita sesaat setelah berhubungan intim.
Kehamilan dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti menggunakan alat kontrasepsi dan metode kalender. Beragam alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan meliputi kondom, pil KB, IUD, dan implan.
Sementara itu, metode kalender berkaitan dengan masa subur wanita. Masa subur wanita akan terjadi sekitar 5 hari sebelum dan sehari setelah ovulasi (pelepasan sel telur), tergantung pada lamanya siklus haid. Menghindari berhubungan seksual di masa subur dapat memperkecil peluang untuk hamil.
Mencegah Kehamilan yang Tidak Direncanakan
Jika hubungan seksual dilakukan tanpa alat kontrasepsi di masa subur, pil kontrasepsi darurat dapat digunakan untuk mencegah kehamilan. Pil ini bekerja dengan cara menunda terjadinya ovulasi.
Sebagian produk kontrasepsi darurat mengandung levonergestrel, yaitu hormon yang mirip dengan hormon progesteron berdosis tinggi yang dapat mencegah pembuahan.
Berbeda dengan alat kontrasepsi rutin, penggunaan kontrasepsi darurat memiliki jangka waktu terbatas. Kontrasepsi darurat hanya efektif digunakan beberapa hari pertama setelah berhubungan seksual.
Kontrasepsi darurat dengan kandungan levonergestrel dapat dikonsumsi dengan jangka waktu maksimal 120 jam atau 5 hari setelah berhubungan intim.
Jika sudah terjadi kehamilan, konsumsi kontrasepsi ini tidak akan menimbulkan gangguan atau membahayakan embrio yang sudah berkembang.
Penggunaan Kontrasepsi Darurat yang Tepat
Meski bermanfaat untuk mencegah kehamilan dan mengendalikan kelahiran, pil kontrasepsi darurat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Pil ini hanya dapat digunakan dalam kondisi darurat setelah berhubungan intim, seperti:
- Berhubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi
- Mengalami kebocoran kondom atau kondom terlepas
- Lupa minum pil KB sesuai jadwal
- Terlambat mendapatkan suntik KB sesuai jadwal
- Penggunaan alat kontrasepsi yang tidak tepat, seperti IUD atau implan bergeser
- Salah perhitungan tanggal masa subur
- Mengalami pemerkosaan
Agar efektif, pil kontrasepsi darurat harus diminum dalam jangka waktu 3–5 setelah berhubungan seksual. Makin cepat diminum, makin besar efektivitas pil kontrasepsi darurat dalam mencegah kehamilan. Metode kontrasepsi ini bisa jadi tidak efektif jika diminum lebih dari waktu yang ditentukan atau 5 hari setelah berhubungan seks.
Efek samping yang mungkin terjadi setelah minum pil kontrasepsi darurat adalah mual, sakit kepala, sakit perut, kelelahan, dan siklus haid yang maju atau mundur. Namun, efek samping tersebut tergolong ringan dan bisa berbeda-beda pada setiap wanita.
Penggunaan pil kontrasepsi darurat juga tidak membahayakan kesuburan di masa depan.
Kontrasepsi untuk Mewujudkan Keluarga Berencana
Menggunakan alat kontrasepsi, termasuk pil kontrasepsi darurat, dapat menjadi cara efektif untuk melakukan perencanaan keluarga. Kesiapan wanita terkait kehamilan akan berdampak langsung bagi kesehatan dirinya maupun janin.
Penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu sering. Keluarga berencana juga dapat menjadi cara untuk mengurangi tindak aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk aborsi yang tidak aman.
Secara jangka panjang, perencanaan keluarga dapat memberikan kesempatan orang tua untuk mempersiapkan pendidikan dan masa depan yang terbaik bagi anak.
Kendati merupakan alat kontrasepsi yang cukup efektif, jadikan pil kontrasepsi darurat hanya sebagai cadangan dari alat kontrasepsi utama, seperti kondom, pil KB, suntik KB, implan, atau IUD. Konsultasilah dengan dokter atau bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk Anda dan pasangan.