Leher tegang digambarkan sebagai rasa nyeri dan kaku pada bagian leher. Kondisi ini bisa disebabkan oleh posisi tidur yang salah hingga penyakit tertentu. Meski umumnya dapat sembuh sendiri, leher tegang bisa terjadi berulang dan memburuk seiring waktu, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat.

Struktur leher terdiri dari otot-otot fleksibel yang berfungsi untuk menopang beban kepala. Jika Anda melakukan aktivitas fisik yang berlebihan atau terbiasa duduk dan berdiri dengan postur tubuh yang buruk, maka otot-otot leher bisa kaku dan menyebabkan leher tegang.

Leher Tegang, Ketahui Penyebab dan Cara Menanganinya - Alodokter

Leher tegang ditandai dengan rasa sakit yang dirasakan dari sisi bawah kepala hingga sisi atas bahu dan membuat Anda kesulitan untuk menggerakan kepala. Kondisi ini sering dikeluhkan dan umumnya tidak berbahaya.

Namun, jika leher tegang terjadi berulang  atau disertai dengan gejala lain, maka keluhan ini perlu diperhatikan. Oleh karena itu, ketahui beberapa penyebab serta cara meredakan leher tegang. 

Penyebab Leher Tegang

Mengetahui penyebab leher tegang dapat membantu Anda melakukan pencegahan dan mendapatkan penanganan yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan leher tegang:

1. Postur tubuh yang buruk

Umumnya kepala orang dewasa memiliki berat sekitar 4,5–5 kg. Jika beban ini tidak ditopang dengan postur tubuh yang baik, seperti posisi kepala yang terlalu condong ke depan atau kebiasaan menundukan kepala, maka otot leher akan dipaksa untuk bekerja lebih keras untuk menahan beban yang berlebih. 

Akibatnya, otot leher akan mengalami kelelahan yang sering kali menyebabkan leher tegang.

2. Posisi tidur yang salah

Posisi tidur, seperti tengkurap dengan kepala menghadap ke satu sisi dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketegangan pada otot leher. Tidak hanya itu, tidur dengan posisi kepala tertekuk dan menggunakan bantal yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan keluhan leher tegang.

Kondisi ini juga membuat Anda merasakan rasa nyeri pada leher, bahu, hingga punggung setelah terbangun dari tidur.

3. Gerakan berulang 

Tidak hanya karena posisi tidur yang salah, leher tegang juga bisa terjadi akibat gerakan yang dilakukan berulang. Melakukan gerakan yang sama secara berulang atau menggunakan otot leher secara berlebihan juga bisa menjadi penyebab terjadinya leher tegang. Sering memutar leher untuk melemaskan otot justru bisa memicu terjadinya leher tegang jika dilakukan secara berlebih.

4. Olahraga berlebihan

Rutin berolahraga memang baik untuk kesehatan. Namun, olahraga berlebihan yang dilakukan tanpa peregangan atau teknik yang benar justru dapat meningkatkan risiko terjadinya keluhan pada otot leher, termasuk leher tegang. Beberapa jenis olahraga yang dapat meningkatkan risiko terjadinya leher tegang adalah angkat beban, yoga atau berenang,  

5. Menopang tas yang terlalu berat

Kebiasaan membawa tas punggung yang terlalu berat pada salah satu maupun kedua sisi dapat menyebabkan postur tubuh tidak seimbang. Selain itu, membawa tas terlalu berat juga dapat menyebabkan tekanan berlebih pada otot-otot leher dan bahu. Kondisi ini lah yang akhirnya menyebabkan kekakuan pada otot-otot leher, yang menimbulkan leher tegang.

6. Cedera leher (Whiplash)

Cedera leher yang disebabkan oleh pergerakan cepat dan mendadak dari depan ke belakang atau sebaliknya ini disebut dengan whiplash. Gerakan menyentak yang terjadi secara tiba-tiba ini menyebabkan leher tidak memiliki kesempatan untuk merespon dan bergerak di luar kontrol. 

Akibatnya, otot-otot di sekitar leher akan mengalami peregangan secara tiba-tiba karena otot mencoba untuk menstabilkan kepala selama peristiwa tersebut terjadi. Hal  ini dapat mengakibatkan cedera pada otot-otot leher yang menimbulkan gejala leher tegang. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kecelakaan lalu lintas ataupun cedera saat berolahraga.

7. Kondisi medis yang menyerang otot dan saraf leher 

Selain berbagai penyebab di atas, beberapa kondisi medis yang menyerang otot dan saraf leher, seperti rheumatoid arthritis dan cervical spondylosis, juga bisa menyebabkan leher tegang. Tidak hanya itu, penyakit meningitis dan kanker juga bisa menimbulkan gejala berupa leher tegang.  

Untuk mengurangi keluhan leher tegang yang Anda rasakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Lakukan peregangan otot leher, misalnya memutar kepala dari sisi kanan ke sisi kiri, lalu putar leher secara perlahan hingga membentuk lingkaran hingga 2–3 kali. Hentikan jika rasa sakit yang Anda rasakan semakin memburuk. 
  • Lakukan pijatan lembut pada area leher tegang hingga bahu untuk membuat otot menjadi lebih rileks. Namun, pastikan terapi pijat dilakukan oleh orang yang terlatih, seperti terapis.
  • Gunakan bantal yang tipis atau bantal berbahan lateks yang lebih padat untuk menopang leher agar posisi kepala tetap sejajar dengan bahu.
  • Pastikan duduk dengan posisi yang baik saat bekerja, terutama bila pekerjaan membutuhkan banyak waktu untuk duduk.
  • Lakukan kompres dingin pada leher yang mengalami ketegangan selama 15–20 menit untuk mengurangi rasa nyeri. Setelah 2–3 hari, lanjutkan dengan kompres panas untuk melancarkan aliran darah yang menegang akibat leher tegang. 
  • Gunakan krim atau gel pereda rasa sakit yang mengandung sodium diclofenac atau gunakan obat minum pereda nyeri yang mengandung ibuprofen atau paracetamol.

Leher tegang umumnya akan membaik dengan sendirinya, maupun dengan melakukan berbagai cara di atas. Namun, jika setelah melakukan beberapa cara di atas dan mengonsumsi obat pereda nyeri rasa sakit serta keluhan leher tegang semakin memburuk, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa memeriksa dan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.