Kutu kemaluan adalah serangga kecil yang dapat hidup di area berambut, terutama di sekitar penis atau vagina. Parasit ini hidup dengan cara mengisap darah melalui kulit dan menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.
Kutu kemaluan (Pthirus pubis) berukuran tubuh lebih kecil daripada kutu kulit kepala. Kutu kemaluan lebih bisa bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal. Sementara itu, kutu kepala hanya bisa hidup di rambut kepala yang cenderung lebih halus.
Selain di rambut area kelamin, kutu kemaluan juga bisa mendiami bulu ketiak, bulu kaki, janggut, bulu dada, serta bulu mata dan alis. Meskipun tidak menyerang kepala, kutu kemaluan juga bisa saja menyerang orang yang terkena kutu kepala pada saat yang sama.
Penyebab Kutu Kemaluan
Telur kutu kemaluan melekat erat pada pangkal batang rambut dan akan menetas dalam waktu 6–10 hari, kemudian menjadi nimfa. Setelah itu, nimfa berkembang menjadi kutu dewasa antara 2–3 minggu. Selanjutnya, kutu betina dewasa dapat mengeluarkan hingga 300 telur selama 1–3 bulan.
Kutu kemaluan berukuran sekitar 2 mm dengan warna abu-abu kecokelatan. Kutu ini tidak dapat loncat atau terbang. Penyebaran parasit ini hanya dapat terjadi lewat sentuhan langsung dengan orang yang terjangkit kutu kemaluan, terutama melalui hubungan seksual.
Pada kasus tertentu, ditemukannya kutu kemaluan pada alis dan bulu mata anak-anak atau remaja dapat menandakan adanya kemungkinan pelecehan seksual. Hal ini perlu diselidiki lebih lanjut.
Kutu kemaluan umumnya melekat sangat kuat pada rambut. Namun, jika terlepas atau jatuh dari rambut, parasit ini akan lekas mati karena tidak mendapatkan makanan. Oleh karena itu, kutu kemaluan dapat menyebar lewat benda, seperti pakaian, handuk, seprai, atau dudukan toilet. Namun, hal ini jarang terjadi.
Faktor risiko kutu kemaluan
Kutu kemaluan dapat menular ke siapa saja. Akan tetapi, penularan lebih sering terjadi pada orang dewasa yang sudah aktif secara seksual. Selain itu, tinggal di lingkungan atau area yang ditempati banyak orang, seperti asrama, juga dapat meningkatkan risiko seseorang tertular kutu kemaluan.
Gejala Kutu Kemaluan
Gejala akibat serangan kutu kemaluan biasanya mulai muncul dalam 1–3 minggu setelah kutu menempati area tubuh. Gejala yang dapat muncul antara lain:
- Gatal pada kulit, yang dapat memburuk pada malam hari, akibat reaksi alergi terhadap air liur kutu
- Bintik kecil berwarna biru keunguan pada kulit bekas gigitan kutu
- Bintik cokelat di pakaian dalam, yang merupakan kotoran kutu kemaluan
- Tampak telur kutu pada pangkal rambut, yang ditandai dengan bintik-bintik berwarna kuning atau putih
Berbagai gejala di atas juga dapat muncul jika parasit ini menyebar ke area lain yang berambut, seperti bulu mata, alis, atau ketiak. Namun, gejala-gejala tersebut bisa saja tidak muncul pada sebagian penderita sehingga kutu kemaluan dapat menyebar ke orang lain tanpa disadari.
Kapan harus ke dokter
Gejala akibat kutu kemaluan dapat menyerupai gejala penyakit lain. Untuk memastikan apakah gejala yang dialami disebabkan oleh kutu kemaluan, konsultasikanlah melalui Chat Bersama Dokter, terutama jika:
- Sudah menggunakan obat dari apotek, tetapi tidak berhasil
- Sedang hamil
- Muncul tanda peradangan atau infeksi kulit akibat terlalu sering menggaruk area yang gatal
Dokter dapat memberikan obat untuk mengatasi kutu kemaluan, termasuk kulit yang luka akibat garukan, dan memonitor kondisi Anda hingga keluhan mereda.
Diagnosis Kutu Kemaluan
Diagnosis kutu kemaluan dapat dilakukan melalui chat. Dokter akan terlebih dahulu bertanya kepada pasien tentang:
- Apa saja keluhan yang dialami
- Apakah pasien pernah melihat kutu pada rambut kemaluan
- Apakah ada keluhan yang serupa pada ketiak, janggut, atau kumis
Guna memastikan keberadaan kutu kemaluan, Anda bisa menggunakan sisir kutu atau kaca pembesar.
Dokter juga mungkin akan meminta pasien untuk mengirim foto area yang terasa paling gatal untuk memastikan ruam bekas gigitan kutu. Jika diagnosis memang mengarah ke kutu kemaluan, pemeriksaan juga perlu dilakukan pada pasangan seksual pasien meski tidak memiliki keluhan.
Pengobatan Kutu Kemaluan
Pengobatan kutu kemaluan dapat dilakukan dengan pemberian obat dan perawatan mandiri. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pemberian obat-obatan
Beberapa obat untuk mengatasi kutu kemaluan meliputi:
- Permethrin 1% losion
- Ivermectin tablet
- Petroleum jelly, bila kutu kemaluan menjangkiti bulu mata
Jika setelah diobati kutu masih ditemukan atau gejalanya masih dirasakan, pasien perlu mengulangi terapi dalam 9–10 hari. Periksalah area yang terinfeksi selama dan setelah periode pengobatan kedua selesai. Tujuannya adalah untuk memastikan keberadaan kutu atau telur yang masih tertinggal pada area tersebut.
Perawatan mandiri
Berikut ini adalah upaya-upaya perawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh pasien sambil menjalani pengobatan dari dokter:
- Mencuci dan mengeringkan rambut pada area yang terjangkit kutu kemaluan dengan bersih dan teratur
- Mengenakan pakaian dalam yang bersih dan menggantinya 1 kali sehari
- Menyingkirkan kutu kemaluan yang terlihat pada rambut dengan sisir kutu atau dengan kuku
- Mencuci seluruh handuk, pakaian, atau seprai yang dipakai sebelum pengobatan dengan air panas
- Menghindari hubungan seks sebelum kutu kemaluan benar-benar sembuh
Komplikasi Kutu Kemaluan
Meski jarang terjadi, seseorang yang terjangkit kutu kemaluan dapat mengalami sejumlah komplikasi jika kondisinya tidak segera diatasi. Komplikasi yang dapat timbul adalah:
- Infeksi, seperti impetigo atau bisul, akibat seringnya menggaruk area yang terjangkit
- Peradangan kelopak mata (blefaritis) atau konjungtivitis, akibat keberadaan kutu kemaluan di bulu mata
Pencegahan Kutu Kemaluan
Penularan kutu kemaluan dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara berikut:
- Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti handuk dan pakaian
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Mengganti pakaian minimal 1 kali sehari
- Mencuci seprai, handuk, dan pakaian dengan air panas secara berkala
- Membersihkan tempat tidur secara rutin, bila perlu menggunakan mesin penyedot debu