Limfoma Hodgkin adalah salah satu jenis kanker getah bening. Kanker ini menyerang salah satu jenis sel darah putih. Dengan penanganan yang tepat, limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis kanker getah bening dengan tingkat kesembuhan yang tinggi.
Limfoma Hodgkin terjadi ketika salah satu jenis sel darah putih, yaitu limfosit B, tumbuh secara tidak terkendali dan menyebar ke berbagai bagian tubuh melalui pembuluh sistem limfatik. Selain itu, limfosit B yang berlebihan ini juga akan menumpuk pada kelenjar getah bening.
Limfosit B berperan sebagai penghasil antibodi untuk melawan infeksi. Pada limfoma Hodgkin, kemampuan sel darah putih ini dalam memproduksi antibodi menurun meski jumlah limfosit B sangat tinggi. Akibatnya, penderita limfoma Hodgkin lebih rentan mengalami infeksi.
Gejala limfoma Hodgkin yang paling mudah dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening yang tidak terasa nyeri di area leher, ketiak, atau selangkangan. Meski dapat menyerang segala kelompok usia, penyakit ini lebih sering terjadi pada orang usia 20–40 tahun, serta lansia di atas 55 tahun.
Selain limfoma Hodgkin, ada jenis kanker limfoma lain yang lebih sering terjadi, yakni limfoma non-Hodgkin. Meski gejalanya mirip, kedua kondisi ini bisa dibedakan dengan pemeriksaan biopsi. Selain itu, tingkat kesembuhan limfoma non-Hodgkin umumnya tidak sebaik limfoma Hodgkin.
Penyebab Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada sel-sel limfosit B yang berfungsi melawan infeksi. Mutasi tersebut membuat sel-sel limfosit B berkembang secara tidak normal dan tidak terkendali sehingga menjadi sel kanker.
Belum diketahui apa yang menyebabkan mutasi pada sel-sel limfosit B. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami Limfoma Hodgkin:
- Berusia di atas 20 tahun
- Berjenis kelamin laki-laki
- Memiliki keluarga yang menderita limfoma Hodgkin
- Terinfeksi virus Epstein-Barr
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau mengonsumsi obat imunosupresan
Gejala Limfoma Hodgkin
Berikut ini adalah gejala dan tanda yang muncul pada penderita limfoma Hodgkin:
- Benjolan di leher, ketiak, dan selangkangan yang tidak terasa nyeri
- Demam lama yang terjadi tanpa infeksi dan datang dan pergi selama beberapa minggu
- Kulit gatal-gatal
- Kelelahan
- Berkeringat pada malam hari
- Hilang nafsu makan
- Berat badan menurun tanpa direncanakan
- Batuk, nyeri dada, dan sesak napas
- Perut terasa nyeri atau bengkak
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, atau gejala limfoma Hodgkin seperti yang telah disebutkan di atas.
Perlu diketahui bahwa mengalami satu atau lebih gejala limfoma Hodgkin tidak selalu berarti Anda menderita penyakit ini. Meski begitu, pemeriksaan ke dokter tetap perlu dilakukan sebagai deteksi dini.
Diagnosis Limfoma Hodgkin
Dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, diikuti dengan pemeriksaan fisik menyeluruh. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, berupa:
-
Tes darah
Tes darah yang dilakukan berupa hitung darah lengkap, tes laju endap darah, pemeriksaan laktat dehidrogenase (LDH), dan tes HIV.
-
Pemindaian
Pemindaian dilakukan untuk membantu dokter mendeteksi pembesaran kelenjar getah bening dan menentukan stadium kanker. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa foto Rontgen, CT scan, MRI, atau PET scan.
-
Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kelenjar getah bening yang membesar menggunakan jarum, untuk diteliti di laboratorium. Bila sampel sulit diambil dengan jarum, dokter akan mengangkat kelenjar getah bening yang membesar untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Selain dari kelenjar getah bening, biopsi juga dapat dilakukan dengan mengambil dan memeriksa sampel cairan dari sumsum tulang.
Dari pemeriksaan di atas, dokter akan menentukan stadium limfoma Hodgkin. Berikut penjabarannya:
-
Stadium 1
Kanker hanya berada di satu kelenjar getah bening atau satu bagian tubuh, misalnya di leher atau area lain di atas atau bawah diafragma.
-
Stadium 2
Kanker berada di dua kelenjar getah bening atau telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, tetapi masih di bagian tubuh yang sama, di atas atau bawah diafragma.
-
Stadium 3
Kanker telah menyerang jaringan atau organ lain di sekitarnya, seperti limpa. Pada kondisi ini, kanker juga telah menyebar dari lokasi kemunculannya ke kumpulan kelenjar di atas atau bawah diafragma.
-
Stadium 4 (stadium akhir)
Kanker telah menyebar ke jaringan atau organ tubuh lain, seperti paru-paru, tulang, hati, limpa, kulit, atau sumsum tulang.
Pengobatan Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin memiliki peluang kesembuhan yang tinggi jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Pengobatan limfoma Hodgkin ditentukan berdasarkan stadium dan kondisi kesehatan pasien. Tujuannya adalah untuk membunuh sebanyak mungkin sel kanker di dalam tubuh pasien.
Beberapa langkah pengobatan yang dilakukan untuk mengobati limfoma Hodgkin adalah:
-
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi tersedia dalam bentuk pil atau cairan yang disuntikkan ke pembuluh darah.
-
Imunoterapi
Imunoterapi adalah pemberian obat untuk merangsang sistem kekebalan tubuh mengenali dan menghancurkan sel kanker. Beberapa obat yang digunakan adalah brentuximab vedotin dan rituximab.
-
Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi menggunakan energi dari radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker di area tubuh tertentu. Biasanya radioterapi digunakan untuk menangani limfoma Hodgkin stadium awal. Durasi terapi radiasi tergantung pada stadium kanker.
-
Transplantasi sumsum tulang atau sel punca (stem cell)
Operasi transplanstasi sumsum tulang bertujuan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan yang sehat. Prosedur ini dilakukan ketika sel kanker tidak hilang sepenuhnya setelah kemoterapi dan radiasi, atau ketika limfoma Hodgkin muncul kembali.
Penting untuk diingat bahwa pengobatan kanker perlu disertai dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tujuannya adalah untuk memantau kondisi pasien dan mendeteksi bila kanker kambuh. Pemeriksaan juga berguna untuk mengatasi efek samping obat-obatan.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan tiap beberapa minggu atau beberapa bulan sekali. Seiring waktu, dokter dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan.
Komplikasi Limfoma Hodgkin
Penderita limfoma Hodgkin berisiko mengalami komplikasi akibat penyakit maupun efek samping dari pengobatan, seperti:
-
Daya tahan tubuh melemah
Melemahnya daya tahan tubuh bisa menyebabkan penderitanya rentan terserang penyakit. Pada sebagian kasus, penderita perlu mengonsumsi antibiotik dengan dosis yang diatur oleh dokter untuk mencegah infeksi.
-
Gangguan kesuburan
Pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan gangguan kesuburan yang bersifat sementara atau permanen. Pasien akan ditawarkan untuk menyimpan sel telur atau sperma sebelum pengobatan dimulai, agar dapat digunakan ketika merencanakan kehamilan.
-
Gangguan kesehatan
Limfoma Hodgkin juga dapat menyebabkan komplikasi kesehatan, seperti penyakit jantung, paru-paru, dan hipotiroidisme.
-
Tumbuh kanker jenis lain
Komplikasi ini biasanya terjadi lebih dari 10 tahun setelah pasien menjalani kemoterapi atau radioterapi. Jenis kanker yang dapat tumbuh antara lain kanker darah (leukemia), kanker paru-paru, atau kanker payudara.
Pencegahan Limfoma Hodgkin
Meski penyebab limfoma Hodgkin belum diketahui secara pasti, risiko terjadinya penyakit ini bisa diturunkan dengan menghindari faktor risikonya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
- Menghindari penyalahgunaan NAPZA
- Menjaga berat badan yang ideal atau menurunkan berat badan berlebih
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang setiap harinya
- Berolahraga secara rutin