MSG sering digunakan sebagai penambah rasa gurih dalam masakan. Meski penggunaannya bisa membuat cita rasa masakan lebih lezat, MSG kerap menjadi perdebatan karena dapat menimbulkan sejumlah efek negatif terhadap kesehatan.
MSG (monosodium glutamate) adalah penyedap rasa yang biasanya ditambahkan ke dalam berbagai jenis masakan. MSG sendiri merupakan molekul sodium yang dikombinasikan dengan asam glutamat yang secara alami ditemukan dalam banyak makanan, seperti tomat, keju, dan jamur.
MSG digunakan untuk meningkatkan rasa umami, yaitu salah satu dari lima rasa yang bisa dirasakan oleh indra pengecap manusia selain manis, pahit, asin, dan asam. Glutamat sebenarnya tidak memiliki rasa, tetapi mampu menguatkan rasa lain dan menambahkan rasa gurih.
Kontroversi Umami dari MSG
Meski Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, penggunaan bahan penyedap ini masih tetap kontroversial. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kebenarannya, berikut ini adalah beberapa kontroversi MSG dan kebenarannya:
1. Menurunkan kecerdasan
Ada banyak orang yang mempercayai bahwa MSG dapat menurunkan kecerdasan. Faktanya, hal ini tidak memiliki bukti yang konkret. Penelitian menunjukkan bahwa MSG pada makanan tidak masuk ke dalam otak, apalagi memengaruhi fungsi otak dan menurunkan kecerdasan.
Malahan, jika digunakan untuk memperkuat rasa pada makanan sehat, MSG bisa membantu meningkatkan asupan gizi yang seimbang. Hal ini tentunya akan berefek baik pada kesehatan otak dan kecerdasan.
2. Menyebabkan chinese restaurant syndrome
Kontroversi umami lainnya yang sering didengar adalah chinese restaurant syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang diduga sebagai efek samping setelah mengonsumsi MSG, salah satunya sakit kepala. Istilah ini pertama kali tercantum dalam sebuah artikel di Inggris pada tahun 1968.
Namun, faktanya, belum ada bukti penelitian yang mendukung bahwa MSG dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut.
Meskipun sebuah studi menyatakan bahwa konsumsi 3 gram MSG atau lebih dalam sehari bisa menyebabkan sakit kepala dan peningkatan tekanan darah, data lain menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi MSG di Indonesia hanya sekitar 0,6 gram per hari.
Selain itu, penggunaan MSG secara berlebihan dalam satu porsi makanan justru dapat membuat rasa makanan tersebut tidak enak, bahkan tidak bisa dimakan. Hal ini menurunkan kemungkinan seseorang untuk mengalami kelebihan MSG.
3. Menyebabkan hipertensi
Beberapa orang beranggapan bahwa menambahkan MSG pada masakan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini karena kandungan sodium atau natrium di dalam MSG dapat meningkatkan tekanan darah jika dikonsumsi berlebihan.
Faktanya, kandungan natrium pada MSG hanya sepertiga dari garam dapur. Bahkan, studi di Jepang menemukan bahwa penggunaan MSG dapat menurunkan penggunaan garam dapur hingga 20%. Oleh karena itu, tidak tepat jika MSG dikatakan sebagai penyebab hipertensi.
Untuk menjaga tekanan darah tetap stabil, terlebih bila Anda memiliki riwayat hipertensi, penting untuk memperhatikan total asupan natrium dari semua sumber, termasuk garam, makanan olahan, dan memastikan konsumsi natrium tetap dalam batas yang wajar.
4. Menyebabkan obesitas
Tak sedikit orang beranggapan bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan obesitas. Nyatanya, hingga saat ini belum ada bukti bahwa MSG dapat memengaruhi sel lemak atau hormon leptin yang berperan dalam peningkatan berat badan atau nafsu makan.
Namun, rasa umami dari MSG memang dapat membuat makanan menjadi lebih nikmat sehingga meningkatkan nafsu makan. Jika makanan yang dikonsumsi berporsi besar dan tidak bergizi seimbang, misalnya tinggi lemak dan karbohidrat, tentu berat badan dapat meningkat hingga menyebabkan obesitas.
5. Menyebabkan kanker
Kontroversi bahwa MSG dapat menyebabkan kanker menjadi salah satu perdebatan yang ada di tengah masyarakat. Faktanya, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa MSG dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Dalam jumlah yang tepat, MSG bisa memberikan manfaat. Maka, tidak ada salahnya untuk menambahkan sedikit MSG ke dalam masakan Anda sebagai penyedap rasa. Namun, pastikan untuk tidak menggunakannya secara berlebihan dan kurangi jumlah garam dalam masakan yang sudah diberi MSG.
Beberapa orang memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap MSG. Konsumsi MSG dalam jumlah sedikit mungkin menimbulkan gejala, seperti berkeringat, sakit kepala, mual, lelah, kulit kemerahan, mulut atau tenggorokan terasa tidak nyaman, serta jantung berdebar.
Jika Anda merasakan efek di atas setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, sebaiknya hindari atau kurangi penggunaan MSG dalam makanan siap saji maupun masakan rumah Anda.
Untuk mencegah hipertensi, obesitas, maupun penyakit kronis lainnya, utamakan untuk mengonsumsi makanan yang sehat setiap harinya. Hindari makanan kemasan yang banyak mengandung pengawet atau makanan fast food yang tinggi lemak, gula, maupun sodium.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter jika Anda ingin mengetahui pola makan dan jenis makanan yang ideal untuk Anda. Dokter dapat menyarankan pola makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan atau target berat badan Anda.