Kotoran telinga biasanya lembut dan mudah keluar dengan sendirinya. Namun, sebagian kotoran telinga anak ada yang kering dan keras, Bun. Bila dibiarkan, kotoran telinga tersebut bisa menumpuk dan menyumbat saluran telinga Si Kecil, lho.
Kotoran telinga atau serumen dihasilkan oleh kelenjar dalam saluran telinga. Kotoran ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu kotoran telinga basah dan kering. Walau namanya kotoran, benda ini sebenarnya memiliki peranan penting.
Kotoran telinga berfungsi untuk melumasi saluran telinga, mencegah pertumbuhan bakteri di telinga, dan melindungi organ pendengaran dari benda asing yang masuk ke dalam telinga.
Kotoran telinga umumnya memiliki tekstur yang lembut dan mudah keluar dengan sendirinya dari telinga. Meski demikian, sebagian orang memiliki kotoran telinga yang keras dan kering, sehingga mudah menumpuk dan menyumbat liang telinga.
Dampak Kotoran Telinga Kering dan Keras pada Anak
Tekstur dan jumlah kotoran telinga yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda. Umumnya kotoran telinga ini tidak perlu dibersihkan secara berkala, karena bisa bergerak dan keluar dengan sendirinya.
Namun, kotoran telinga anak yang kering dan mengeras terkadang sulit untuk bergerak keluar dari telinga. Selain itu, saluran eustachius pada telinga anak juga belum berkembang secara optimal dan bentuknya lebih pendek dibandingkan orang dewasa.
Karena alasan itulah, kotoran mudah terjebak di saluran telinga anak dan akhirnya menumpuk. Kondisi ini secara medis dikenal dengan sebutan serumen prop.
Tumpukan kotoran telinga bisa menyumbat saluran telinga anak dan menimbulkan keluhan, seperti telinga gatal atau nyeri, telinga terasa penuh, dan sulit mendengar.
Alhasil, keluhan tersebut membuat anak sering memasukkan jarinya dan menggaruk-garuk telinganya atau menggunakan cotton bud untuk mengeluarkan kotoran telinga yang keras dan menyumbat liang telinganya.
Kedua cara tersebut sebenarnya bukanlah cara yang baik karena justru bisa menyebabkan kotoran semakin masuk ke dalam saluran telinga dan terjebak tidak bisa kemana-mana. Kotoran telinga yang menumpuk juga lama kelamaan bisa meningkatkan risiko anak untuk terkena infeksi telinga atau otitis media.
Ini Cara Mengatasi Kotoran Telinga Anak Kering dan Keras
Guna mengatasi kotoran telinga yang kering dan keras pada Si Kecil, Bunda bisa menggunakan larutan air garam (cairan saline), minyak zaitun, atau obat tetes telinga khusus anak. Obat tetes telinga untuk mengeluarkan kotoran telinga yang mengeras biasanya mengandung beberapa bahan, seperti minyak mineral, asam asatat, atau hidrogen peroksida.
Obat tetes telinga anak bisa dibeli bebas di apotek atau dengan resep dokter. Cara penggunaannya adalah dengan meneteskan atau menyemprotkan cairan obat tersebut ke liang telinga Si Kecil, lalu biarkan selama beberapa saat hingga kotoran telinga lunak dan keluar sendiri.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah panduan membersihkan kotoran telinga anak kering dan keras dengan menggunakan obat tetes telinga:
- Cuci tangan Bunda sebelum memegang obat tetes telinga.
- Kocok perlahan botol kemasan obat tersebut.
- Jangan langsung tempelkan ujung pipet pada telinga Si Kecil karena bisa menyebabkan kuman menempel ke pipet.
- Miringkan kepala Si Kecil, lalu tarik dan tahan daun telinganya saat hendak meneteskan obat.
- Tekan pipet perlahan dan teteskan obat pada telinga yang akan diobati.
- Miringkan telinga Si Kecil beberapa saat setelah obat masuk ke telinganya.
Kotoran telinga yang jumlahnya sedikit bisa lebih mudah melunak dan cepat keluar. Namun, untuk melunakkan kotoran telinga yang sudah menumpuk, biasanya dibutuhkan waktu lebih lama.
Oleh karena itu, pastikan Bunda menggunakan obat tetes telinga secara rutin dan sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan produk, ya.
Setelah membaca informasi di atas, sebenarnya kotoran telinga anak kering dan keras bukanlah perkara yang harus Bunda pusingkan. Cara di atas umumnya efektif untuk melunakkan kotoran telinga anak yang keras dan membuatnya keluar dari dalam telinga.
Namun, apabila kotoran telinga yang kering dan keras sudah menumpuk terlalu banyak, terlebih jika Si Kecil sudah mengalami nyeri pada telinga, gangguan pendengaran, demam, rewel, atau sampai susah makan, Bunda sebaiknya membawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.