Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk melawan benda asing di dalam tubuh, seperti virus, bakteri, dan sel kanker. Ada tiga jenis limfosit yang masing-masing memiliki peran berbeda. Saat jumlah limfosit terlalu rendah atau terlalu tinggi, ini bisa jadi menandakan adanya penyakit tertentu.
Seperti jenis sel darah putih lainnya, limfosit termasuk bagian dari sistem imun yang fungsi utamanya adalah melindungi tubuh dari penyakit. Limfosit dibentuk di sumsum tulang dan tersebar di aliran darah serta organ dari sistem limfatik, seperti amandel, limpa, dan kelenjar timus.
Dari berbagai jenis sel darah putih yang ada, sekitar 20–40% dari jumlah keseluruhan jumlah sel darah putih terdiri dari limfosit. Kadar limfosit bisa berbeda-beda pada setiap orang tergantung pada usia, jenis kelamin, serta kondisi kesehatan.
Pengertian Limfosit dan Jenisnya
Dibandingkan dengan sel darah merah, limfosit berukuran lebih besar. Selain itu, limfosit memiliki inti sel yang berwarna biru keunguan. Limfosit terdiri dari tiga jenis sel yang punya peran masing-masing, yaitu:
- Natural killer cells, untuk menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi, bermutasi jadi sel kanker, dan zat yang berpotensi membahayakan tubuh
- Limfosit T, untuk menyerang sel-sel tubuh yang terinfeksi kuman atau virus
- Limfosit B, untuk membentuk antibodi yang akan mematikan mikroorganisme penyebab infeksi di dalam tubuh, misalnya bakteri, virus, dan parasit
Fungsi Limfosit dan Kadar Normalnya
Limfosit berfungsi untuk melawan infeksi bakteri atau virus, ataupun sel kanker. Ketiga jenis limfosit akan bekerja secara bersamaan. Saat benda asing masuk ke dalam tubuh, natural killer cell dan limfosit B akan menyerangnya secara langsung.
Sementara itu, limfosit T akan menyerang sel tubuh yang sudah terinfeksi. Pada proses ini, limfosit T dibantu oleh beberapa jenis limfosit T berikut:
- Killer T cells, untuk menyerang sel yang terinfeksi
- Helper T cells, untuk membantu dan mengatur semua jenis limfosit dan sel darah putih lainnya dalam melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh
- Regulatory T cells, untuk menghentikan produksi limfosit T dan mencegah sel limfosit menyerang sel-sel tubuh yang normal
Sejumlah limfosit B kemudian akan membentuk sel memori untuk mengingat penyebab infeksi yang sudah masuk ke dalam tubuh. Sebagian limfosit B lainnya akan membentuk antibodi terhadap penyebab infeksi. Jadi, tubuh akan merespons cepat saat penyebab infeksi yang sama muncul kembali.
Salah satu cara untuk membuat limfosit B membentuk antibodi dan kekebalan terhadap penyakit adalah dengan pemberian vaksin atau imunisasi.
Kadar Normal Limfosit di Dalam Tubuh
Kadar limfosit yang normal pada orang dewasa adalah 1.500–4.800 per mikroliter darah, sedangkan kadar limfosit normal pada anak-anak adalah 3.000–9.500 per mikroliter darah. Sementara dalam pemeriksaan hitung jenis darah, limfosit normalnya berkisar antara 20–40%.
Namun, beberapa kondisi dapat membuat kadar limfosit lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Tinggi atau rendahnya kadar limfosit sering terjadi akibat infeksi. Perubahan kadar limfosit juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnya, yaitu:
- Infeksi, misalnya HIV/AIDS, pneumonia, dan tuberkulosis
- Kurang gizi
- Anemia aplastik
- Kanker darah, seperti leukemia atau kanker kelenjar getah bening (limfoma)
- Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis
- Efek samping terapi radiasi (radioterapi) pada kanker
- Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi dan obat imunosupresan
Perubahan kadar limfosit memang tidak menimbulkan gejala khas. Namun, gejala bisa muncul akibat penyebab dari tinggi atau rendahnya kadar limfosit. Bila disebabkan oleh infeksi, gejala yang muncul bisa berupa demam. Contoh lainnya, bila disebabkan oleh anemia aplastik, gejalanya bisa berupa mudah terluka dan berdarah.
Kini Anda sudah mengetahui pengertian, jenis, fungsi, serta kadar normal limfosit di dalam tubuh. Bila Anda ingin memastikan penyebab dari perubahan kadar limfosit, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.