Kucing demam bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari suhu udara yang terlalu panas, stres, hingga penyakit tertentu. Demam pada kucing terkadang bisa sembuh sendiri dan tidak berbahaya. Namun, kondisi ini juga perlu diwaspadai apabila berlangsung lama atau disertai gejala lainnya.
Suhu tubuh kucing normalnya berkisar antara 38–39°C. Ketika kucing demam, bagian telapak kaki, telinga, atau wajahnya teraba lebih hangat dari biasanya. Selain itu, napas kucing yang demam juga mungkin bisa jadi lebih hangat dan cepat.
Demam sebenarnya merupakan respons saat sistem imun sedang melawan penyakit atau infeksi virus, bakteri, maupun jamur. Saat mengalami demam, kucing juga akan tampak lemas, tidur terus, tidak mau makan atau minum, dan suka bersembunyi.
Demam pada kucing dapat mereda sendiri dalam beberapa hari. Namun, kamu juga perlu mewaspadai adanya beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkannya. Pasalnya, suhu tubuh yang terlalu tinggi dan tidak ditangani dapat memicu kerusakan organ tubuh kucing kesayanganmu.
Berbagai Penyebab Kucing Demam
Kenaikan suhu tubuh sering terjadi setelah kucing bermain. Namun, demam sampai membuat kucing tampak sakit bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, antara lain:
1. Dehidrasi
Kucing demam bisa dipicu saat tubuhnya kekurangan cairan atau dehidrasi. Kucing bisa mengalami dehidrasi ketika ia muntah dan diare sehingga jadi kurang mau makan dan minum seharian. Padahal, cairan diperlukan tubuh untuk mengatur suhu tubuh.
Saat dehidrasi, kucingmu juga akan tampak sangat lemas, kurang mau makan dan minum, dan cenderung hanya mau tidur seharian. Bila dehidrasi sudah parah, mata kucing bisa tampak kering dan cekung serta lebih jarang pipis. Dehidrasi pada kucing perlu segera ditangani oleh dokter hewan karena bisa membahayakan kesehatannya.
2. Abses luka
Luka dari gigitan atau cakaran bisa memicu terjadinya infeksi, bahkan berkembang jadi abses. Bekas luka ini biasanya akan bengkak dan berwarna kemerahan dan terasa nyeri atau menghindar saat kamu menyentuhnya. Abses luka sampai nyeri akan membuat kucing demam, tidak nafsu makan, dan sangat lemas.
3. Panleukopenia
Panleukopenia termasuk salah satu infeksi virus yang memicu kucing demam. Selain demam, panleukopenia juga membuat kucing sangat lemas dan tidak mau makan. Pada beberapa kasus, kucing juga bisa muntah-muntah dan diare saat terserang panleukopenia.
Untuk memastikannya, kamu perlu membawa kucingmu ke dokter hewan untuk menjalani pemeriksaan. Setelah itu, dokter akan memberikan penanganan sesuai kondisi kucingmu.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang terjadi ketika paru-paru mengalami peradangan akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur. Infeksi pada paru-paru bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kuman penyebab infeksi. Inilah yang bisa memicu kucing demam ketika ia terkena pneumonia.
Gejala pneumonia pada kucing bisa muncul cepat atau perlahan-lahan, tergantung pada keparahan infeksinya. Saat terserang pneumonia, kucing akan mengalami demam disertai gejala lainnya, seperti batuk, tampak lemas, sesak napas, bersin terus, kurang mau makan dan minum, dan keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari hidungnya.
5. Infeksi saluran kemih
Penyakit ini terjadi ketika ada bakteri yang berkembang biak di saluran kemih dan memicu infeksi. Ketika mengalami penyakit ini, kucing akan tampak lemas, rewel, dan lebih sering pipis atau sering pipis sembarangan. Selain itu, infeksi pada saluran kemih juga terkadang bisa menyebabkan kucing demam.
6. Heatstroke
Heatstroke terjadi ketika suhu tubuh kucing naik secara drastis. Penyebabnya suhu lingkungan atau ruangan yang terlalu panas.
Kucing demam akibat heatstroke akan disertai laju napas yang lebih cepat, napas terengah-engah, detak jantung lebih cepat, lemas, dan gelisah. Kucing juga bisa sampai ngiler ketika kenaikan suhu ekstrem ini membuatnya dehidrasi, bahkan memicu kejang.
Ketika kucingmu mengalami heatstroke, berikan ia minum lebih banyak serta tempatkan kucingmu di ruangan yang sejuk dan punya sirkulasi udara baik. Cara ini dapat menurunkan suhu tubuh sekaligus mencegah dehidrasi pada kucing.
7. Keracunan
Kucing bisa keracunan dari paparan obat-obatan tertentu, produk pembersih rumah tangga, makanan basi, atau makanan yang berbahaya untuk kucing, seperti cokelat, bawang, dan anggur.
Selain membuat kucing demam, keracunan juga menimbulkan gejala khas berupa ngiler, muntah, diare, tubuh lemas, laju napas dan detak jantung meningkat, gemetaran, hingga kejang. Bila demam disebabkan oleh keracunan, segera bawa kucingmu ke dokter agar diberikan penanganan.
8. Stres
Demam bisa menjadi tanda kucing stres. Ketika kucing stres, takut, atau merasa cemas, suhu tubuhnya akan meningkat. Selain demam, stres pada kucing juga bisa ditandai dengan perubahan perilaku dan kebiasaannya, seperti sering bersembunyi, agresif, sering menjilati tubuhnya, rewel, tidak nafsu makan, dan spraying.
Ketika kamu khawatir tubuh kucingmu terasa lebih hangat, cobalah mengukur suhu tubuhnya dengan termometer terlebih dahulu. Kamu bisa menggunakan termometer di telinga atau anusnya. Pastikan pegang kucingmu dengan nyaman dan tidak perlu memaksanya jika ia tampak kesakitan atau agresif.
Jika suhu tubuhnya tetap tinggi atau di atas 40°C yang berlangsung selama lebih dari 1 hari, bawalah kucingmu ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah dan urine, untuk memastikan penyebab kucing demam. Dengan begitu, penanganan yang diberikan akan lebih tepat dan sesuai.