L-cysteine merupakan salah satu asam amino nonesensial yang banyak dijadikan suplemen. Selain sebagai sumber nutrisi, L-cysteine juga dipercaya dapat berperan sebagai antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan liver, kulit, dan rambut, serta menurunkan risiko terjadinya stroke.
Di dalam tubuh, L-cysteine akan diubah menjadi glutathione, yaitu salah satu antioksidan yang kuat. Glutathione dapat melindungi tubuh dari radikal bebas yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel tubuh.
Dengan cara kerja tersebut, L-cysteine diduga bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit serius, termasuk kanker dan penyakit jantung. Ditambah lagi, L-cysteine juga diduga dapat mempertahankan kelenturan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Alhasil, risiko terjadinya stroke dapat dicegah.
Selain itu, gluthatione dipercaya bisa menjaga kesehatan dan meningkatkan fungsi hati, menguatkan rambut dan mencegah kebotakan, serta mencerahkan kulit dan memudarkan noda hitam pada wajah. Sifat antioksidan dari glutathione juga dapat mempercepat pemulihan luka.
Di samping sebagai suplemen, L-cysteine juga dapat diberikan dalam bentuk infus. L-cysteine adalah salah satu komponen nutrisi parenteral, yaitu pemberian nutrisi melalui infus atau suntik, untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien yang tidak bisa makan seperti biasa.
L-cysteine infus biasanya dibutuhkan oleh pasien penyakit hati yang berat. Pada kondisi tersebut, nutrisi dari makanan tidak bisa dicerna dengan baik oleh tubuh.
Merek dagang L-cysteine: Aminoleban, Binapro, Crystal Complexion, Evolife, Hakubi White C, Hishiphagen, Norphagen, Rivilite, Universal Amino 1900
Apa Itu L-Cysteine
Golongan | Obat bebas dan obat resep |
Kategori | Asam amino |
Manfaat | Menjaga kesehatan, dan berperan sebagai nutrisi parenteral untuk pasien penyakit hati yang parah |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
L-cysteine untuk ibu hamil dan menyusui | Belum ada cukup bukti mengenai keamanan suplemen L-cysteine untuk ibu hamil atau ibu menyusui. |
Konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan suplemen ini jika Anda sedang hamil atau menyusui. | |
Bentuk obat | Kaplet, kapsul, tablet, infus |
Peringatan Sebelum Menggunakan L-Cysteine
Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan L-cysteine, antara lain:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. L-cysteine tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki gangguan pencernaan atau metabolisme asam amino, gagal jantung, aritmia, diabetes, prediabetes, penyakit paru-paru, gangguan ginjal, atau gangguan hati, sebelum menggunakan infus L-cysteine.
- Informasikan kepada dokter bila Anda sedang menggunakan suplemen L-cysteine jika direncanakan untuk menjalani operasi. Hentikan konsumsi suplemen ini 2 minggu sebelum operasi.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi L-cysteine.
Dosis dan Aturan Pakai L-Cysteine
Sebagai suplemen, L-cysteine biasanya akan dikombinasikan dengan berbagai vitamin, mineral, maupun asam amino lain. Dosis L-cysteine bisa bervariasi, tergantung pada produk suplemen. Biasanya, dosis L-cysteine akan disesuaikan dengan kandungan lain di dalamnya.
Dosis L-cysteine infus akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
Cara Menggunakan L-Cysteine dengan Benar
L-cysteine infus akan diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter di rumah sakit. Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter sehingga kondisi dan respons terapi dapat terpantau.
Untuk mengonsumsi suplemen dengan kandungan L-cysteine, baca petunjuk pada kemasan atau mintalah anjuran dokter terlebih dahulu. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Perlu diingat bahwa suplemen makanan yang mengandung vitamin, mineral, dan nutrisi lain tidak bisa menggantikan nutrisi dari makanan. Oleh karena itu, pastikan untuk tetap mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan bervariasi setiap harinya.
Simpan L-cysteine di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi L-Cysteine dengan Obat Lain
Jika digunakan bersama dengan obat diabetes, L-cysteine bisa menimbulkan efek interaksi berupa kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia). Contoh obat diabetes yang bisa menyebabkan hipoglikemia antara lain:
- Glimepiride
- Glibenclamide
- Gliclazide
- Glipizide
- Gliquidone
Untuk menghindari interaksi antarobat yang tidak diinginkan, beri tahu dokter jika hendak minum obat, suplemen, atau produk herbal bersama dengan L-cysteine.
Efek Samping dan Bahaya L-Cysteine
Pada umumnya, suplemen L-cysteine yang diminum (oral) tidak menimbulkan efek samping jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.
Sementara itu, penggunaan L-cysteine infus dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut:
- Wajah dan leher memerah (flushing)
- Demam
- Mual
- Bagian tubuh yang disuntik terasa hangat, memerah, bengkak, atau nyeri
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Sakit kepala berat, linglung, berbicara cadel, tangan atau kaki terasa lemah, kesulitan berjalan, kehilangan koordinasi gerak, gangguan keseimbangan, otot kaku, demam tinggi, keringat berlebih, maupun tremor
- Gangguan penglihatan, seperti hilang penglihatan mendadak, pandangan buram, lapang pandang menyempit (tunnel vision), mata bengkak atau terasa nyeri, maupun muncul lingkaran (halo) saat melihat cahaya
- Gangguan jantung, yang bisa ditandai dengan detak jantung tidak teratur, dada berdebar, napas pendek, pusing berat yang tiba-tiba, maupun pingsan