Kram otot adalah kondisi ketika otot berkontraksi secara tiba-tiba di luar kendali dan terasa nyeri. Kondisi ini bisa terjadi akibat berolahraga terlalu keras, atau duduk terlalu lama sehingga aliran darah menjadi kurang lancar.

Kram otot bisa berlangsung singkat dan biasanya mereda dengan sendirinya. Meski bukan kondisi yang serius, seseorang yang sering mengalami kram otot dapat sulit untuk beraktivitas, atau bahkan sulit tidur pada malam hari.

Kram Otot - Alodokter

Penyebab Kram Otot

Kram otot umumnya disebabkan oleh cedera otot atau penggunaan otot yang terlalu berlebihan (overuse), misalnya akibat olahraga berat. Selain itu, kram otot juga bisa terjadi akibat gangguan kesehatan atau kondisi di bawah ini:

Faktor risiko kram otot

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kram otot, yaitu:

  • Berolahraga terlalu berat atau sebaliknya kurang berolahraga
  • Berdiri atau duduk terlalu lama
  • Berolahraga tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu
  • Beraktivitas fisik atau berolahraga pada cuaca panas dan lembap sehingga mengalami dehidrasi yang bisa memicu kram otot
  • Mengenakan sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama
  • Sedang hamil, karena pertambahan berat badan dan ukuran perut pada ibu hamil dapat menghambat aliran darah di kaki

Kram otot biasanya juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut akibat menurunnya fungsi saraf, pembuluh darah, dan ketebalan otot.

Gejala Kram Otot

Kram otot ditandai dengan berkontraksinya otot secara tiba-tiba yang terjadi selama beberapa detik hingga 10 menit. Kontraksi otot ini terjadi di luar kendali, terasa nyeri, dan membuat penderitanya sulit menggerakkan otot yang kram. Bahkan, kram di kaki malam hari saat tidur (nocturnal leg cramp) bisa menyebabkan penderitanya terbangun.

Kram otot umumnya terjadi pada otot betis, kaki, lengan, tangan, perut, dan leher. Bagian otot yang mengalami kram akan teraba keras. Setelah kram mereda, otot yang kram tersebut dapat terasa pegal hingga 24 jam.

Kapan harus ke dokter

Kram otot umumnya tergolong ringan dan dapat mereda dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Meski begitu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika kram otot sering terjadi, tidak membaik dengan penanganan mandiri, atau berlangsung lebih dari 10 menit.

Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika kram otot disertai dengan keluhan berikut:

  • Nyeri yang makin parah dan tidak membaik setelah ditangani secara mandiri
  • Kaki mati rasa, bengkak, kemerahan, atau teraba hangat
  • Kram otot sering terjadi pada malam hari dan menyebabkan sulit tidur
  • Kram otot timbul tanpa penyebab yang jelas
  • Otot yang mengalami kram menjadi lemah atau lumpuh

Diagnosis Kram Otot

Untuk mendiagnosis kram otot, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba dan menggerakkan area otot yang kram, kemudian melakukan pemeriksaan saraf untuk menilai kekuatan otot dan saraf di area tersebut.

Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang, meliputi:

  • Tes darah, untuk menilai kadar elektrolit dalam tubuh, fungsi ginjal, fungsi liver, kondisi kelenjar tiroid, dan kadar gula darah
  • Elektromiografi, untuk menilai kinerja saraf dalam menggerakkan otot
  • MRI, untuk mendeteksi HNP dan skiatika

Pengobatan Kram Otot

Pengobatan kram otot disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Untuk kram otot yang ringan, penderita dapat melakukan penanganan mandiri, seperti:

  • Berhenti sejenak dari aktivitas atau olahraga yang sedang dilakukan
  • Melakukan stretching pada otot yang kram, misalnya dengan meluruskan kaki secara perlahan bila kram terjadi saat duduk
  • Jika kram terjadi di tungkai, posisikan kaki lebih tinggi dengan menyangganya menggunakan bantal untuk mengurangi nyeri
  • Memijat otot yang kram secara perlahan agar kembali rileks
  • Mengompres hangat area yang kram setelah kram mereda, kemudian dilanjutkan dengan kompres dingin untuk mengurangi nyeri

Jika kram otot tidak membaik dengan penanganan mandiri, dokter akan meresepkan obat-obatan atau suplemen untuk meredakannya, seperti:

  • Obat pereda nyeri, contohnya paracetamol atau ibuprofen
  • Suplemen kalsium atau kalium, untuk mengatasi kekurangan elektrolit dan mineral

Jika kram otot dipicu oleh penyakit tertentu, dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyakit tersebut. Misalnya, obat antidiabetes untuk penderita diabetes, atau levothyroxine untuk penderita hipotiroidisme.

Komplikasi Kram Otot

Kram otot umumnya tidak berbahaya. Namun, bila sering terjadi ketika sedang tidur, kram otot bisa mengganggu kualitas tidur sehingga menyebabkan insomnia. Kram otot yang sering terjadi juga dapat menghambat aktivitas fisik sehingga menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Pencegahan Kram Otot

Cara mencegah kram otot adalah dengan menghindari aktivitas fisik dan olahraga yang terlalu berat. Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kram otot, yaitu:

  • Melakukan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga
  • Berolahraga ringan terlebih dahulu, kemudian tingkatkan secara bertahap
  • Beristirahat dan minum yang cukup
  • Membatasi konsumsi minuman berkafein, karena kafein dapat menyebabkan dehidrasi
  • Mencukupi asupan makanan sumber kalsium, kalium, dan vitamin B12
  • Tidak terlalu sering memakai sepatu hak tinggi
  • Berobat dan kontrol rutin jika menderita diabetes, penyakit Parkinson, atau penyakit tiroid

Jika diperlukan, konsumsi suplemen vitamin B12, kalsium, dan vitamin D dapat mengurangi kejadian kram otot. Akan tetapi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen tersebut.