Kacang kedelai megnandung banyak nutrisi penting sehingga kerap dijadikan sebagai sumber makanan alternatif. Namun sayang, banyak yang ragu untuk mengonsumsi kacang kedelai atau olahannya karena masih ada sejumlah kontroversi yang beredar di masyarakat.
Ada berbagai klaim manfaat dan efek samping konsumsi kacang kedelai, baik sebagai bahan dasar makanan maupun susu. Meski sebagian besar masih belum diuji secara klinis, tidak ada salahnya untuk mencermati semua kontroversi tersebut dan mencari fakta terkait kebenarannya.
Susu Kacang Kedelai untuk Bayi Alergi Susu Sapi
Susu formula berbahan dasar kacang kedelai sering digunakan sebagai pengganti air susu ibu (ASI), terutama pada bayi yang alergi terhadap susu formula berbahan dasar susu sapi atau pada bayi yang tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa).
Namun, sebelum memberikan Si Kecil susu formula yang mengandung kedelai, Anda perlu untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Pasalnya, ada beberapa alasan yang mendasari mengapa pemberiannya perlu dilakukan secara hati-hati. Pertama, susu formula kacang kedelai tidak lebih baik dibandingkan susu formula biasa.
Kedua, susu formula kacang kedelai juga banyak mengandung gula yang dapat merusak dan mengganggu pertumbuhan gigi bayi. Sebagai catatan, penting untuk diketahui bahwa pemberian ASI tetap menjadi pilihan utama untuk mencegah alergi susu sapi pada bayi serta mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Kemungkinan Kacang Kedelai Memicu Alergi pada Bayi
Protein pada kacang kedelai bisa menyebabkan alergi pada sebagian bayi. Alergi kacang kedelai bisa terjadi sesaat setelah bayi lahir dan mungkin dapat mereda saat usia banyi menginjak sekitar 3 tahun.
Reaksi alergi dapat muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam kacang kedelai sebagai bahan berbahaya dan menciptakan kekebalan untuk melawannya.
Kemunculan alergi kacang kedelai biasanya ditandai dengan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, diare, demam, kulit gatal dan kemerahan, bengkak di wajah, atau mata berair.
Efek Kacang Kedelai Terhadap Organ Reproduksi Pria
Beberapa riset menyebutkan bahwa konsumsi kacang kedelai atau susu kacang berlebihan bisa berisiko menganggu produksi dan kualitas sperma pada pria, serta berdampak pada perkembangan organ reproduksi bayi laki-laki. Ini karena susu kedelai mengandung fitoestrogen atau zat yang mirip dengan hormon estrogen.
Pada Riset tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kacang kedelai berlebihan dinilai dapat mengurangi jumlah sperma. Meski demikian, perlu digaris bawahi bahwa kacang kedelai bukan menjadi penyebab utama gangguan kesuburan pada pria.
Kenyataannya, ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi kesuburan pria, misalnya faktor genetik atau turunan, obesitas, kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, stres berlebihan, hingga penyakit tertentu.
Jika dikonsumsi dalam jumlah dan porsi yang normal, kacang kedelai tetap dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, termasuk untuk fungsi reproduksi pria. Ini karena kedelai kaya akan protein, lemak sehat, serat, serta vitamin dan mineral yang baik untuk mendukung produksi sperma.
Pengaruh Kacang Kedelai dan Kesuburan Wanita
Jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai, kacang kedelai sebetulnya baik untuk menjaga jumlah hormon estrogen pada wanita serta menurunkan risiko kanker payudara. Namun, ketika dikonsumsi terlalu banyak, kacang kedelai justru bisa berisiko mengganggu siklus menstruasi dan kesuburan wanita.
Adapun dampak kacang kedelai pada organ reproduksi wanita secara umum masih perlu diteliti lebih lanjut.
Mengingat manfaat dan risikonya, disarankan untuk mengonsumsi kacang kedelai dalam porsi yang wajar. Untuk konsumsi susu kedelai pada bayi atau anak, sebaiknya konsultasi kepada dokter. Jika setelah mengonsumsi kacang kedelai atau produk olahannya, timbul reaksi alergi atau keluhan lain, segera hubungi dokter.