Beberapa jenis infeksi vagina sering terjadi selama menstruasi. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan kebersihan organ intim. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga area kewanitaan tetap higienis guna mencegah infeksi vagina yang lebih mudah terjadi selama menstruasi.
Tingkat keasaman (pH) normal vagina adalah 3,8–4,5. Kadar ini biasanya akan naik selama menstruasi. Inilah yang menyebabkan jamur dan bakteri di vagina tumbuh lebih cepat saat menstruasi, sehingga Anda pun rentan mengalami infeksi vagina. Infeksi ini juga diduga dapat terjadi akibat berhubungan seks saat menstruasi.
Jenis Infeksi Vagina yang Lebih Mudah Terjadi Selama Menstruasi
Ada beberapa jenis infeksi vagina yang rentan terjadi selama menstruasi, yaitu:
1. Klamidia
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menular melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi penyakit tersebut. Pada wanita, klamidia dapat menyebabkan infeksi di anus, leher rahim, atau tenggorokan.
Meski klamidia sering tidak menimbukan gejala, Anda patut curiga jika mengalami nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, nyeri di area dubur, atau perdarahan di luar siklus haid.
2. Infeksi jamur atau candidiasis
Infeksi jamur atau candidiasis merupakan salah satu jenis infeksi vagina yang rentan terjadi selama menstruasi. Pasalnya, selain kenaikan kadar pH di vagina, perubahan hormon yang terjadi selama menstruasi juga bisa menyebabkan pertumbuhan jamur Candida meningkat.
Candidiasis saat menstruasi bisa ditandai dengan beragam gejala, di antaranya iritasi, gatal, dan bengkak pada vagina, serta sensasi terbakar saat buang air kecil.
3. Gonore
Risiko terkena gonore atau kencing nanah akan meningkat saat menstruasi, apalagi jika Anda melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berisiko tinggi, yaitu kerap berganti-ganti pasangan seksual dan tanpa menggunakan kondom.
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dibandingkan pria, wanita jarang mengalami gejala gonore terutama pada awal terinfeksi.
Meski begitu, ada beberapa gejala umum gonore yang dapat dialami wanita, seperti gatal dan sensasi terbakar pada vagina, perdarahan di luar siklus haid, nyeri saat buang air kecil, serta sakit perut dan panggul.
4. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina yang disebabkan bakteri dan dapat muncul selama menstruasi. Kondisi ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk pada vagina.
Setidaknya 50% wanita tidak menyadari terkena infeksi vagina ini karena tidak merasakan gejala sama sekali. Namun, Anda patut curiga jika mengalami keputihan berwarna keabuan dengan bau yang amis dan tekstur yang encer, terutama setelah menstruasi atau berhubungan intim dengan pasangan.
5. Herpes genital
Selain bakteri, virus juga bisa menjadi penyebab infeksi vagina, salah satunya adalah virus herpes simplex atau HSV yang menyebabkan herpes genital. Penyakit kelamin ini ditularkan melalui hubungan seksual, terutama akibat perilaku seks bebas.
Gejala dari dari herpes genital beragam, di antaranya luka lepuh berisi cairan di sekitar vagina, sensasi terbakar saat buang air kecil, serta vagina terasa gatal, bengkak, dan nyeri.
6. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang sering menyerang wanita dan disebabkan oleh organisme kecil bernama Trichoomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat menular melalui hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang telah terinfeksi penyakit ini lebih dulu.
Sekitar 70% yang terkena trikomoniasis tidak merasakan gejala apa pun. Namun, ada pula yang merasakan gejala berupa vagina bengkak, merah, gatal, dan nyeri vagina saat berhubungan seksual.
7. Vaginitis alergi
Selama menstruasi, radang vagina atau vaginitis akibat alergi juga bisa terjadi. Kondisi ini biasanya muncul karena alergi terhadap kandungan tertentu yang terdapat pada pembalut atau cairan pembersih yang digunakan.
Reaksi alergi yang muncul bisa beragam, seperti vagina gatal, kering, kemerahan di area kulit vagina, bahkan selangkangan. Menurut penelitian, kondisi ini bisa membuat wanita lebih rentan mengalami infeksi pada vagina.
Cara Mencegah Infeksi Vagina Selama Menstruasi
Pada dasarnya, risiko terkena beragam jenis infeksi vagina di atas dapat dikurangi dengan berbagai cara sederhana, yaitu
Ganti pembalut secara teratur
Saat menstruasi, pastikan Anda mengganti pembalut secara teratur dan selalu menjaga kebersihan vagina. Selain itu, berikan waktu ekstra ketika mandi untuk membersihkan daerah kewanitaan dari darah menstruasi.
Hindari penggunaan celana ketat
Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat, karena bisa menyebabkan sirkulasi udara terganggu sehingga organ intim menjadi lembap, Jadi, kenakan pakaian yang agak longgar dan mudah menyerap keringat, ya.
Bersihkan vagina dengan benar
Setiap selesai mengganti pembalut, bersihkan vagina dengan benar. Caranya adalah dengan membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang. Selanjutnya, keringkan dengan cara yang sama menggunakan handuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah berpindahnya bakter dari anus ke vagina.
Hindari hubungan seksual selama menstruasi
Bila ingin berhubungan seks, Anda dan pasangan bisa mencari waktu lain yang lebih aman di luar masa menstruasi. Jika ingin tetap berhubungan seks, jangan lupa untuk membersihkan vagina terlebih dahulu sebelum dan sesudah berhubungan serta usahakan untuk menggunakan kondom.
Batasi penggunaan cairan pembersih vagina
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya dihindari atau dibatasi. Alasannya, karena cairan pembersih vagina bisa menghilangkan bakteri baik pada vagina yang berperan melawan infeksi. Selain itu, Anda juga perlu menghindari tindakan menyemprot atau memasukan cairan apa pun ke dalam vagina.
Risiko terkena berbagai jenis infeksi vagina saat menstruasi bisa ditekan dengan menjaga kebersihan organ intim dengan baik. Namun, jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai infeksi vagina, segera periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.