Leuprorelin adalah obat pengontrol hormon reproduksi yang digunakan untuk meredakan gejala kanker prostat pada pria. Obat ini juga dapat digunakan pada wanita untuk mengurangi gejala endometriosis.
Leuprorelin bekerja menghambat produksi hormon testoteron dan estrogen. Pada pria dengan kanker prostat, produksi testosteron berlebih dapat memperburuk kondisinya. Dengan cara kerjanya tersebut, leuprorelin bisa meredakan gejala kanker prostat.
Sementara itu, pada wanita yang menderita endometriosis atau miom, leuprorelin menghambat produksi estrogen sehingga nyeri akibat kondisi tersebut bisa berkurang. Selain itu, jumlah dan ukuran endometriosis atau miom juga dapat berkurang dengan obat ini.
Leuprorelin juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala pubertas dini. Kondisi ini ditandai dengan produksi hormon testosteron dan estrogen yang berlangsung terlalu cepat (usia <8 tahun). Leuprorelin menghambat produksi hormon tersebut sehingga meredakan gejala pubertas dini.
Merk dagang: Tapros, Eligard, Endrolin, Divalin
Apa Itu Leuprorelin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat pelepas hormon gonadotropin |
Manfaat | Meredakan gejala kanker prostat, endometriosis, miom, dan pubertas dini |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia 2 tahun |
Leuprorelin untuk ibu hamil | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. |
Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau wanita yang mungkin sedang hamil | |
Leuprorelin untuk ibu menyusui | Jangan menggunakan leuprorelin ketika sedang menyusui |
Bentuk obat | Serbuk injeksi |
Peringatan Sebelum Menggunakan Leuprorelin
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan leuprorelin:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Leuprorelin tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Jangan menggunakan obat ini jika sedang hamil. Segera beri tahu dokter jika sedang hamil atau mungkin hamil karena leuprorelin bisa menyebabkan cacat lahir.
- Gunakan kondom untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan leuprorelin. Jangan menggunakan pil KB karena leuprorelin dapat menurunkan efektivitas pil KB.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, atau gagal jantung. Informasikan juga kepada dokter jika Anda atau keluarga memiliki kelainan pada hasil EKG, aritmia, atau pernah mengalami henti jantung mendadak pada usia muda.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita gangguan mental, seperti depresi atau psikosis.
- Beri tahu dokter jika pernah mengalami kejang atau epilepsi.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita tumor otak atau cedera tulang belakang.
- Informasikan kepada dokter jika Anda menderita atau berisiko terkena osteoporosis, misalnya karena minum obat kortikosteroid atau obat antikonvulsan, merokok, atau mengonsumsi minuman beralkohol.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan leuprorelin.
Dosis dan Aturan Pakai Leuprorelin
Berikut ini adalah dosis leuprorelin berdasarkan tujuan pengobatannya:
-
Tujuan: meredakan gejala kanker prostat
Dewasa: 1 mg, 1 hari sekali.
-
Tujuan: meredakan gejala endometriosis atau miom
Dewasa: 3.75 mg, 1 bulan sekali atau 11.25 mg setiap 3 bulan sekali.
-
Tujuan: meredakan gejala pubertas dini
Anak dengan berat badan ≤25 kg: 7.5 mg, setiap 4 minggu.
Anak dengan berat badan 26−37.5 kg: 11.25 mg, setiap 4 minggu.
Anak dengan berat badan >37.5 kg: 15 mg, setiap 4 minggu.
Cara Menggunakan Leuprorelin dengan Benar
Ikuti saran dokter selama Anda menjalani pengobatan dengan leuprorelin. Obat ini akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Leuprorelin diberikan melalui suntikan ke jaringan di bawah kulit (subkutan) atau ke dalam otot (intramuskular).
Jika memungkinkan, dokter dapat meresepkan leuprorelin untuk digunakan secara mandiri di rumah. Berikut adalah cara menggunakan leuprorelin dengan benar:
- Pastikan untuk membaca petunjuk yang terdapat pada kemasan obat.
- Tanyakan kepada dokter mengenai semua hal yang perlu diketahui jika ingin menggunakan leuprorelin secara mandiri di rumah. Jangan menggunakan leuprorelin jika masih ragu mengenai cara penggunaannya.
- Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
- Cuci tangan sampai bersih, kemudian campur obat sesuai petunjuk dokter.
- Gunakan leuprorelin dalam waktu 2 jam (intramuskular) atau 30 menit (subkutan) setelah dicampur.
- Bersihkan area yang akan disuntik dengan alkohol usap. Suntikkan obat ke bawah kulit atau ke dalam otot sesuai dengan cara yang diajarkan dokter.
- Suntikkan obat ke area kulit yang berbeda setiap dosis berikutnya untuk menghindari luka pada kulit.
- Gunakan leuprorelin secara rutin agar mendapat manfaat yang optimal.
- Gunakan jarum suntik sekali saja, lalu buang di tempat khusus yang aman dan tidak terjangkau anak-anak.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan leuprorelin, Anda akan diminta untuk menjalani tes secara berkala untuk memantau kondisi dan efek samping yang mungkin terjadi.
- Jangan gunakan leuprorelin jika obat ini mengalami perubahan warna.
- Jika lupa menggunakan leuprorelin, segera hubungi dokter begitu teringat. Dokter akan memberi tahu cara melanjutkan pengobatan.
- Segera ke dokter jika kondisi tidak membaik atau memburuk setelah lebih dari 2 bulan penggunaan leuprorelin.
- Setelah menggunakan leuprorelin, simpan obat ini di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jangan disimpan di freezer.
Interaksi Leuprorelin dengan Obat Lain
Interaksi yang dapat terjadi jika leuprorelin digunakan bersama obat lain adalah sebagai berikut:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya jika digunakan dengan amiodarone, pimozide, quinidine, dan cisapride
- Peningkatan risiko mengalami penurunan detak jantung jika digunakan bersama donepezil
- Penurunan efektivitas insulin suntik dan obat diabetes yang diminum jika digunakan bersama dengan leuprorelin
Efek Samping dan Bahaya Leuprorelin
Pada awal penggunaan obat hingga 2 bulan setelahnya, gejala yang dialami dapat memburuk akibat penyesuaian homon dengan leuprorelin. Namun, efek ini biasanya akan membaik dengan sendirinya.
Beberapa efek samping lain yang dapat timbul dari penggunaan leuprorelin termasuk:
- Gejala batuk pilek, seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk berdahak atau batuk kering
- Demam, lelah, tidak enak badan
- Sakit perut, mual, muntah, dan sembelit
- Mengi, sulit bernapas, dada sesak
- Rasa panas pada leher dan wajah (hot flashes), berkeringat banyak
- Sakit kepala
- Perubahan mood
- Berat badan turun atau malah naik
- Vagina gatal, bengkak, dan keputihan
- Ukuran buah zakar mengecil
- Gairah seksual menurun
- Kemerahan, nyeri, bengkak, atau perdarahan pada lokasi suntik
Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:
- Gangguan penglihatan
- Nyeri tulang dan sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu
- Berat badan naik drastis, disertai pembengkakan yang menyeluruh
- Nyeri atau kesulitan ketika buang air kecil
- Kejang
- Gejala gula darah tinggi (hiperglikemia), seperti mudah haus, sering buang air kecil, lapar, mulut kering, dan bau mulut seperti buah
- Gejala serangan jantung, seperti nyeri dada yang menjalar ke dagu atau bahu, disertai mual dan keringat dingin
- Gejala stroke, seperti sakit kepala berat yang muncul tiba-tiba, salah satu sisi tubuh mendadak mati rasa atau lemah, serta bicara cadel