Laryngitis atau laringitis adalah peradangan yang terjadi pada laring, yaitu bagian dari saluran pernapasan tempat pita suara berada. Kondisi ini dapat disebabkan oleh iritasi, infeksi, atau penggunaan laring yang berlebihan.
Laringitis biasanya ditandai dengan sakit tenggorokan, batuk, demam, suara serak, bahkan kehilangan suara. Pada anak-anak, laringitis dapat menyebabkan kesulitan bernapas, karena struktur saluran pernapasan anak-anak lebih kecil. Namun, hal tersebut jarang terjadi.
Penyebab Laringitis
Laringitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis kronis, yang masing-masingnya disebabkan oleh kondisi berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
Laringitis akut
Laringitis akut adalah jenis laringitis yang berlangsung selama beberapa hari sampai minggu. Pada sebagian kasus, laringitis akut bahkan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Biasanya, kondisi ini akan membaik setelah penyebabnya ditangani.
Beberapa penyebab laringitis akut adalah:
-
Cedera pita suara
Cedera pita suara dapat disebabkan oleh penggunaan pita suara yang berlebihan ketika berbicara, bernyanyi, berteriak, atau -
Infeksi virus
Virus penyebab infeksi yang menyebabkan laringitis akut biasanya sama dengan jenis virus penyebab infeksi saluran pernapasan -
Infeksi bakteri
Salah satu jenis bakteri penyebab laringitis akut adalah bakteri penyebab difteri.
Laringitis kronis
Laringitis disebut kronis jika berlangsung lebih dari 3 minggu. Umumnya, laringitis jenis ini terjadi akibat adanya paparan dari penyebab secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Penyebab dari laringitis kronis adalah:
- Perubahan bentuk pita suara karena faktor usia
- Kebiasaan merokok
- Kecanduan alkohol
- Kebiasaan menggunakan suara secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama, seperti yang biasa dilakukan oleh penyanyi atau pemandu sorak
- Sering terpapar bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi, seperti bahan kimia, debu, dan asap
- Infeksi jamur, biasanya terjadi pada penderita asma yang menggunakan obat kortikosteroid hirup jangka panjang
- Kelumpuhan pita suara akibat cedera atau penyakit tertentu, seperti stroke.
- Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Seseorang dengan daya tahan tubuh lemah lebih berisiko menderita laringitis. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.
Gejala Laringitis
Laringitis bisa ditandai dengan gejala ringan dan sementara (akut), hingga gejala yang lebih serius dan berlangsung lebih lama (kronis). Gejala yang biasa terjadi pada penderita laringitis meliputi:
- Rasa tidak nyaman pada tenggorokan
- Tenggorokan kering
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Demam
- Suara menjadi serak atau bahkan hilang
Penderita laringitis juga dapat mengalami peradangan di hidung, tenggorokan, atau amandel. Gejala yang bisa muncul adalah sakit kepala, pilek, lemas dan pegal linu, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Kapan harus ke dokter
Kebanyakan kasus laringitis akut dapat diatasi sendiri di rumah. Namun, jika gejala terus berlangsung hingga lebih dari 2 minggu dan terus memburuk, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.
Laringitis bisa menimbulkan gejala lain yang lebih serius. Segera cari pertolongan medis ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) jika muncul gejala berikut:
- Demam yang tidak kunjung reda
- Sakit tenggorokan yang lebih parah
- Sulit menelan
- Batuk berdarah
- Sulit bernapas
Penderita anak-anak juga dapat mengalami gejala serius yang memerlukan penanganan di IGD. Gejala tersebut meliputi:
- Suara napas bernada tinggi yang timbul ketika menarik napas (stridor)
- Ngiler atau mengeces berlebihan
- Demam di atas 39ºC
- Batuk berdarah
- Sulit menelan
- Sulit bernapas
Gejala tersebut dapat menandakan kondisi lain yang serius, seperti croup dan epiglotitis.
Diagnosis Laringitis
Dalam mendiagnosis laringitis, dokter akan terlebih dahulu melihat gejala yang dialami pasien. Gejala laringitis yang paling mudah dideteksi adalah suara yang berubah menjadi serak atau bahkan hilang sama sekali.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa tenggorokan pasien dengan menggunakan kaca kecil. Dokter juga akan melakukan tes darah dan tes usap tenggorokan menggunakan cotton bud (kapas kecil), untuk kemudian diteliti di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mengetahui jika ada infeksi bakteri atau jamur.
Untuk melihat kondisi laring lebih detail, misalnya mendeteksi iritasi atau kerusakan pada pita suara, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini:
-
Laringoskopi
Laringoskopi dilakukan dengan memasukkan selang lentur yang dilengkapi dengan lampu dan kamera (endoskop) ke dalam laring melalui mulut atau hidung. -
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan di laring untuk diteliti di laboratorium, guna mengetahui penyebab laringitis.
Jika laringitis kambuh atau berlangsung dalam jangka panjang, dokter akan merujuk pasien kepada dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan Laringitis
Kebanyakan laringitis bisa pulih sendiri sekitar 1 minggu tanpa diobati. Namun, pengobatan oleh dokter dapat meredakan gejala yang mengganggu dan mempercepat kesembuhan.
Untuk menangani laringitis secara mandiri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah, di antaranya:
- Minum banyak air putih dan tidak mengonsumsi minuman yang berkafein atau beralkohol
- Menghirup inhaler dengan kandungan mentol untuk melegakan saluran pernapasan yang terasa tidak nyaman
- Mengonsumsi permen mint dan berkumur dengan air garam hangat atau obat kumur khusus untuk melegakan tenggorokan
- Berbicara dengan suara perlahan untuk mengurangi ketegangan pada pita suara yang sedang meradang
- Menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat membuat tenggorokan kering, seperti dekongestan
- Menghindari paparan penyebab iritasi dan alergi, seperti asap rokok dan debu
- Berhenti merokok
Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk menangani penyebab atau kondisi yang mendasari terjadinya laringitis. Obat-obatan tersebut meliputi:
- Ibuprofen atau paracetamol, untuk meredakan nyeri tenggorokan, sakit kepala, atau demam
- Obat antihistamin, untuk mengatasi alergi yang muncul
- Obat penurun asam lambung, untuk menangani penyakit GERD
- Obat batuk, untuk meredakan batuk
- Kortikosteroid, untuk meredakan peradangan di pita suara
- Antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri
Komplikasi Laringitis
Laringitis yang disebabkan oleh infeksi dapat menyebabkan komplikasi berupa penyebaran infeksi ke bagian lain di saluran pernapasan, misalnya paru-paru.
Penderita laringitis juga bisa mengalami batuk kronis. Kondisi ini akan membuat penderitanya mudah tersedak sehingga makanan masuk ke saluran pernapasan. Akibatnya, penderita bisa mengalami infeksi paru (pneumonia).
Pencegahan Laringitis
Laringitis dapat dihindari dengan mencegah penyebab dan faktor risikonya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah laringitis:
- Melakukan vaksinasi flu setiap tahun sesuai jadwal
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Tidak merokok
- Memperbanyak minum air putih
- Membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau setelah dari toilet
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) di tempat kerja
- Mengurangi volume suara ketika berbicara