Kreatinin adalah zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh jaringan otot saat Anda bergerak atau beraktivitas. Jumlah kreatinin di dalam darah diatur oleh ginjal. Itulah alasan mengapa pemeriksaan kadar kreatinin sering dilakukan sebagai salah satu cara untuk menilai fungsi ginjal.
Normalnya, kreatinin dalam darah akan disaring oleh ginjal, lalu dibuang keluar melalui urine. Ketika ginjal bermasalah atau fungsinya terganggu, kreatinin tidak dapat disaring dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kadar kreatinin dalam darah meningkat dan dan menyebabkan fungsi ginjal terganggu.
Inilah sebabnya pemeriksaan fungsi ginjal yang meliputi tes kadar kreatinin penting dilakukan secara teratur. Selain untuk menilai kinerja ginjal, tes kreatinin juga biasanya dilakukan untuk memantau respons terapi pengobatan terhadap penyakit ginjal.
Ginjal yang sehat mampu menjaga kadar kreatinin dan berbagai zat lain, seperti urea dan elektrolit, dalam darah tetap berada pada batas normal.
Penyebab Peningkatan dan Penurunan Kreatinin di Dalam Tubuh
Kadar kreatinin normal dalam darah pada orang dewasa adalah 0,8–1,2 mg/dL. Namun, rentang nilai tersebut mungkin saja bervariasi pada setiap laboratorium.
Kadar kreatinin biasanya akan lebih tinggi pada orang dewasa muda atau orang yang memiliki banyak jaringan otot, misalnya atlet atau orang yang sering latihan angkat beban.
Namun, selain karena faktor usia, aktivitas, dan massa otot tubuh, peningkatan kadar kreatinin juga dapat disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit tertentu, seperti:
- Masalah pada ginjal, misalnya gagal ginjal, batu ginjal, dan infeksi ginjal
- Dehidrasi
- Rhabdomyolisis
- Hipertensi
- Diabetes
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kemoterapi, dan diuretik
- Konsumsi daging dalam jumlah banyak
Sebaliknya, kadar kreatinin bisa saja menurun pada orang yang mengalami malnutrisi atau penyakit hati. Penurunan kadar kreatinin juga kerap dialami oleh lansia.
Pada orang yang sehat, pemeriksaan fungsi ginjal dan tes kreatinin bisa dilakukan setiap 1–2 tahun. Pemeriksaan ini bisa dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan.
Namun, pada penderita penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, dan diabetes, pemeriksaan ginjal dan kadar kreatinin perlu lebih sering dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan dokter.
Gejala Gangguan Jumlah Kreatinin dan Kerusakan Ginjal
Kadar kreatinin yang tinggi dapat menjadi tanda adanya kerusakan pada ginjal. Pada tahap awal, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala.
Namun, jika kerusakan ginjal tidak terdeteksi sejak dini, kondisi ini bisa semakin parah dan mengakibatkan kerusakan ginjal berat yang dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala, seperti:
- Kelelahan
- Pembengkakan di bagian tubuh tertentu, seperti kaki, pergelangan kaki, lengan, dan wajah
- Penurunan atau peningkatan frekuensi berkemih
- Kram otot
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Mual dan muntah
- Demam
- Kencing darah atau urine berwarna gelap menyerupai teh
- Nyeri punggung atau pinggang
Bila Anda merasakan beberapa gejala seperti di atas, segera temui dokter untuk menjalani pemeriksaan medis lengkap.
Untuk mengevaluasi kondisi ginjal dan menentukan penyebab gangguan ginjal yang Anda alami, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, seperti tes fungsi ginjal yang meliputi laju filtrasi glomerulus (GFR), kadar urea dalam darah, dan urinalisis.
Dokter juga akan menyarankan pemeriksaaan USG ginjal, foto Rontgen, CT scan, MRI, atau pielografi untuk mengevaluasi kondisi ginjal.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan Anda mengalami gangguan ginjal, dokter akan menangani kondisi tersebut sesuai penyebabnya, misalnya dengan menurunkan dosis obat yang dapat merusak ginjal atau menganjurkan prosedur cuci darah.
Untuk mencegah terjadinya gangguan pada ginjal dan menjaga kadar kreatinin tetap normal, Anda disarankan untuk menjalani pola hidup sehat. Anda juga perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter untuk memantau fungsi ginjal dan kadar kreatinin dalam tubuh, terutama bila menderita penyakit diabetes dan hipertensi.